Jika Sebagian Anggaran Dana Desa Dialokasikan untuk Program Makan Bergizi Gratis, Ini Dampaknya

Minggu 12 Januari 2025, 17:35 WIB
Menu Makan Bergizi Gratis hari ke-5 di SDN Cipaku Sukabumi. Bihun jadi pengganti nasi.

Menu Makan Bergizi Gratis hari ke-5 di SDN Cipaku Sukabumi. Bihun jadi pengganti nasi.

SUKABUMIUPDATE.com - Pengamat Ekonomi dari UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, mengkritisi rencana pemerintah untuk menyalurkan 20 persen dari total anggaran desa sebesar 71 triliun rupiah ke dalam program makan bergizi gratis (MBG). Achmad menilai bahwa meskipun tujuan program ini mulia, namun kebijakan tersebut berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi perekonomian dan sosial di desa-desa.

"Meski terlihat mulia, dalam beberapa aspek, kebijakan ini justru dapat menimbulkan dampak negatif yang mengancam hilangnya ekonomi dan sosial desa," ujar Achmad dalam wawancara dengan Tempo pada Jumat, 10 Januari 2024.

Achmad menjelaskan beberapa potensi konsekuensi dari pengalihan anggaran tersebut. Salah satunya adalah gangguan pada program pembangunan infrastruktur desa. Dana desa yang sebelumnya dialokasikan untuk pembangunan fasilitas seperti jalan, irigasi, pasar, dan fasilitas lainnya, akan berkurang untuk mendanai program MBG. Padahal, pembangunan infrastruktur memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong produktivitas masyarakat desa serta meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Dampak berikutnya, kebijakan semacam itu akan mematikan kemandirian masyarakat karena membuat warga bergantung pada bantuan pemerintah. Buntutnya, mengurangi semangat dan inisiatifnya untuk bekerja.

“Sebagai contoh alih-alih mendorong petani lokal untuk meningkatkan produksi pangan mereka, program ini justru dapat menciptakan situasi di mana masyarakat lebih mengandalkan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka,” ucap Achmad.

Baca Juga: Diganti Bihun, Menu Makan Bergizi Gratis Hari Ke-5 di SDN Cipaku Sukabumi Tanpa Nasi

Menurutnya, hal itu juga bertentangan dengan tujuan utama dana desa yang ingin memberdayakan masyarakat. Achmad mengumpamakan program tersebut seperti membiasakan diri menerima upah tanpa bekerja. “Dengan kata lain, program ini bisa dianggap memberikan 'ikan' alih-alih 'kail' kepada masyarakat desa,” tuturnya.

Konsekuensi lainnya, yaitu berkurangnya dukungan terhadap ekonomi lokal. Dana Desa yang selama ini digunakan untuk mendukung pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), termasuk pelaku usaha di sektor pertanian, peternakan, dan perikanan jadi berkurang.

Padahal menurutnya, tanpa bantuan makan gratis, masyarakat bisa memenuhi gizinya sendiri jika mereka bisa meningkatkan produksi dan pendapatan. “Memberikan makanan bergizi gratis memang dapat memberikan manfaat secara langsung, namun tidak menjamin bahwa masyarakat desa akan memiliki akses berkelanjutan terhadap makanan bergizi setelah program ini selesai,” tuturnya.

Ekonom UPN Veteran itu menyarankan pemerintah menggunakan anggaran untuk bantuan modal kepada kelompok masyarakat atau Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Jika memang tujuan untuk ketahanan pangan. “Masyarakat bisa memproduksi makanan bergizi, seperti peternakan ayam, mengolah ikan, atau mengolah hasil pertanian,” ujar dia menjelaskan.

Sebelumnya, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto mengatakan bahwa paling tidak mencakup 20% dari dana desa akan dialokasikan untuk program Makan Bergizi Gratis (BMG) pada tahun 2025.

“Untuk ketahanan pangan makan siang bergizi itu dari dana desa. Tadi saya sampaikan 20% dari Rp 71 triliun dana desa tahun 2025 untuk ketahanan pangan,” ucap Yandri usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto dan sejumlah menteri lainnya di Istana Kepresidenan Bogor, sebagaimana dikutip Antara, Sabtu, 4 Januari 2025.

Sumber : Tempo

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi12 Januari 2025, 20:49 WIB

Sempitnya Kesempatan Kerja Bagi Kelompok Disabilitas Kota Sukabumi Ditengah Gempuran Janji Politik Cagub Jabar

Di tengah gempuran janji manis para calon gubernur Jawa Barat (Jabar) pada perhelatan Pilkada 2024 kemarin tersimpan secercah kisah sulitnya mendapatkan pekerjaan bagi kelompok disabilitas di Kota Sukabumi.
Santi (39 tahun) seorang disabilitas tuna netra saat diwawancarai sukabumiupdate.com di SLB B Budi Nurani Kota Sukabumi, beberapa waktu lalu | Foto : Asep Awaludin
Sukabumi12 Januari 2025, 20:45 WIB

Kebakaran Hanguskan Satu Unit Rumah di Purabaya Sukabumi

Sebuah insiden kebakaran melanda satu unit rumah di Kampung Ancol, Desa Citamiang, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi, pada Minggu sore (12/1/2025).
Kebakaran di Purabaya Sukabumi | Foto : Istimewa
Sukabumi12 Januari 2025, 20:35 WIB

Terungkap, Teka-teki Kepemilikan Mobil Berstiker Setwapres yang Terlibat Tabrakan Maut Sukabumi

Farid Wasda (62 tahun) merupakan seorang pengemudi sekaligus pemilik kendaraan Toyota Land Cruiser Prado B 1668 UR berstiker Kesekretariatan Wakil Presiden yang terlibat dalam kecelakaan maut di Sukabumi
Farid Wasda (62 tahun) Sopir mobil Land Cruiser Prado B 1668 UR saat diwawancarai. Minggu (12/1/2025) | Foto : Asep Awaludin
Sukabumi12 Januari 2025, 20:19 WIB

Penjelasan Istana Soal Mobil Berstiker Setwapres Terlibat Tabrakan Maut di Sukabumi, Sebut Stiker Palsu

Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) memberikan klarifikasi terkait insiden tabrakan maut yang melibatkan sebuah kendaraan dengan stiker Setwapres di Sukabumi, Jawa Barat.
Stiker Kesekretariatan Wakil Presiden Republik Indonesia pada mobil Toyota Land Cruiser yang terlibat tabrakan di Jalan Lingkar Selatan Kota Sukabumi, Kamis malam, 9 Januari 2025. | Foto: SU/Asep Awaludin
Life12 Januari 2025, 20:00 WIB

7 Cara Deep Talk dengan Anak yang Introvert, Orang Tua Yuk Terapkan!

Mengadakan "deep talk" atau percakapan mendalam dengan anak introvert memerlukan pendekatan yang hati-hati dan empati.
Cara Orang Tua Deep Talk dengan Anak yang Introvert. (Sumber : Freepik/@user18526052)
Food & Travel12 Januari 2025, 19:00 WIB

Wisata Puncak Lembah Pasir Sumbul, Rekomendasi Tempat Camping yang Instagramable!

Wisata Puncak Lembah Pasir Sumbul buka setiap hari untuk wisata, mulai pukul 07.00 - 17.00 WIB. Namun untuk wisatawan yang berkemah, Lembah Pasir Sumbul Bogor buka 24 Jam.
Lembah Pasir Sumbul Cianjur (Sumber : Instagram/@lembah_pasir_sumbul_)
Life12 Januari 2025, 18:00 WIB

Risau dan Gelisah? Yuk, Baca Doa Penenang Hati dan Pikiran dari Nabi Muhammad SAW!

Ikhtiar dekat dengan Allah SWT, doa penenang hati dan pikiran dapat membantu agar diri merasa lebih tenang dan terkendali
Ilustrasi berdoa. | Risau dan Gelisah? Yuk, Baca Doa Penenang Hati dan Pikiran dari Nabi Muhammad SAW! (Sumber : Foto: Freepik.com)
Nasional12 Januari 2025, 17:35 WIB

Jika Sebagian Anggaran Dana Desa Dialokasikan untuk Program Makan Bergizi Gratis, Ini Dampaknya

Pengamat Ekonomi dari UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, mengkritisi rencana pemerintah untuk menyalurkan 20 persen dari total anggaran desa sebesar 71 triliun rupiah ke dalam program makan bergizi gratis (MBG).
Menu Makan Bergizi Gratis hari ke-5 di SDN Cipaku Sukabumi. Bihun jadi pengganti nasi.
Sukabumi12 Januari 2025, 17:18 WIB

Pelaku Masih 13 Tahun, Remaja Terlibat Pembacokan di Palabuhanratu Diringkus Saat Nongkrong

atreskrim Polres Sukabumi berhasil mengamankan pelaku pembacokan seorang remaja berinisial R (14) di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Pelaku yang masih berusia 13 tahun tersebut ditangkap kurang dari lima jam setelah kejadian.
Pelaku pembacokan remaja di Palabuhanratu diamankan Polres Sukabumi |  Foto : Istimewa
Musik12 Januari 2025, 17:00 WIB

Terjemahan Lagu The Second You Sleep Saybia, I Stay To Watch You Fade Away

Lagu The Second You Sleep kembali viral usai potongan liriknya dinyanyikan oleh Salma Salsabil Indonesia Idol.
Official Video Lagu The Second You Sleep Saybia. YouTube/@WarnerMusicDenmark