SUKABUMIUPDATE.com - Geopark Nasional Ciletuh-Pelabuhan Ratu merupakan satu-satunya geopark di Indonesia yang diusulkan untuk masuk UNESCO Global Geopark (UGG) atau jaringan geopark dunia setelah Geopark Rinjani gagal di tahap seleksi.
"Indonesia tahun ini punya kesempatan dua geopark, yaitu Ciletuh dan Rinjani, tapi kelihatannya Rinjani belum siap sehingga tinggal satu," kata Gubernur Jawa Barat seusai rapat pimpinan (rapim) di Gedung Sate, Senin, 6 Februari 2017.
Menurut dia, Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama Pemerintah Kabupaten Sukabumi terus menggenjot persiapan karena pada April nanti, tim asesor atau penilai dari UNESCO akan datang ke Geopark Nasional Ciletuh-Pelabuhan Ratu untuk melakukan penilaian. Adapun keputusan lolos atau tidaknya akan diumumkan pada Desember 2017. "Karena ini mewakili Indonesia satu-satunya, kita sangat serius untuk menyiapkan mengingat tim asesor UNESCO akan datang antara April atau Mei," kata dia.
Sejumlah persiapan, seperti pemasangan rambu-rambu menuju geopark, jalan akses, pembangunan tourism information center, gerbang masuk geopark, dan fasilitas pendukung lainnya tengah dalam proses penyelesaian dan sebagian telah selesai. "Mereka (UNESCO) sudah memberikan petunjuk kepada kita. Kalau mau lolos, ya seperti ini yang harus dipersiapkan, dan kita sudah tangkap semuanya. Semua persyaratan yang diminta UNESCO sudah dan sedang kita siapkan," kata Aher.
Khusus untuk pembangunan jalan akses, pada tahap pertama ini sedang dibangun jalan sepanjang 33 kilometer yang membentang dari Pantai Loji sampai Pantai Palangpang. "Kita akan teruskan jalan tersebut sampai ke Ujung Genteng, jadi ditambah lagi delapan kilometer, maka totalnya 41 kilometer," ucap Aher.
Anggaran keseluruhan untuk mempersiapkan Geopark Nasional Ciletuh-Pelabuhan Ratu agar diakui dunia senilai Rp 217 miliar. "Rincian anggarannya, Rp 200 miliar untuk jalan dan Rp 17 miliar untuk sarana pendukung lainnya," kata Aher.
Â
Sumber: TEMPO