SUKABUMIUPDATE.com - Pengakuan Himpuan Kawasan Industri (HKI) soal aksi premanisme ormas menjadi salah satu kendala perkembangan Investasi di Indonesia viral. Menjadi sorotan publik karena apa yang disampaikan oleh HKI ini ternyata memang banyak terjadi di belahan bumi Indonesia, ormas ganggu investor.
Melansir ANTARA dari Tempo.co, Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI) Sanny Iskandar, menegaskan terjadi kerugian hingga ratusan triliun akibat investasi yang batal dan keluar dari kawasan industri. Investasi itu kabur lantaran banyak ormas yang memaksa diikutsertakan dalam proses pembangunan ataupun aktivitas pabrik.
Baca Juga: Biaya Kuliah Berpotensi Naik Imbas Efisiensi di Kemendiktisaintek
"Modusnya beragam, salah satunya unjuk rasa dan segala macam untuk menutup kawasan. Sehingga pabrik-pabrik itu nggak bisa keluar, barang-barang nggak bisa masuk, bahan baku nggak bisa masuk, barang jadi nggak bisa keluar," kata Sanny.
Sanny menyebut kejadian premanisme ormas ini seringnya terjadi di wilayah yang memiliki kawasan industri. Tak hanya demonstrasi, Sanny berujar, ormas itu bahkan melakukan penyegelan jika keinginannya tidak terpenuhi.
Baca Juga: Diskominfosan Sukabumi: Perbup 67 Tahun 2022 Jadi Acuan Kerjasama Publikasi Media Massa
Tak menyebut nama ormasnya, namun Sanny menegaskan informasi ini banyak beredar di media massa dan media sosial. “Yang nyegel bukan aparat penegak hukum, ini ormas. Jadi sudah sampai segitunya," tuturnya.
Respon Negara
Masih dari tempo.co, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merespon kabar ini Deputi Bidang Pengembangan Iklim dan Penanaman Modal BKPM Riyatno mengatakan pihaknya akan memeriksa informasi tersebut dan memanggil serta mengkomunikasikan ulang dengan para investor jika memang benar adanya gangguan.
Baca Juga: Anak Korban Minta Sejoli Pembunuh Ibunya di Sukabumi Di Hukum Mati Kalau Banding
"Kalau tadi misalnya terkait adanya Ormas, kami akan adakan rapat, kami akan undang stakeholder terkait, dan mencarikan solusi bersama," ujar Riyatno saat ditemui di Four Seasons Jakarta, Senin, 10 Februari 2025.
Tak hanya soal ormas, Riyatno menyebut segala permasalahan yang ada dalam ruang lingkup investasi menjadi tanggung jawabnya. Maka, kata dia, pihaknya siap memfasilitasi segala bentuk penyelesaian setiap hambatan yang dialami investor, termasuk jika harus berkoordinasi dengan Kementerian lainnya.
Baca Juga: Tak Terima Di Vonis Seumur Hidup, Sejoli Pembunuh Wanita Cianjur di Sukabumi Akan Banding
Riyatno juga memastikan pihaknya akan mencarikan solusi terkait permasalahan ormas ini. Ia menegaskan bahwa Kementerian Investasi dan Hilirisasi bertanggung jawab secara menyeluruh dalam mengawal investasi, mulai dari negosiasi awal hingga realisasi.
"Jadi ini memang tugas kami. Tugas di Kementerian Investasi itu kan end-to-end. Artinya dari awal sampai akhir. Jadi kalau di tengah-tengah investasi ada masalah, kami akan carikan solusi," tuturnya.
Sumber: Tempo.co