Viral Peternak Buang Susu, Drh Slamet: Dampak UU Cipta Kerja Mulai Terlihat

Jumat 15 November 2024, 13:38 WIB
Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKS drh Slamet. | Foto: dpr.go.id/Kresno/vel

Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKS drh Slamet. | Foto: dpr.go.id/Kresno/vel

SUKABUMIUPDATE.com - Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) drh Slamet menyoroti berita viral terkait peternak susu yang membuang hasil produksinya karena ada pembatasan kuota oleh industri.

Menurut Asosiasi Industri Pengolahan Susu (AIPS), pembatasan kuota susu lokal itu disebabkan alasan keamanan pangan bagi konsumsi susu dalam negeri yang cenderung mengandung air, sugar syrup, dan lainnya. Akibatnya, produksi susu lokal tidak terserap.

Slamet yang merupakan legislator Senayan asal daerah pemilihan Sukabumi menyebut permasalahan ini dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu terkait kebijakan atau regulasi dan juga soal standarisasi bagi produk-produk peternakan nasional.

“Dari segi kebijakan, kondisi ini merupakan dampak serius dari Undang-Undang Cipta Kerja terhadap industri susu lokal, di mana bahan baku susu lokal tenggelam di tengah serbuan impor yang tidak terkendali,” kata dia, Jumat (15/11/2024).

Baca Juga: Atasi Deflasi, Drh Slamet: Kuatkan Jaring Pengaman Sosial Pekerja Sektor Pertanian dan Perikanan

UU Cipta Kerja, lanjut Slamet, dengan kemudahan yang diberikan bagi impor bahan pangan, dinilai mengabaikan kepentingan produsen susu dalam negeri yang berjuang mempertahankan kelangsungan usaha mereka di tengah persaingan yang kian berat.

Slamet menyampaikan keprihatinannya atas ketidakberpihakan kebijakan tersebut, yang berdampak langsung pada kesejahteraan peternak kecil di berbagai daerah di Indonesia.

“Kita melihat UU Cipta Kerja membuka pintu lebar bagi masuknya susu impor, namun tanpa regulasi yang cukup ketat untuk melindungi peternak lokal. Hal ini sangat ironis, mengingat industri susu dalam negeri jika dijaga kualitas dan kuantitasnya, sebenarnya mampu memberikan kontribusi besar terhadap kebutuhan pangan nasional,” ujar dia.

Untuk melindungi industri susu lokal, Slamet menekankan perlunya langkah-langkah yang lebih konkret dari pemerintah. Di antaranya, dapat mengatur kuota impor susu secara lebih ketat, mengurangi ketergantungan pada susu impor, dan meningkatkan insentif bagi peternak lokal agar mampu bersaing di pasar domestik.

“Kita perlu menguatkan ketahanan pangan nasional melalui kebijakan yang berpihak pada produksi dalam negeri. Pemerintah juga harus memberikan perhatian yang lebih besar pada pelatihan, subsidi, dan bantuan teknologi untuk meningkatkan produktivitas peternak susu lokal,” katanya.

Anggota DPR RI dua periode ini juga menekankan pentingnya dukungan pemerintah dalam bentuk pendampingan untuk peningkatan kualitas produk susu lokal agar mampu memenuhi standar industri dan bersaing dengan produk impor.

“Pemerintah perlu hadir, tidak hanya dengan kebijakan yang melindungi, tetapi juga dengan program pendampingan yang memastikan produk susu lokal dapat memenuhi standar mutu yang dibutuhkan industri. Dengan demikian, peternak lokal akan semakin siap memasok kebutuhan dalam negeri, tanpa harus tersaingi oleh produk dari luar,” kata Slamet. (ADV)

Sumber: Siaran Pers

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi21 Februari 2025, 22:28 WIB

Temani Warga yang Dipanggil Polisi Pasca Kematian Samson, Massa Geruduk Mapolres Sukabumi

Puluhan warga Cihurang Simpenan Sukabumi geruduk Mapolres Sukabumi pasca kematian Samson.
Puluhan warga Kampung Cihurang, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi mendatangi Mapolres Sukabumi pasca kematian Samson. (Sumber : SU/Ilyas)
Sehat21 Februari 2025, 21:00 WIB

5 Cara Ampuh Mengatasi Gejala Kolesterol Tinggi pada Kulit

Kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Tanda-tandanya biasanya tidak kentara, namun terkadang, Anda dapat melihat gejala Kolesterol tinggi pada kulit.
Ilustrasi cara mengatasi gejala kolesterol tinggi pada kulit (Sumber: Freepik/@freepik)
Sukabumi21 Februari 2025, 20:48 WIB

Aksi Indonesia Gelap di Sukabumi, Mahasiswa Kritisi Efisiensi Anggaran hingga MBG

Wakil Ketua DPRD Kota Sukabumi Rojab Asyari menilai semua tuntutan yang disampaikan mahasiswa cukup realistis dan sesuai dengan keadaan di masyarakat.
Aksi Indonesia Gelap di Kota Sukabumi, ratusan mahasiswa berunjukrasa di depan Kantor DPRD, Jumat (21/2/2025). (Sumber Foto: SU/Asep Awaludin)
Inspirasi21 Februari 2025, 20:18 WIB

Integrasi AI di Newsroom Media Lokal Tingkatkan Efisiensi dan Kualitas Konten

Pemimpin Redaksi Suara.com, Suwarjono, menekankan pentingnya adaptasi teknologi, termasuk AI, bagi media lokal
LMC Talk
Sehat21 Februari 2025, 20:16 WIB

Kenali 6 Gejala Kolesterol Tinggi pada Kulit yang Bisa Menyebabkan Masalah Kesehatan

Gejala kolesterol tinggi pada kulit bukan hanya masalah kosmetik, tetapi juga dapat menjadi indikator masalah kardiovaskular.
Ilustrasi gejala kolesterol pada kulit (Sumber: Freepik/@krakenimages.com)
Film21 Februari 2025, 20:00 WIB

Sinopsis Drama Korea Undercover High School, Anggota NIS Menyamar Sebagai Siswa SMA

Drama korea Undercover High School memiliki cerita unik mengenai seorang agensi badan intelijen nasional yang harus menyamar sebagai siswa Sekolah Menengah Atas untuk menjalankan sebuah misi.
Sinopsis Drama Korea Undercover High School, Anggota NIS Menyamar Sebagai Siswa SMA (Sumber : Instagram/@mbcdrama_wow)
Sukabumi21 Februari 2025, 19:50 WIB

Hasil Kesepakatan Emak-emak dan Peternakan Ayam di Cidahu Sukabumi soal Wabah Lalat

Berikut hasil kesepakatan pasca emak-emak geruduk peternakan ayam di Cidahu Sukabumi karena resah dengan lalat yang mewabah.
Kapolsek Cidahu AKP Endang Slamet dan jajaran saat mendengar aspirasi puluhan emak-emak yang protes soal wabah lalat ke peternakan ayam. (Sumber Foto: Istimewa)
Sukabumi21 Februari 2025, 19:48 WIB

Sempat Duel, Samson Sang Preman Simpenan Sukabumi Tewas Diamuk Massa

Tubuh Samson tergeletak bersimbah darah penuh luka, tersiar kabar pria yang dijuluki preman ini dihabisi oleh massa.
Tubuh Suherlan alias Samson warga Simpenan Sukabumi tergeletak di pinggir jalan (Sumber: SU/Ilyas)
Kecantikan21 Februari 2025, 19:42 WIB

Terapkan 11 Tips Mudah untuk Membuat Kuku Tumbuh Cepat, Sehat dan Cantik

Wanita sering kali ingin memamerkan kuku panjang yang sehat dan cantik. Dengan memperhatikan kebersihan dan kesehatan kuku, Anda dapat memperoleh kuku yang panjang dan indah tanpa banyak usaha.
Ilustrasi cara mudah merawat kuku agar tumbuh cepat, sehat dan cantik (Sumber: pexels.com/@The Glorious Studio)
Sukabumi21 Februari 2025, 19:29 WIB

Generasi Muda Sukabumi yang Terkunci Darah dan Senjata

Tawuran adalah cara mempertahankan marwah dan harga diri sekolah.
Tawuran pelajar di Lapang Merdeka Kota Sukabumi. | Foto: Istimewa/Warganet