KH Ahmad Sanusi Dimata Seorang Gadis Belanda, Helena N Pijiper

Rabu 31 Juli 2024, 23:41 WIB
KH Ahmad Sanusi, Pahlawan Nasional RI, Pendiri Ponpes Syamsul Ulum, Gunungpuyuh, Kota Sukabumi | Foto : Ist

KH Ahmad Sanusi, Pahlawan Nasional RI, Pendiri Ponpes Syamsul Ulum, Gunungpuyuh, Kota Sukabumi | Foto : Ist

SUKABUMIUPDATE.com - KH Ahmad Sanusi atau dikenal dengan sebutan Ajengan Gunungpuyuh, lahir di Cicantayan 18 September 1889. Beliau meninggal dalam usia 61 tahun, tepatnya pada 31 Juli 1950. Artikel ini dalam rangka mengenang kepergiannya 74 tahun lalu.

KH Ahmad Sanusi atau Kiai Sanusi adalah putera dari Ajengan Abdurrahim bin Yasin. Pada tahun 1915, sepulang belajar dari Mekah, Kiai Sanusi kembali ke Indonesia untuk membantu ayahnya mengajar di Pesantren Cantayan.

Setelah tiga tahun membantu ayahnya, ia mulai merintis pembangunan pondok pesantrennya sendiri yang terletak di Kampung Genteng, sebelah utara desa Cantayan, sehingga ia kemudian dikenal dengan sebutan Ajengan Genteng.

Pada bulan Agustus 1927 di sekitar Pesantren Genteng terjadi insiden pengrusakan dua jaringan kawat telepon yang menghubungkan Sukabumi, Bandung dan Bogor. Peristiwa ini dijadikan sebagai bukti Pemerintah Hindia Belanda untuk menangkap dan menahan Kiai Sanusi. Dengan alasan itulah beliau mendekam di Penjara Cianjur selama 9 bulan sampai bulan Mei 1928, selanjutnya dipindahkan ke Penjara Kota Sukabumi sampai November 1928.

Lalu, pada bulan November 1928, Ahmad Sanusi diasingkan atau dibuang ke Tanah Tinggi Batavia Centrum.

Baca Juga: Ulama Sukabumi KH Ahmad Sanusi: BPUPKI dan Kemerdekaan Indonesia

Pada tanggal 3 Juli 1934, Gubernur Jenderal de Jonge mengeluarkan keputusan mengembalikan Ahmad Sanusi ke Sukabumi dengan status tahanan kota. Maka Ahmad Sanusi bersama keluarganya menuju Kota Sukabumi. Awalnya ia bersama keluarga tinggal di Cipelang Gede, selanjutnya menempati sebuah rumah di jalan Vogelweeg No.100 Kelurahan Gunungpuyuh (sekarang Jalan Bhayangkara No.33 Kota Sukabumi.

Pada akhir tahun 1934, Ahmad Sanusi mendirikan Pondok Pesantren Gunungpuyuh yang lokasinya berada di belakang rumahnya, dalam perkembangan berikutnya Pondok Pesantren tersebut diberi nama Pergoeroean Syamsoel’Oeloem.

Alkisah, saat itu di Pesantren Gunungpuyuh, KH Ahmad Sanusi senantiasa menggelar pengajian rutin yang diikuti ribuan jamaah dari berbagai kalangan. Bahkan diantaranya dari kalangan non pribumi dan non muslim.

Salah satu diantara jamaah pengajian adalah seorang gadis remaja berusia 12 tahun, anak seorang Belanda yang menjabat Adviseur voor Inlandsche Zaken di Sukabumi. Gadis tersebut adalah Helena Nurhayati Pijiper, putri Mr. Pijiper buah dari pernikahannya dengan seorang wanita pribumi bernama Nurhayati.

Mr Pijiper dan Nurhayati menikah di Batavia. Nurhayati meninggal 4 bulan setelah melahirkan Helena.

Dalam usia 5 tahun Helena ikut sang ayah, Mr Pijiper, yang ditugaskan di Sukabumi.

Kisah ini dikutip dari buku novel karya Vita Agustina (2019) berjudul "Sang Penjelajah Ilmu", sebuah novel serial tokoh pendiri ormas di Indonesia.

Baca Juga: Ada KH Ahmad Sanusi, Jokowi Resmi Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional untuk 5 Tokoh

Dikisahkan, Helena sangat mengagumi KH Ahmad Sanusi, hingga ia secara sembunyi-sembunyi mengikuti pengajian yang digelar rutin di Gunungpuyuh. Helena pun tidak risih berbaur dengan jamaah lainnya dari pribumi, yang saat itu, merupakan hal yang tidak lazim, apalagi bagi anak seorang pejabat Belanda.

Mr. Pijiper, ketika mengetahui anak gadis satu-satunya itu turut mengikuti pengajian Ajengan Sanusi, ia sempat marah besar kepada Helena. Saat itu, Helena bukannya mengikuti keinginan ayahnya untuk berhenti. Helena malah melawan kepada ayahnya. "Mereka juga manusia, aku banyak belajar dari mereka, Aku melihat mereka begitu tulus, begitu lugu, menerima kita," kata Helena.

Namun, karena Mr Pijiper sangat menyayangi Helena, ia tidak larut dalam kemarahannya. Bahkan diceritakan kemudian, Mr. Pijiper juga sengaja datang berkunjung ke Gunungpuyuh untuk berdiskusi berbagai hal dengan Ajengan Sanusi.

Dikisahkan berikutnya, perkenalan antara Mr Pijiper dan KH Ahmad Sanusi tidak berlangsung lama. Karena, sesaat kemudian muncul penyerangan dari pasukan Jepang. Diketahui Jepang kemudian mengusir Belanda dan menjajah Indonesia sejak 1942 sampai 1945.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi Memilih22 November 2024, 10:15 WIB

Ustaz Totong Ungkap Alasan Dukung Ayep Zaki-Bobby di Pilkada Kota Sukabumi: Insyaallah Menang

Dalam berbagai kesempatan Ustaz Totong menyampaikan alasannya mendukung Ayep Zaki-Bobby Maulana di Pilkada Kota Sukabumi 2024.
Mantan Ketua DPD PKS Kabupaten Sukabumi, Totong Suparman. (Sumber : Istimewa)
Sehat22 November 2024, 10:00 WIB

7 Khasiat Belimbing untuk Kesehatan, Salah Satunya Atasi Maag

Belimbing memang menyimpan segudang manfaat bagi kesehatan. Buah yang satu ini memiliki rasa yang segar dan kandungan nutrisi yang cukup lengkap.
Ilustrasi - Belimbing, selain enak ternyata memiliki sejumlah manfaat kesehatan. | (Sumber : Pixabay.com/sarangib)
Internasional22 November 2024, 09:57 WIB

Prabowo Perpanjang Kunjungan Luar Negeri, Setelah dari Inggris ke Uni Emirat Arab

Awalnya, Inggris menjadi negara terakhir dalam rangkaian kunjungan luar negeri Presiden Prabowo Subianto yang dilakukan sejak 8 November 2024.
Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri KTT G20 yang berlangsung di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil, pada Senin, 18 November 2024. (Sumber : Setneg RI)
Food & Travel22 November 2024, 09:00 WIB

Resep Scrambled Egg Toast, Roti Panggang Telur Creamy yang Simpel Dibuat

Scrambled Egg Toast sangat populer sebagai menu sarapan karena praktis, lezat, dan kaya protein.
Ilustrasi. Scramble Egg Toast. (Sumber : Freepik/Timolina)
Sukabumi22 November 2024, 08:36 WIB

Pohon Duku 12 Meter Tumbang Rusak Rumah Warga Nagrak Sukabumi

Dampak hujan deras, pohon duku setinggi 12 meter tumbang rusak rumah warga di Nagrak Sukabumi.
Kondisi rumah yang tertimpa pohon duku tumbang di Desa Pawenang, Nagrak Sukabumi, Kamis, 21 November 2024 | Foto : P2BK Nagrak
Sehat22 November 2024, 08:00 WIB

13 Manfaat Petai untuk Kesehatan: Kunci Jantung Sehat dan Tubuh Bugar

Meski sering dikeluhkan karena baunya yang menyengat, petai ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Apa saja manfaatnya? Yuk, simak penjelasannya!
Ilustrasi manfaat petai untuk kesehatan (Sumber : pexels.com/@STUDIO LIMA)
Sukabumi22 November 2024, 07:56 WIB

Sekda Ade Suryaman Hadiri Rapat Banggar DPRD Sukabumi

Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, menghadiri Rapat Kerja Gabungan Badan Anggaran (Banggar) DPRD dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Sukabumi
Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman dan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar Mutawali | Foto : Dokpim
Sukabumi Memilih22 November 2024, 06:55 WIB

Adu Kekayaan Pasangan Cabup Cawabup Sukabumi, Siapa Paling Kaya?

Pilkada 2024 di Kabupaten Sukabumi akan diikuti oleh dua pasangan calon, mereka adalah Iyos Somantri - Zainul yang diusulkan oleh koalisi 11 partai politik dan Asep Japar - Andreas yang diusulkan oleh koalisi 5 partai politik.
Pasangan calon Pilkada Kabupaten Sukabumi: Iyos Somantri-Zainul dan Asep Japar-Andreas | Foto : sukabumiupdate
Science22 November 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 22 November 2024, Siang Hari Turun Hujan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024.
Ilustrasi Hujan. Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024. (Sumber : Pixabay)
Sukabumi Memilih21 November 2024, 22:29 WIB

Dukungan Istri, Dibalik Optimisme Asep Japar Menjemput Kemenangan Pilkada Sukabumi

Asep Japar, calon bupati Sukabumi nomor urut 2, melangkah dengan penuh semangat dalam menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Sukabumi
Asep Japar dan istri | Foto : Sukabumiupdate