SUKABUMIUPDTE.com - Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa (DPW PKB) DKI Jakarta resmi mendukung Anies Baswedan sebagai bakal calon gubernur di Pilkada Jakarta 2024. Dukungan resmi disampaikan pada Rabu 12 Juni 2024.
“Bismillahirrahmanirrahim, PKB DKI Jakarta memutuskan Anies Baswedan menjadi calon tunggal yaitu untuk mencalonkan 2024-2029 Pilkada Gubernur DKI Jakarta,” ujar Ketua DPW PKB DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas, seperti terpantau dari unggahan media sosial resmi milik PKB DKI Jakarta, Sabtu (15/6/2024).
Diketahui, Pada Pemilu 2024, PKB DKI Jakarta memperoleh sebanyak 10 kursi. Untuk bisa mengusung Anies Baswedan, PKB membutuhkan koalisi dengan partai lainnya hingga mencukupi 20 persesn kursi DPRD Jakarta atau 25 persen suara akumulasi partai.
Baca Juga: Gerindra-Golkar Turunkan Ridwan Kamil Lawan Anies Baswedan di Pilgub Jakarta
Jumlah suara dan kursi yang diperoleh parpol di Pileg 2024 Provinsi DKI Jakarta ini akan mempengaruhi proses kontestatsi Pilgub DKI Jakarta 2024. Hal ini karena perolehan suara dan kursi menjadi syarat bagi partai politik untuk mengusung pasangan calon dalam pilgub.
Hal tersebut merujuk pada Undang-undang Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota.
"Pasal 40 UU tersebut menyebut parpol atau koalisi parpol dalam mengusung paslon di pilkada Jakarta harus memperoleh 25 persen suara dari akumulasi perolehan suara sah. Atau, memperoleh minimal 20 persen kursi dari total jumlah kursi DPRD DKI Jakarta".
Pengamat politik Ujang Komarudin melihat ada peluang bagi PKB, PKS dan PDIP untuk berfusi atau berkoalisi mengusung Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta. Ketiga partai itu tidak mustahil bersama, kendati dalam pemilihan presiden kemarin berbeda pilihan.
Peluang berkoalisi mengusung Anies Baswedan terbuka seiring ketiga partai yang menampakkan minatnya terhadap eks gubernur Jakarta tersebut. Bahkan, PKB secara resmi pada Rabu (12/6/2024) hari ini mengumumkan mendukung Anies.
Sementara PKS menyampaikan Anies masuk di daftar kandidat utama bakal cagub Jakarta. Sedangkan PDIP belakangan elitenya mulai melirik dengan memuji Anies.
Menurut Ujang, pembentukan koalisi didasarkan terhadap kepentingan pragmatis dan taktis saja. Berdasarkan itu, PKB, PKS, dan PDIP bisa berkoalisi bila memang memiliki kepentingan yang sama.
"Jadi soal mungkin, ya mungkin saja. Mungkin ketemu, mungkin juga tidak," kata Ujang dihubungi suara.com, Rabu (12/6/2024).