SUKABUMIUPDATE.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menanggapi santai terkait Musyawarah Besar (Mubes) Alim Ulama yang digelar oleh sekelompok kiai di Bangkalan, Jawa Timur pada Ahad, 18 Agustus 2024. Dalam momen tersebut, para kiai mendorong digelarnya Musyawarah Luar Biasa PBNU.
Mengutip dari tempo.co, Gus Yahya, sapaan akrab Yahya Cholil Staquf, menyatakan bahwa PBNU tidak merasa perlu memberikan perhatian khusus terhadap inisiatif Mubes Alim Ulama tersebut.
“Kalau ada sekelompok pengangguran berkumpul menyerukan sidang istimewa MPR, ya Presiden diam saja, enggak perlu mikir. Begitu pula dengan kami (PBNU) menanggapi hal itu, biarin saja,” ujarnya saat ditemui di Surabaya pada Senin, 19 Agustus 2024.
Baca Juga: Termasuk Khofifah, PBNU Nonaktifkan 63 Pengurus yang Jadi Caleg-Timses Capres
Lebih lanjut, Gus Yahya menekankan bahwa PBNU adalah organisasi resmi dan meminta masyarakat untuk mengabaikan agenda yang tidak resmi seperti Mubes Alim Ulama di Bangkalan. Ia juga menanggapi isu mengenai rencana PBNU untuk menyelenggarakan Muktamar Luar Biasa Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai hal yang tidak beralasan.
“NU ini organisasi resmi, bukan orang nganggur di jalanan kayak yang kumpul di Bangkalan kemarin,” tegas Gus Yahya. Menurutnya, NU berfungsi sebagai masyarakat sipil yang menyampaikan aspirasi kepada PKB, dan bukan berniat untuk membentuk partai baru sebagai tandingan.
Gus Yahya menjelaskan bahwa aspirasi NU kepada PKB bertujuan untuk mengatasi hal-hal yang dianggap tidak tepat dalam PKB yang perlu diperbaiki.
Sebagai informasi, sebelumnya sejumlah kiai yang menghadiri Mubes Alim Ulama di Bangkalan, seperti Eks Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar, KH Abdussalam Shohib (Gus Salam), dan KH Imam Jazuli, berkumpul untuk membahas persoalan yang sedang dihadapi PBNU.
Sumber : tempo.co