SUKABUMIUPDATE.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) ketiga terkait dengan pengembangan kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhan Ratu. Penandatanganan dilakukan bersama delapan partner di Gedung Sate, Bandung, Senin, 27 Februari 2017.
Kedelapan partner tersebut, yaitu Bank BJB, Telkom Regional III Jawa Barat, PT PLN Distribusi Jawa Barat, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Pariwisata Indonesia (Asita) Jawa Barat, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Jawa Barat, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat, PHRI Kabupaten Sukabumi, dan HPI Kabupaten Sukabumi.
MoU ini merupakan pelengkap dan syarat yang diajukan UNESCO agar Geopark Ciletuh-Palabuhan Ratu bisa menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark (UGG). Dua nota kesepahaman sebelumnya sudah diteken, yaitu MoU bersama para akademisi dan geopark yang sudah menjadi UGG. Di antaranya Batur UGG di Bali dan Gunung Sewu UGG di Yogyakarta.
“Sekarang, insya Allah, dengan persyaratan UNESCO itu, yakni geopark partner, kerja sama kita dengan berbagai partner sudah lengkap. Sudah lengkap dari berbagai bidang dan jenis. Bahkan itu bisa berkembang lebih lanjut,†kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan seusai penandatanganan MoU.
Rencananya, tim penilai dari UNESCO akan datang April atau Mei mendatang untuk meninjau dan menguji langsung Ciletuh. Segala persiapan yang telah dilakukan menjadi harapan besar guna menjadikan Geopark Ciletuh-Palabuhan Ratu sebagai nominator yang akan diumumkan pada Desember 2017. Sehingga, apabila lolos, Geoaprk Ciletuh-Palabuhan Ratu akan menjadi satu-satunya wakil Indonesia untuk UGG pada 2018 mendatang.
Kawasan Geopark Nasional Ciletuh-Palabuhan Ratu akan dikembangkan sebagai destinasi wisata berstandar internasional dan berbasis konservasi lingkungan. Luas kawasan ini mencapai 168 ribu hektare dengan 74 desa dan 8 kecamatan di dalamnya, yang terdiri atas hutan, kebun, kota, dan pantai.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus berbenah dalam hal infrastruktur pendukung. Aher mencontohkan pihaknya akan membangun jalan sepanjang sekitar 40 kilometer dari Palabuhan Ratu menuju Ujung Genteng.
“Itu akan menjadi jalan baru dan sejarah baru karena selama ini, dari Palabuhan Ratu sampai ke Ujung Genteng kan belum ada jalan. Jalannya di tengah. Kalau kemudian masuk ke kawasan itu, jalan setapak, lalu masuk ke bibir pantainya,†ujar Aher.
Kawasan geopark akan fokus pada tiga hal, yakni, geodiversity, kenakearagaman geologi; biodiversity, keanekaragaman flora dan fauna; serta culturediversity, keanekaragaman seni dan budaya masyarakat.
Sumber: Tempo