SUKABUMIUPDATE.COM - Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Hadi Prasojo meminta maaf atas insiden keributan antara suporter DKI dengan prajuritnya yang menjadi pendukung kontingen Jawa Barat di Venue Polo Air PON XIX/2016 Jabar.
"Saya meminta maaf atas inisiden yang terjadi antar penonton DKI dan Jabar yang kebetulan dari anggota kami. Kejadian itu hanya dipicu oleh emosional sesaat dan kami juga sebenarnya menyayangkan ada aksi lemparan sebelumnya," kata Hadi Prasojo di Makodam III Siliwangi, Selasa.
Menurut dia, kejadian itu sebenarnya biasa, namun menjadi viral di media sosial. Ia menyebutkan, pihaknya juga telah menegur anggotanya yang terlibat dalam aksi keributan di venue polo air itu.
"Saya sudah menegur anggota saya yang terlibat. Awalnya ada pelemparan ke kolam dari suporter itu, kemudian ada yang mengenai suporter Jabar sehingga terjadi iniden itu. Maklum anggota kita juga masih muda-muda," katanya.
Ia menyatakan, dari kejadian itu hendaknya menjadi perhatian agar dalam menonton untuk berlaku santun dan tidak melakukan provokasi kepada atlet atau supporternya.
"Kalo atlet lagi bertanding, kemudian dilempar kan kasihan mereka. Tidak seharusnya ada pelemparan di venue PON," katanya.
Lebih lanjut terkait penggunaan seragam militer bagi supporter Jawa Barat, kata Hadi Prasojo sejak dua hari lalu tidak ada lagi anggota berpakaian militer menjadi supporter dan sudah diganti dengan menggunakan pakaian olahraga atau pakaian sipil.
"Bagi anggota TNI yang bertugas tetap menggunakan baji dinas, sedangkan yang menjadi supporter mengenakan seragam olahraga," katanya.
Ia menyebutkan, prajurit Kodam III Siliwangi dikerahkan untuk mendukung atlet Jawa Barat saat berlaga di ajang PON. Pengerahan massa dari kalangan keluarga besar Kodam Siliwangi itu dikerahkan sejak hari pertama pertandingan, Rabu (14/9).
"Siliwangi menyatu dengan rakyat, termasuk juga dengan masyarakat Jawa Barat di ajang PON XIX/2016 Jabar," kata Pangdam III Siliwangi.
Pada kesempatan itu,ia meminta kepada suporter dari tim manapun untuk mejaga keamanan, ketertiban dan etika pada saat menonton pertandingan. Karena suporter yang tertib, kata dia menjadi salah satu kunci bagi sukse penyelenggaraan PON XIX/2016.