SUKABUMIUPDATE.com - Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana mengatakan, Presiden Prabowo Subianto sudah membentuk 85 kantor satuan layanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang kini sedang diuji coba di seluruh provinsi.
Meski begitu, kata Dadan, sejauh ini proyek uji coba tersebut baru beroperasi di dua titik lokasi, yakni di Warungkiara Kabupaten Sukabumi dan Bojong Koneng Kabupaten Bogor.
“Sementara Kiara (Warungkiara), Sukabumi dan Bojong Koneng, Bogor. Dibiayai Hamba Allah,” ujar Dadan dikutip dari tempo.co, Kamis (31/10/2024).
Sebelumnya Dadan memastikan bahwa Program MBG yang menjadi program unggulan Prabowo-Gibran ini akan dimulai secara nasional pada 2 Januari 2025. Hal itu disampaikan Dadan usai mengikuti sidang kabinet (sidkab) perdana pemerintahan Prabowo-Gibran di Istana Negara, Rabu 23 Oktober 2024 lalu.
"Jadi (2 Januari 2025). Jadi pada prinsipnya program ini harus jalan dan semua harus membantu program ini bisa jalan," ujar Dadan saat itu.
Baca Juga: Prabowo: Yang Tidak Dukung Makan Bergizi Gratis Keluar dari Pemerintahan Saya
Ia menyebut kelompok ibu hamil, ibu menyusui, anak balita dan seluruh anak sekolah akan menjadi prioritas utama program ini.
"Ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, dan seluruh anak sekolah dari mulai Paud sampai SMA negeri dan swasta," kata Dadan.
Dadan menjelaskan, program MBG memerlukan anggaran sebesar Rp800 miliar per hari. Menurutnya, program ini ditargetkan untuk menjangkau 82,9 juta penerima dan membutuhkan anggaran Rp400 triliun jika diimplementasikan penuh.
“Kalau program ini sudah jalan, maka Badan Gizi Nasional akan belanja Rp 1,2 triliun setiap hari untuk investasi SDM (sumber daya manusia) masa depan. Sekitar 75 persen dari Rp 1,2 triliun itu untuk intervensi Makan Bergizi Gratis, kurang lebih Rp 800 miliar setiap hari,” jelas Dadan pada Selasa, 8 Oktober 2024.
Ia menambahkan, anggaran Rp 800 miliar tersebut akan digunakan untuk membeli bahan baku pangan dari sektor pertanian. Dengan demikian, kata dia, program Makan Bergizi Gratis diharapkan dapat merangsang peredaran uang yang signifikan di masyarakat.
Kendati demikian, Dadan menyebutkan, mekanisme sistematis penerapan proyek uji coba MBG juga belum sempurna. “Karena memang kita baru tahun ini, negara kita akan melaksanakan program makan bergizi," ungkapnya.
Dari keterangan Dadan, kisaran harga untuk setiap kotak yang dibagikan juga bersifat fluktuatif atau tidak menentu. “Tergantung bahan yang dimasak,” tandasnya.