SUKABUMIUPDATE.com - Ketua DPP Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Heri Gunawan angkat bicara pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Partai Gerindra ke-9 yang jatuh pada Senin (6/2). Menurut Anggota Komisi XI DPR ini, HUT berdirinya partai bukan sekadar perayaan.
HUT adalah momentum untuk terus menyegarkan cita-cita partai oleh kader-kader yang membentuk jati dirinya sebagai insan yang memegang teguh nilai kerakyatan, kebangsaan, religiusitas, dan keadilan. Pada HUT Ke-9 ini, Partai Gerindra terus meneguhkan dan menghimpun kembali seluruh energi dan semangat untuk memberikan manfaat dan daya guna yang sebesar-besarnya kepada rakyat.
“Dan yang tidak kalah penting dari itu, kemanfaatan itu ditujukan untuk menjadi inspirasi bagi masa depan. Seluruhnya dibangun di atas pondasi gotong-royong dan silaturrahim yang diringkas dalam sebuah tema: BERGERAKLAH! SELAMATKAN MASA DEPAN INDONESIA,†jelas HG, sapaan akrab suami Ny Kartini Gunawan ini kepada sukabumiupdate.com, Selasa (7/2).
Kenapa bergerak untuk menyelamatkan masa depan Indonesia menjadi sangat penting? Dijelaskannya, dalam hari-hari terakhir ini, berulang kali mendapatkan sinyalemen secara langsung maupun tidak langsung, bahwa sesungguhnya bangsa ini sedang krisis, sedang berada di titik nadir yang sangat menentukan perjalanan bangsa ini ke depan.
“Dan perjalanan bangsa ke depan itu sangat bergantung pada seberapa besar kita bertahan dari beragam provokasi dan kegaduhan-kegaduhan yang bisa saling meluluhlantahkan hanya karena ulah satu atau segelintir orang. Bukankah kita semua tahu bahwa tidak ada yang membuat kita hancur lebur, kecuali pecah belah?†bebernya.
Di saat yang sama, lanjunya, bangsa ini dihadapkan pada soal-soal yang serius antara lain ancaman jebolnya pendapatan APBN karena tax ratio yang hanya 12%, utang yang bertumpuk hingga lebih dari Rp 4.000 triliun, masalah ketimpangan yang terindikasi pada indeks gini relatif stagnan pada angka 0,4 penurunan daya beli masyarakat relatif terhadap harga-harga barang, kebijakan fiskal anggaran yang cekak, gemuknya Surat Berharga Negara (SBN) untuk membiayai defisit semakin memberi ancaman baru, serta pembayaran bunga utang telah mencapai Rp221,2 triliun pada tahun 2017 akibat menumpuknya utang yang harus ditanggung bangsa ini.
BACA JUGA:
Hergun: Tol Bocimi Terkendala Pemilik Lahan
Reses, RAI HG Salurkan Makanan Tambahan Ibu Hamil di Sukabumi
Legislator Senayan Asal Sukabumi Kritisi Kebijakan Bebas Visa
“Sungguh miris, pembayaran bunga utang kita naik 15,8 persen dari target APBNP 2016 sebesar Rp191,2 triliun. Jumlah itu setara dengan 40 persen alokasi belanja non Kementerian/Lembaga,†ingatnya.
Sebab itu, persoalan tersebut harus dijawab dengan kesungguhan menghalau politik divide et impera. Politik yang pada sejarah lalu telah membawa kita pada ketidakberdayaan atas kolonialisme.
Di samping itu, soal-soal tersebut butuh konsistensi, kepemimpinan yang tegas dan komitmen tinggi untuk sebesar-besarnya mewujudkan Indonesia Raya.
“Berulang kali Pak Prabowo Subianto mengingatkan kita semua untuk selalu belajar kepada sejarah. Belajar kepada keteladanan tokoh-tokoh hebat yang rela mengorbankan kepentingan dirinya sendiri demi kepentingan negara, demi keutuhan negara, demi persatuan dan kesatuan dari Sabang sampai Merauke. Demi NKRI yang kita sama-sama cintai,†tuturnya.
Dan karena itu, Partai Gerindra dalam umurnya yang ke-9 ini merasa harus terus membentuk dan menempa orang-orang yang akan menjadi pejuang-pejuang politik. Orang-orang yang bisa berkomunikasi dengan baik, punya mental petarung, mampu bekerja sama, dan yang terpenting memiliki visi KEGERINDRAAN, yaitu kerakyataan, kebangsaan, dan keadilan.
“Inilah mengapa Pak Prabowo mengganti kata “politisi†dengan istilah “pejuang politikâ€. Bagi seorang pejuang politik, politik adalah bukan wadah untuk politicking, tetapi wadah untuk strugling for good. Bagi kita di Gerindra, politik adalah jalan untuk berjuang dan mengabdi untuk kebaikan, untuk perbaikan,†ujarnya.
“Mari sekali lagi, pada HUT ke-9 ini, kita jadikan sebagai momentum untuk bersatu menyelamatkan masa depan bangsa.Â