SUKABUMIUPDATE.com - Memasuki 2025, isu kedaulatan pangan kembali menjadi perhatian utama di tengah ancaman krisis pangan global. Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) drh Slamet menegaskan pentingnya penguatan sub sektor peternakan sebagai salah satu pilar utama dalam mewujudkan kedaulatan pangan.
“Sub sektor peternakan sering kali kurang mendapatkan perhatian dalam kebijakan pangan, padahal potensinya sangat besar. Produk-produk peternakan seperti daging, susu, dan unggas, memiliki peran strategis dalam mendukung ketahanan pangan dan ekonomi nasional,” ujarnya dalam keterangan resmi partai pada Rabu, 1 Januari 2025, dikutip sukabumiupdate.com.
Indonesia, kata Slamet, memiliki potensi besar dalam sub sektor peternakan, dengan populasi ternak yang melimpah di berbagai daerah. Namun perhatian terhadap infrastruktur, pembinaan peternak, dan pengembangan teknologi peternakan modern masih belum optimal. Akibatnya, ketergantungan pada impor produk peternakan seperti daging sapi, susu, dan bahan baku pakan, masih cukup tinggi.
“Kita harus mulai membangun kemandirian di sektor peternakan. Ini tidak hanya soal mengurangi impor, tetapi juga memperkuat industri lokal agar lebih kompetitif di pasar domestik maupun internasional,” kata legislator Senayan asal daerah pemilihan Sukabumi ini.
Baca Juga: Soroti Alih Fungsi 3 Juta Hektare Sawah, Drh Slamet Ingatkan Soal Swasembada Pangan
Tantangan dan Ancaman
Tantangan besar yang dihadapi sub sektor peternakan mencakup ancaman krisis pangan global dan penyakit ternak. Ketergantungan pada impor bahan baku pakan membuat Indonesia rentan terhadap fluktuasi harga di pasar internasional.
Selain itu, ancaman penyakit seperti penyakit mulut dan kuku (PMK) serta bovine viral diarrhea (BVD) menjadi hambatan serius bagi produktivitas peternakan nasional. Penyakit ini tidak hanya menurunkan hasil produksi, tetapi juga menimbulkan kerugian ekonomi yang besar.
“Kita perlu memperkuat sistem kesehatan hewan nasional dengan langkah bio sekuriti yang ketat. Penanganan penyakit ternak harus menjadi prioritas agar produktivitas dan kualitas hasil peternakan tetap terjaga,” jelasnya.
Penguatan Peternakan Lokal
Untuk mempercepat kedaulatan pangan, Slamet mengusulkan langkah-langkah strategis dalam penguatan sub sektor peternakan, antara lain: Revitalisasi Infrastruktur Peternakan dengan cara Meningkatkan akses terhadap fasilitas produksi, distribusi, dan pengolahan hasil peternakan. Kemudian Kemandirian Pakan melalui pengembangan bahan baku pakan lokal untuk mengurangi ketergantungan pada impor.
“Selanjutnya Pengembangan Produk Olahan dengan Mendorong diversifikasi produk peternakan seperti keju, yoghurt, dan daging olahan untuk meningkatkan nilai tambah. Dan terakhir yang tidak kalah penting adalah Peningkatan Kapasitas Peternak Melalui pelatihan, akses pembiayaan, dan adopsi teknologi modern,” ujarnya.
Slamet menegaskan bahwa kedaulatan pangan bukan hanya soal memenuhi kebutuhan pangan, namun juga menjaga keberlanjutan bagi generasi mendatang. Sub sektor peternakan harus menjadi perhatian serius dalam perencanaan kebijakan pangan nasional.
“Penguatan sub sektor peternakan adalah langkah strategis untuk menjamin ketersediaan pangan berkualitas tinggi yang mendukung kesehatan masyarakat, sekaligus membangun ketahanan ekonomi nasional,” kata dia. (ADV)