SUKABUMIUPDATE.com - Kementerian Kesehatan mencatat kasus terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia hari ini, Minggu, 17 Desember 2023, berjumlah 216 orang. Sementara kasus sembuh 128 orang dan satu orang meninggal. Kasus aktif, jumlahnya 2.070 kasus.
Indonesia dan dunia beberapa pekan terakhir sedang mengalami lonjakan kasus Covid-19. Lonjakan ini terutama akibat munculnya varian baru yang mulai diidentifikasi secara global bernama JN.1 Covid-19. Ahli menilai varian ini lebih mudah menginfeksi dan sulit terproteksi.
Melansir data yang sama, kasus global terinfeksi Covid-19 hari ini mencapai 777.386.069. Sementara yang terkonfirmasi meninggal akibat Covid-19 terdata 6.987.222.
Di Asia Tenggara, kasus Covid-19 juga terpantau meningkat yaitu 61.215.397 kasus. Dengan kematian akibat Covid-19 sebanyak 888.092 per 17 Desember 2023.
Epidemiolog Dicky Budiman mengatakan kenaikan kasus Covid-19 tidak bisa dianggap biasa dan disepelekan. Perlu ada langkah jitu dari pemerintah, terkhusus menggiatkan vaksinasi gratis kepada masyarakat dan kelompok rentan. Sebab, menurut Dicky, varian JN.1 yang mudah menginfeksi dan langkah jitu menangkalnya dengan vaksinasi booster.
Baca Juga: Covid-19 Kembali Meningkat, Puan Desak Pemerintah Gencarkan Lagi Vaksinasi
Bagaimana Vaksinasi di Indonesia?
Kementerian Kesehatan melalui situs resmi mereka menyatakan per 17 Desember 2023, perbandingan vaksinasi sudah mencapai angka 86 per 100 penduduk untuk dosis pertama.
Sasaran vaksinasi yang ditargetkan Kementerian Kesehatan sebanyak 234.666.020 untuk tenaga kesehatan, lanjut usia, petugas publik dan masyarakat rentan di usia 12 hingga 17 tahun. Lalu, usia 6 sampai 11 tahun.
Terkait rincian persentasenya, vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 86,88 persen, dosis kedua 74,56 persen, dan dosis ketiga 39,08 persen. Sementara untuk dosis keempat masih sedikit, berada di persentase 2,01 persen.
Masyarakat yang paling banyak divaksinasi didominasi di wilayah DKI Jakarta, Bali, dan Yogyakarta. Sementara yang paling sedikit mengikuti vaksinasi berada di wilayah Papua, Papua Barat, dan Maluku.
Berdasarkan perkembangan kasus Covid-19 di pekan terakhir, menurut Dicky, pemerintah harus segera menekan penyebarannya dengan meningkatkan vaksinasi booster dan primer kepada anak. Tujuannya untuk melindungi dari keparahan dan potensi jangka panjang. "Tapi pemerintah menyiapkannya dengan gratis juga," ujar Dicky pekan lalu.
Dicky menemukan hal yang baru dari JN.1 ini, sebab mutasi terus terjadi pada varian tersebut. Karakter JN.1 juga unik dalam konteks re-infeksi dan koinfeksi.
Fakta tersebut ditemukannya ketika berdiskusi dengan peneliti yang ada di Eropa dan Amerika. Melihat kondisi itu pula Dicky merasa Indonesia tertinggal jauh khususnya dalam penanganan Covid-19.
"Kita punya keterbatasan dalam mendeteksi dan sering kali terlambat, sedangkan di berbagai belahan dunia sudah menjadi perhatian, siap tiap siap varian ini akan sampai di Indonesia juga. Atau sudah sampai tapi belum mampu dideteksi," kata Dicky.
Dicky pun menilai masyarakat di negara maju sangat proaktif untuk menangkal penyebaran Covid-19. Sebab, itu di wilayah Eropa dan Amerika terpantau ada peningkatan angka rawat inap di rumah sakit akibat Covid-19 ini, sementara di Indonesia masih sedikit ditemukan.
"Bukan berarti di Indonesia tidak terjadi (peningkatan kasus), hanya saja masyarakat kita kan memang budayanya jarang ke rumah sakit. Sehingga banyak yang mengobati sendiri dan ini yang harus diwaspadai," kata Dicky.
Sumber: Tempo.co