SUKABUMIUPDATE.com - Ribuan massa menggelar aksi demonstrasi yang diberi nama dengan “Aksi Gejayan Memanggil” di Yogyakarta Hari ini, Senin, 12 Februari 2024, aksi dimulai pukul 13.00 WIB.
Titik kumpul aksi kali ini akan berada di Bunderan UGM dan para peserta akan melakukan long march menuju Perempatan Gejayan dengan jarak sekitar 3 km dari titik kumpul.
Mengutip dari tempo.co, Aksi Gejayan Memanggil bertujuan untuk menyoroti dugaan kecurangan dalam proses pemilihan umum. Sehari sebelumnya, pada Ahad, 11 Februari 2024, kecurangan dalam pemilihan umum disoroti dalam film Dirty Vote.
"Praktik-praktik yang mencemari proses pemilihan umum dipertontonkan secara terang-terangan oleh Jokowi, para kandidat pemimpin, serta partai-partai pendukungnya. Dengan melibatkan sejumlah tokoh masyarakat, mereka melakukan tindakan tipu daya dan intimidasi terhadap rakyat," demikian ajakan tersebut.
Baca Juga: Film Dirty Vote Sulit Ditemukan di Pencarian YouTube, Berikut Link Aslinya
Aksi Se-Jagad (Jaringan Gugat Demokrasi) dalam Gejayan Memanggil
Sebelum turun ke jalan pada siang hari ini, akun Instagram @gejayanmemanggil menuliskan tulisan yang berisi berbagai keresahan terhadap proses Pemilu 2024. Tulisan ini diberi judul Aksi Se-Jagad (Jaringan Gugat Demokrasi):
Praktik-praktik pemilu kotor dipertontonkan secara telanjang oleh Jokowi, para calon pemimpin, maupun partai-partai pengusung. Dengan turut serta menggandeng sejumlah tokoh masyarakat, mereka menipu hingga mengintimidasi rakyat.
Di sisi lain, pengelolaan pembangunan semakin amburadul, kemiskinan rakyat tak pernah diatasi, ruang hidup terampas, dan pendidikan semakin mahal. Pelanggaran HAM juga tidak pernah selesai, bahkan terus bertambah.
Bukannya mengatasi masalah-masalah rakyat, Jokowi dan kroni-kroninya malah membunuh demokrasi dengan sadis di akhir masa jabatannya. Pun, tengah melaksanakan dinasti politiknya.
Baca Juga: Kasus Kematian Dante Menemui Titik Terang, Netizen Sempat Curiga Sikap Tamara
Demokrasi tengah berada dalam kondisi darurat. Otoritarianisme telah mencengkeram demokrasi rakyat. Inilah saatnya rakyat bersatu untuk memenggal otoritarianisme oligarki, sebagaimana Revolusi Perancis pada akhir abad ke-18 dan Reformasi Indonesia tahun 1998.
Bukan lagi saat berdiskusi, apalagi bernegosiasi. Kami mengajak saudara-saudara sekalian turun ke jalan. Aksi sipil bersama ini harus menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat, termasuk akademisi, guru besar, hingga tokoh agama. Jangan diam! lawan!
Sumber : tempo.co