Puncak Arus Mudik, Kementerian ESDM dan PLN Pastikan Infrastruktur Kelistrikan dalam Kondisi Prima

Sukabumiupdate.com
Senin 31 Mar 2025, 01:31 WIB
Wamen ESDM, Yuliot Tanjung (kedua dari kanan) saat sesi doorstop dengan media di PLN UP3 Cirebon, Jumat (28/3). (Sumber Foto: Dok. PLN)

Wamen ESDM, Yuliot Tanjung (kedua dari kanan) saat sesi doorstop dengan media di PLN UP3 Cirebon, Jumat (28/3). (Sumber Foto: Dok. PLN)

SUKABUMIUPDATE.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama PT PLN (Persero) memastikan infrastruktur kelistrikan menyeluruh beroperasi dengan prima pada puncak arus mudik Idulfitri 1446 Hijriah. Termasuk fasilitas yang mendukung mobilitas masyarakat yang menggunakan kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) saat melakukan mudik secara aman dan nyaman.

Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung saat melakukan peninjauan ke Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di jalur mudik yang ada di PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Cirebon, Jawa Barat, Jumat (28/3) menyampaikan bahwa pemerintah melalui PLN telah melakukan pegecekan dan pemeliharaan infrastruktur kelistrikan sejak jauh-jauh hari. Persiapan tersebut diharapkan mampu mencegah gangguan kelistrikan selama periode Idulfitri tahun ini.

"Yang kami lakukan di Kementerian ESDM, meminta kepada PLN untuk melakukan maintenance (kelistrikan) lebih awal, supaya tidak terjadi gangguan selama perayaan Idulfitri. Kemudian untuk antisipasi, kita menyiapkan personil dan juga peralatan," ujar Yuliot.

Wamen ESDM, Yuliot Tanjung (kedua dari kiri) menerima pemaparan dari General Manager PLN UID Jabar, Agung Murdifi (kiri) terkait kondisi kelistrikan saat periode Ramadan dan Idulfitri 1446 H di PLN UP3 Cirebon pada Jumat (28/3).Wamen ESDM, Yuliot Tanjung (kedua dari kiri) menerima pemaparan dari General Manager PLN UID Jabar, Agung Murdifi (kiri) terkait kondisi kelistrikan saat periode Ramadan dan Idulfitri 1446 H di PLN UP3 Cirebon pada Jumat (28/3).

Terpisah, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menegaskan bahwa PLN terus menjalankan arahan Pemerintah untuk memberikan layanan secara maksimal selama periode Lebaran. Dalam hal ini, pihaknya memastikan seluruh infrastruktur dari hulu hingga hilir dalam kondisi prima untuk memberikan layanan kepada masyarakat.

"Kami berjuang all-out dalam menjaga keandalan pasokan listrik selama periode siaga Ramadan dan Idulfitri 1446 H. Kami telah melakukan pengecekan menyeluruh, mulai dari pasokan energi primer, pembangkit, transmisi, distribusi, hingga personel," ucap Darmawan.

Ia melanjutkan, PLN telah menetapkan periode siaga Ramadan dan Idulfitri dari tanggal 17 Maret sampai dengan 11 April 2025 dan memproyeksikan beban puncak selama periode siaga ini sebesar 45 Gigawatt (GW). Dengan daya mampu kelistrikan sebesar 67 GW, maka masih ada reserve margin sebesar 22 GW atau sekitar 40%.

"Kami memastikan kondisi sistem kelistrikan aman dan andal. Kami terapkan monitoring real-time untuk menjamin pasokan listrik mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat bahkan di beban puncak," ujar Darmawan.

Wamen ESDM, Yuliot Tanjung (kiri) didampingi General Manager PLN UID Jawa Barat, Agung Murdifi (kanan) meninjau SPKLU Mobile yang disiagakan untuk membantu pemudik yang kehabisan daya kendaraan listrik saat di perjalanan.Wamen ESDM, Yuliot Tanjung (kiri) didampingi General Manager PLN UID Jawa Barat, Agung Murdifi (kanan) meninjau SPKLU Mobile yang disiagakan untuk membantu pemudik yang kehabisan daya kendaraan listrik saat di perjalanan.

Sementara Direktur Distribusi PLN, Adi Priyanto menambahkan bahwa PLN telah menyiapkan infrastruktur kendaraan listrik secara maksimal untuk menyambut periode mudik dan liburan Idulfitri tahun ini. Termasuk dengan menambah jumlah unit SPKLU untuk titik-titik yang memiliki okupansi tinggi.

"Kami memproyeksikan jumlah pemudik yang menggunakan kendaraan listrik pada Idulfitri kali ini akan meningkat 5 kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Guna mengantisipasi antrean panjang charging, kami telah menambah SPKLU hingga 7,5 kali lipat dibanding tahun lalu di titik-titik dengan okupansi tinggi pada jalur mudik Trans Sumatra-Jawa," jelas Adi.

Sampai saat ini, tercatat PLN bersama para mitra telah menyediakan 3.558 unit SPKLU yang tersebar di 2.412 titik strategis di seluruh tanah air. Sedangkan untuk jalur mudik dengan okupansi tinggi, total ada sebanyak 1.000 unit SPKLU di 615 lokasi di jalur mudik Trans Sumatra-Jawa, di mana jarak rata-rata antar SPKLU adalah 22 km.

Khusus di wilayah Jawa Barat, PLN menambah jumlah SPKLU sebanyak 6 kali lipat dari Idulfitri tahun sebelumnya. Dengan begitu saat ini telah tersedia sebanyak 617 unit SPKLU yang tersebar di 406 lokasi di Jawa Barat. Pada tiap-tiap lokasi ini, PLN juga menyediakan petugas yang siaga 24 jam membantu para pemudik dengan total 2.436 personel.

"Petugas PLN yang bersiaga siap melayani kebutuhan pengisian kendaraan listrik selama 24 jam. Kami juga menyediakan layanan digital di aplikasi PLN Mobile untuk mempermudah pemudik pengguna kendaraan listrik bisa lancar sampai tujuan kampung halaman," imbuhnya.

Wamen ESDM, Yuliot Tanjung (kedua dari kanan) didampingi Kepala BPH Migas, Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, dan General Manager PLN UID Jabar melakukan simulasi pengisian daya mobil listrik di SPKLU PLN UP3 Cirebon.Wamen ESDM, Yuliot Tanjung (kedua dari kanan) didampingi Kepala BPH Migas, Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, dan General Manager PLN UID Jabar melakukan simulasi pengisian daya mobil listrik di SPKLU PLN UP3 Cirebon.

Ketersediaan infrastruktur charging kendaraan listrik dirasakan langsung oleh salah satu pemudik, Rara, yang menggunakan mobil listrik dari Jakarta ke tujuannya Cirebon. Ia merasa sangat terfasilitasi oleh banyaknya SPKLU di sepanjang jalur mudik.

"Saya mudik dari Jakarta ke Cirebon, untuk pengisian dayanya aman-aman saja sih, cari (SPKLU) yang terdekat selalu ada,” ujar Rara.

Rara juga menambahkan secara biaya, menggunakan kendaraan listrik jauh lebih murah dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar minyak.

“Saya kalau Jakarta - Cirebon pakai mobil biasa BBM habis sekitar Rp400-450 ribu. Lah ini (mobil listrik) cuma paling Rp50 ribuan sekali nge-charge,” tuturnya. (adv)

Sumber: Siaran Pers

Berita Terkait
Berita Terkini