SUKABUMIUPDATE.COM - Ratusan warga menggelar doa bersama 40 hari mengenang tragedi bencana alam banjir bandang luapan Sungai Cimanuk di Lapang Paris, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Minggu (30/10).
Seorang warga Kampung Lapang Paris, Dani mengatakan, kegiatan doa bersama itu merupakan inisiatif warga yang sebelumnya tinggal di Lapang Paris dan Asrama Tarumanagara.
"Tepat di hari ke 40 pascabencana yang sangat mengerikan itu, kita menggelar kegiatan doa bersama untuk saudara-saudara kita yang telah mendahului kita pada peristiwa banjir," kata Dani.
Ia menuturkan Asrama Tarumanagara dan Kampung Lapang Paris merupakan salah satu daerah yang terdampak banjir bandang luapan Sungai Cimanuk, 20 September 2016.
Bencana banjir itu, kata dia, telah menyebabkan banyak warga yang ditemukan meninggal dunia, bahkan masih ada yang belum ditemukan.
"Kita tak bisa melupakan bencana yang telah memporak-porandakan pemukiman, serta mengakibatkan kita hehilangan begitu banyak sanak saudara serta harta benda," katanya.
Ia menyampaikan jamaah yang ikut doa bersama sebagian besar warga yang asalnya tinggal di daerah terdampak banjir.
Ia berharap doa bersama itu dapat membangkitkan semangat hidup, terutama mendoakan korban yang meninggal dunia akibat banjir tersebut.
"Para korban meninggal didoakan agar mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah SWT, diampuni dosa-dosanya, serta diterima segala amal perbuatannya," katanya.
Warga lainnya yang kehilangan isteri dan anaknya, Ganda mengatakan belum dapat melupakan kesedihan dari bencana yang telah menghilangkan materi dan merenggut jiwa anggota keluarganya.
"Tentu masih belum bisa melupakan kesedihan, bencana tersebut datang begitu cepat dan dengan seketika merenggut orang-orang yang kami cintai," katanya.
Ia menceritakan kisah sedihnya ketika banjir yang datang cepat, sehingga tidak dapat menyelamatkan anak dan isterinya.
Peristiwa itu, lanjut dia, masih terus teringat, terutama saat isterinya memberitahukan ada air masuk ke dalam rumah.
"Saat itu ketinggian air masih sepaha orang dewasa dan isteri saya meminta saya agar membawa anak bungsu ke tempat yang lebih aman," katanya.
Namun setelah menyelamatkan anak bungsunya, Ganda mengatakan kondisi air di rumahnya sudah setinggi orang dewasa, isteri dan anak sulungnya sudah terseret arus air.
"Hingga saat ini isteri dan anak sulung saya itu masih belum juga ditemukan, kalau memang sudah meninggal, mudah-mudahan arwahnya tenang di alam sana," katanya.