SUKABUMIUPDATE.com - Warga Kanal 25, Simpang Kanan, Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, dibuat resah oleh keberadaan seekor harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di tengah permukiman warga. Harimau mulai menyerang ternak, bahkan mengejar warga yang melintas.
"Harimau Sumatera sudah terpantau sejak tiga hari lalu," ucap Kepala Kepolisian Resor Indragiri Hilir Ajun Komisaris Besar Dolifar Manurung, Selasa (23/5).
Dolifar mengatakan, sekitar pukul 10.30, Selasa, harimau itu tampak berkeliaran di halaman rumah warga bernama Bachtiar dan memberikan ancaman kepada sejumlah orang. "Harimau sempat mengejar anak Pak Bachtiar," ujarnya.
Sebelumnya, tutur Dolifar, hewan buas itu sempat berusaha memangsa warga bernama Arbain, 45 tahun, yang sedang mencari kayu bersama istrinya, Liana, 38 tahun, di Parit 6, Kanal 27, Simpang Kanan, Desa Tanjung Simpang. Beruntung, pasangan suami-istri itu lolos dari cengkeraman harimau.
"Keduanya dapat menyelamatkan diri. Harimau tersebut hanya bisa mencakar kaki kiri Arbain hingga kaki kiri korban mengalami luka robek," tuturnya.
Menurut Dolifar, warga sekitar enggan mengambil tindakan untuk menangkap atau membunuh harimau tersebut lantaran hewan itu termasuk yang dilindungi. Dolifar mengaku akan segera berkoordinasi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) untuk menangkap harimau. "Kami imbau warga untuk berhati-hati saat beraktivitas di luar rumah," ucapnya.
Dian Indriyanti dari Bagian Hubungan Masyarakat Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam Riau mengatakan Tim Bidang Wilayah I BBKSDA telah turun melakukan pengecekan ke lokasi di area konsesi kelapa sawit PT TH Indo Plantation di Desa Pelanggiran. Keberadaan harimau tersebut diakui telah meresahkan warga.
Dian memastikan tidak ada korban jiwa. Ia membantah kabar bahwa ternak warga telah dimangsa harimau. "Harimau tersebut hanya lewat dan masuk kembali ke habitatnya dengan satu induk dan dua anaknya," ujarnya.
Tim BBKSDA bersama kepolisian masih berada dilokasi untuk mengambil langkah tepat agar harimau itu tidak lagi turun ke permukiman warga.
Â
Sumber: Tempo