SUKABUMIUPDATE.com - Pemerintah menyiapkan 190 dapur untuk beroperasi pada hari pertama pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin, 6 Januari 2025. Dapur ini dikelola oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan tersebar di 26 provinsi.
Mengutip tempo.co, Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah lokasi SPPG terbanyak dengan 57 titik, dan dioperasikan pada hari pertama. Diketahui, tiga dapur diantaranya berada di Kota dan Kabupaten Sukabumi yakni di Kecamatan Ciracap, Warungkiara, dan Cibeureum.
Pantauan sukabumiupdate.com, pelaksanaan MBG di Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, sudah dimulai Senin ini. SPPG di Ciracap baru melayani dua sekolah yaitu TK Winaya Bahari dan MI Nurul Hikmah dengan total penerima 140 siswa. Sementara di Cibeureum, Kota Sukabumi, program serupa juga dimulai, salah satunya di SDN Loasari.
Baca Juga: Program Makan Bergizi Gratis Mulai 6 Januari, Ini Tiga Lokasi Dapurnya di Sukabumi
Kepala Komunikasi Kepresidenan Republik Indonesia Hasan Nasbi menjelaskan Kepala SPPG yang ditunjuk Badan Gizi Nasional (BGN) akan bekerja sama dengan ahli gizi dan akuntan untuk memastikan pengawasan terhadap kualitas gizi dan kelancaran distribusi makanan.
Selain memastikan kecukupan gizi dalam setiap porsi makan bergizi gratis, SPPG juga bertugas mengawasi standar kebersihan, pengelolaan gizi, dan pengolahan limbah di setiap dapur makan bergizi gratis dengan ketat. “BGN berkomitmen untuk meminimalkan limbah. Bahkan untuk mendukung keberlanjutan, nampan penyajian dirancang menggunakan bahan stainless steel yang higienis dan dapat digunakan ulang,” kata dia pada 5 Januari 2025.
Ke depan, pemerintah menargetkan jumlah dapur makan bergizi gratis ini terus meningkat setiap harinya. "Kami harapkan target 937 dapur makan bergizi gratis dapat tercapai pada akhir Januari 2025," ucap Hasbi.
Hasbi berharap tiga bulan pertama program MBG bisa menyentuh tiga juta penerima manfaat. Mereka terdiri dari balita, santri, siswa PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan ibu hamil serta ibu menyusui. Jumlah tersebut akan terus bertambah hingga mencapai 15 juta pada akhir 2025.
“Angka ini terus bertambah secara bertahap, hingga tahun 2029 target 82,9 juta penerima manfaat dapat terpenuhi,” ujarnya.
Sumber: Tempo.co