SUKABUMIUPDATE.com - Mantan Menteri Perdagangan dan Menteri BKPM Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong blak-blakan membongkar mentalitas penguasa dibawah dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pernyataan Tom Lembong soal mentalitas penguasan dan indikasi korupsi di era Presiden Jokowi itu terungkap ketika ngobrol dengan mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan dalam kanal YouTube Novel Baswedan pada Sabtu (27/1/2024) kemarin. Seperti apa selengkapnya? Simak penjelasan berikut ini.
Baca Juga: Gurihnya Keripik Talas Belitung Khas Waluran Sukabumi, Updaters Wajib Coba!
Tom Lembong mencerikan ada konglomerat yang menyentil Presiden Jokowi. Lewat perantara Tom Lembong, konglomerat itu meminta Jokowi berhati-hati dalam menggunakan uang negara untuk pembangunan infrastruktur karena rentan dikorupsi oleh pihak tertentu. Jumlah uang yang dikorupsi tak tanggung-tanggung, bahkan nyaris 40 persen dari uang APBN yang dikucurkan.
"Saya tidak sebut namanya ya, tapi ada top 10 konglomerat pernah bicara ke saya untuk bilang, 'Pak Tom, tolong ingetin Pak Presiden kalau proyek infrastruktur yang dibiayai APBN dan ditugaskan ke BUMN itu 40 persen dari nilai proyek dimakan korupsi'," kata Tom Lembong.
"Oh gitu ya," ucap Novel Baswedan menimpali.
"Ini kan mirip-mirip angka 36 persen (36% dana PSN masuk kantong politisi) tadi. Mungkin jumlah atau rasio program yang dikorupsi mencapai 30 sampai 40 persen," sambung Tom Lembong.
Tom Lembong lalu menilai Jokowi kena kutukan periode kedua sebagai presiden. Dia mengisyaratkan Jokowi lebih serakah dari periode sebelumnya.
Baca Juga: Rakor Panwaslu Jampang Kulon Sukabumi, Pastikan Distribusi Logistik Transparan
Padahal menurut Tom Lembong, Jokowi sudah bekerja cukup baik di periode pertama kepemimpinannya. Namun hal itu dirusak karena banyaknya kecurangan yang terjadi di akhir periode jabatan Jokowi.
"Kemudian soal ekspor sawit ilegal, ini bagian fenomena legendaris yang namanya kutukan periode kedua, di mana polanya sudah terbangun. Setelah dipilih kembali dan dikuasai kekuasaan, muncul perasaan bahwa ini peluang terakhir untuk meng-uang-kan kekuasaan," kata Tom Lembong.
"Karena setelah ini kan selesai, jadi muncul lah motivasi berbondong-bondong bagaimana memaksimalkan peluang untuk meng-uang-kan kekuasaan," imbuh dia.
Solusi untuk mencegah, tapi perlu dialog untuk mematangkan bagaimana kutukan periode kedua tersebut.
Sumber : suara.com