SUKABUMIUPDATE.com - Mantan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Sasa Djuarsa Sendjaja meninggal dunia malam tadi di usia ke-67 tahun akibat sakit stroke yang diderita.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, almarhum merupakan sosok yang rendah hati. "Beliau gak pernah nolak kalau diminta bantuan," ujarnya saat ditemui selepas mensalatkan jenazah Sasa di Masjid Husnul Khatimah, Tanjung Mas Raya, Jakarta Selatan, Ahad, (5/2).
Rudiantara bercerita dirinya mulai kenal dengan Sasa semenjak diangkat menjadi menteri oleh Presiden Joko Widodo 2014 lalu. Menurut dia, semenjak saat itu tidak ada kebijakan strategis Kominfo yang berkaitan dengan sumber daya manusia tanpa meminta pertimbangannya. "Seperti sekarang, yang sedang proses seleksi dewan pengawas untuk TVRI," katanya.
Ia menuturkan biasanya pemerintah mengajukan 15 orang ke DPR untuk kemudian dipilih lima orang di antaranya. Tapi, almarhum Sasa, kata Rudiantara, menyarankan agar tidak terpaku pada kuantitas, melainkan kualitas. "Jadi mungkin nanti yang akan diusulkan kurang dari 15 orang," tuturnya.
Namun, Rudiantara memastikan hal itu tetap memberi ruang DPR untuk memilih yang terbaik. "Jadi gak harus 15," ucapnya.
Selain itu, menurut Rudiantara sosok Sasa merupakan orang yang memiliki idealisme kuat di bidang penyiaran. Sasa dianggap sebagai orang yang perhatian pada konten pendidikan dan anak di penyiaran Indonesia. "Ketua KPI sekarang si Andre (Yuliandre Darwis) anak didiknya beliau. Jadi komponen komisioner KPI sekarang betul-betul mereptesentasikan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap konten televisi itu sendiri," ujarnya.Â
Sasa merupakan salah satu penyusun Undang-Undang No 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. Menurut Rudiantara, sebelum itu penyiaran di Indonesia sangat sentralistik dan terpusat di Jakarta saja. "Sejak saat itulah ada konsep TV jaringan yang memberi peran bagi daerah," ujarnya
Â
Sumber: TEMPO