SUKABUMIUPDATE.com - Usia masuk sekolah dasar diusulkan untuk dirubah dari 7 tahun menjadi 6 tahun. Hal itu disampaikan oleh Mantan Menteri Koordinasi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
Mengutip dari tempo.co, usulan Muhadjir itu disampaikan kepada penggantinya, Pratikno. "Masa awal masuk sekolah yang awalnya 7 tahun sebaiknya dipercepat menjadi 6 tahun," ujar Muhadjir dalam acara pisah sambut di Kantor Kemenko PMK, Senin, 21 Oktober 2024.
Muhadjir menjelaskan keputusan pemerintah untuk menetapkan usia 7 tahun sebagai syarat masuk sekolah lantaran keterbatasan institusi pendidikan dasar. Namun, kata dia, saat ini institusi pendidikan di Indonesia sudah lebih merata, sehingga usia masuk sekolah bisa dipercepat menjadi 6 tahun.
Menurut Muhadjir, percepatan ini akan berdampak positif pada skor Programme for International Student Assessment (PISA), yang merupakan program asesmen internasional untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa berusia 15 tahun. "Karena PISA ada di ukuran umur 15 tahun. Kalau startnya terlambat maka kalah dengan yang duluan (masuk sekolah)," kata dia.
Aturan usia masuk SD
Ketentuan mengenai usia masuk SD diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 51/2018 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru. Pasal 7 ayat 1 dijelaskan bahwa persyaratan calon peserta didik baru kelas 1 SD adalah 7 tahun atau paling rendah 6 tahun pada tanggal 1 Juli tahun berjalan. Ayat 2 menyatakan bahwa sekolah wajib menerima peserta didik berusia 7 tahun.
Namun, ada pengecualian untuk anak berbakat yang belum mencapai 6 tahun. Ayat 3 mengatur pengecualian syarat usia minimal 5,5 tahun bagi calon peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa, yang dibuktikan dengan rekomendasi dari psikolog profesional.
Alasan usia masuk SD ditetapkan 7 tahun
1. Aspek psikologi
Dilansir dari laman Badan Pendidikan Kristen Penabur, ketika anak memasuki usia 7 tahun, secara psikologis kemampuan konsentrasi anak telah meningkat. Jadi mereka dapat membedakan mana hal yang harus diperhatikan mana yang tidak.
Kemampuan konsentrasi pada anak tujuh tahun sekitar 30-45 menit. Sementara itu, di bawah usia tujuh tahun masih mengembangkan keterampilan geraknya. Jika mereka dipaksa masuk pada usia tersebut, bisa menyebabkan anak sulit berkonsentrasi dan memperhatikan pelajaran di dalam kelas.
Senada yang dikatakan psikolog Universitas Indonesia (UI), Rose Mini Agoes Salim. "Kalau stimulasi bagus, anak pasti matang ke sekolah. Kenapa usia 7 tahun matang? Karena itu diambil pada usia kematangan rata-rata," ucapnya.
Baca Juga: Siswa di Sukabumi Hadapi Bahaya Jembatan Rapuh Setiap Hari untuk Sekolah
Artinya, jika diambil dari usia kematangannya, idealnya rata-rata anak masuk SD adalah umur 7 tahun.
2. Aspek kognitif
Ketika anak masuk SD, kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sederhana perlu dimiliki anak agar bisa mengikuti pelajaran di kelas. Mereka juga diharapkan mampu memahami dan mengikuti instruksi yang diberikan guru. Pada usia 7 tahun, anak umumnya telah menguasai kemampuan-kemampuan tersebut sehingga lebih siap untuk belajar di sekolah.
3. Aspek fisik
Anak usia 7 tahun memiliki otot dan syaraf yang sudah terbentuk. Hal tersebut membuat mereka sudah siap untuk belajar di sekolah dari pagi hingga siang. Mereka juga sudah bisa menggunakan alat tulis tanpa harus dibantu guru.
4. Aspek emosi
Saat mencapai usia 7 tahun, anak dinilai memiliki emosi yang sudah cukup matang bila dibandingkan saat mereka di taman kanak-kanak. Mereka akan bisa lebih mandiri, mampu membedakan kapan mereka harus bermain, dan kapan harus belajar serta mengerjakan tugas yang diberikan guru. Jadi, jika menyekolahkan anak terlalu dini, masalah yang timbul adalah ketika anak bisa mengikuti pelajaran di sekolah, tapi di sisi lain, anak masih minta ditunggui orang tua atau tidak berani pipis sendiri di toilet umum sekolah.
5. Aspek mandiri
Mungkin anak-anak akan terlihat manja kepada orang tua mereka, namun saat usianya sudah 7 tahun anak akan lebih mandiri. Hal ini dibuktikan dari anak yang bisa melakukan kegiatannya sendiri seperti mandi, memakai baju, menata tempat tidur, bahkan makan.
Sumber : tempo.co