SUKABUMIUPDATE.com - Berdasarkan hasil hitung cepat prolehan suara Pemilu Presiden oleh lembaga survei Indikator Politik hingga pukul 19.30 WIB dengan data yang masuk hampir 90 %, dimana pasangan Prabowo-Gibran memperoleh suara 57,98 %.
Kemudian diposisi kedua ada pasangan Anies-Muhaimin memperoleh 25,52 %. Setelah itu pada posisi terakhir baru ada pasangan Ganjar-Mahfud memperoleh suara 16,50 %.
Menanggapi hasil hitung cepat tersebut, Plt Ketua Umum DPP PPP M Mardiono menyinggung aksi sujud syukur yang pernah dilakukan Prabowo Subianto di Pilpres 2014 dan 2019 usai melihat hasil hitung cepat atau quick count.
Ternyata, kata Mardiono, hasil (perhitungan real qountnya berbeda) dan menempatkan Prabowo kalah dari lawanya Joko Widodo.
Baca Juga: 10 Tanda Orang Depresi Karena Keinginan Tak Tercapai, Sering Menyendiri
Untuk itu, jelas Mardino, pihaknya pilih tetap mengikuti ketentuan hukum konstitusi soal hasil perhitungan Pemilu.
"Bahwa kita saat ini sedang menjalankan perintah konstitusi yaitu menjalankan demokrasi. Bahwa demokrasi kita adalah landasannya konstitusi dan sebagai benteng konstitusi kita itu adalah hukum," kata Mardiono di Posko Pemenangan Ganjar-Mahfud, Jalan Teuku Umar 9, Menteng, Jakarta Pusat, seperti dikutip suara.com, Rabu (14/2/2024).
Ia mengaku pihaknya kekinian enggan mengeluarkan opini tak penting menanggapi hasil perhitungan sementara. Ia lantas menyinggung adanya aksi sujud syukur.
"Jadi kita tidak mau menggunakan perang opini atau pembentukan opini di tengah-tengah publik. Karena kita juga punya pengalaman dari mulai pemiliu tahun 2014 dan 2019," tuturnya.
"Bagaimana ada pasangan yang melakukan sujud syukur dan syukuran, menyatakan kemenangannya. Kemudian ternyata pada akhirnya itu kalah," sambungnya.
Mardiono kemudian mengatakan pihaknya enggan bereuforia lantaran tidak mau rakyat tercederai.
Baca Juga: Anies-Cak Imin Menang Telak di TPS Megawati, Ganjar-Mahfud Urutan Buncit
"Jadi biarlah pesta demokrasi itu dinikmati oleh rakyat secara natur. Rakyat yang sedang berdaulat menggunakan senjata kekuasaannya tiap kali itu betul-betul bisa dianikmat. Biarlah rakyat yang berdaulat untuk menjalankan demokrasi ini kita semua adalah menghantarkan rakyat karena rakyatlah yang pegang hak kedaulatan rakyat itu," pungkasnya.