SUKABUMIUPDATE.com - Ditengah pengusutan dugaan korupsi yang terjadi di Kementerian Pertanian oleh tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mencuat laporan masyarakat yang masuk ke Polda Metro Jaya. Isinya, dugaan pemerasan oleh pimpinan KPK dalam penanganan perkara di Kementerian Pertanian pada 2021.
Awal Kronologi dan Peran Orang Penghubung
Berikut ini kronologi dugaan pemerasan yang saat ini sudah naik ke tahap penyidikan di Polda Metro Jaya tersebut.
Melansir dari tempo.co, kronologi ini berdasarkan keterangan Heri yang didapat TEMPO dari sumber yang mengaku dekat dengan Syahril Yasin Limpo. Dia antara lain ikut mendampingi di Polda dan mengetahui 'pelarian' SYL dari kepungan para wartawan pada 5 Oktober lalu.
"Dugaan kasus pemerasan terhadap Syahrul Yasin Limpo bermula pada Juni 2022. Dalam kronologi tertulis yang diteruskannya dari Heri (Sopir Mentan), Menteri Syahrul dihubungi oleh seseorang yang diduga terhubung ke Firli Bahuri. Dia menginformasikan kepada SYL bahwa Ketua KPK akan mengirimkan tim untuk menyelidiki beberapa masalah di lingkup Kementerian Pertanian".
Dari informasi itu kemudian diatur jadwal pertemuan sang menteri dengan ketua komisi antirasuah tersebut. Pertemuan direalisasikan pada akhir Juni di rumah Firli Bahuri.
Baca Juga: Semarak Persaudaraan Kepsek SMP se-Kabupaten Sukabumi di MKKS Cup ke-4
Sebelum berangkat ke kediaman Firli, ajudan Mentan, Panji Harjanto, meminta Heri datang ke rumah dinas Syahrul di Widya Chandra, Jakarta Selatan. Saat itu, menurut keterangan kronologi yang dibuat Heri, di ruang tamu ada orang yang pernah menelepon menginformasikan penyelidikan KPK.
"Pada hari itu, SYL menyampaikan bahwa ia akan bertemu dengan Firli," bunyi bagian dari kronologi tertulis itu seperti dikutip Tempo.co.
Sebelumnya, ada permintaan dari Firli agar SYL memberikan sejumlah uang. Namun, kata Heri, Menteri Syahrul hanya mampu memberikan satu miliar dalam mata uang dolar Singapura. Malam itu mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode itu berangkat dalam mobil Innova hitam beserta uang tersebut menuju kediaman Firli. "Saya langsung pulang, tidak ikut," tulis Heri.
Baca Juga: Demi Hobi Mancing, Motif Buruh Pabrik Isotonik Sukabumi Gelapkan 10 Ton Kimia
Kronologi berlanjut pada Oktober 2022. Heri mengaku dihubungi kembali oleh Panji untuk menemui orang yang terhubung dengan Firli Bahuri. Dia pun menuju rumah orang itu di kawasan Pulo Raya, Jakarta Selatan, setelah sebelumnya menjemput amplop berisi uang sekitar satu miliar yang sama.
Heri menuturkan tiba di rumah tujuan pukul 23.00 dan menunggu sampai pukul 03.00 Saat itu juga, dia menyerahkan amplop yang dimaksud. Amplop diterima dan disampaikan kepadanya kalau orang itu akan menghadap Firli besoknya.
Pertemuan di GOR Bulu Tangkis
Pada Desember 2022, Heri bersama Panji beserta Menteri Syahrul bertemu Firli di lapangan bulu tangkis sekitaran Mangga Besar. Belakangan diketahui bahwa pertemuan itu terjadi di Gelanggang Olahraga (GOR) Tangki.
Baca Juga: Usai Kalahkan Persebaya, Skuad Persib Bandung Diistirahatkan Total
Setiba di sana Firli disebutkan sedang bermain bulutangkis sehingga sang menteri menunggu di pinggir lapangan. Setelah selesai, Firli mendatangi kemudian berbincang-bincang di pinggir lapangan tersebut.
Mentan meninggalkan GOR Tangki pukul 22.30. Berbarengan dengan itu, Panji memberikan tas yang berisi sejumlah uang kepada ajudan dari Firli. Menurut Heri, besaran uang dalam tas itu kurang lebih sama dengan dua kali pemberian sebelumnya.
"Beberapa kali sudah diantar (uang yang diminta). Dan yang terakhir belum bisa dipenuhi, akhirnya jadi tersangka," kata Heri.
Bantahan Firli Bahuri
Dalam konferensi pers di Gedung KPK pada 5 Oktober lalu, Ketua KPK Firli Bahuri membantah kabar pemerasan oleh pimpinan di lembaga itu dalam penanganan korupsi di Kementerian Pertanian. "Hal tersebut tidak benar dan tidak pernah dilakukan oleh pimpinan KPK," kata Firli.
Baca Juga: Ribut Antar Rekan Satu Tim, Berikut Para Pesepak Bola yang Pernah Saling Gelut
Dia malah mengungkap seringnya penyalahgunaan informasi terkait KPK untuk upaya pemerasan terhadap para pihak berperkara. Menurutnya, beberapa kali terjadi penyalahgunaan foto yang mengatasnamakan pimpinan, menghubungi beberapa kepala daerah, menteri, anggota DPR RI.
Lebih jauh dia menyatakan tidak pernah bertemu orang yang memberikannya uang sejumlah satu miliar dolar. Firli tak menyebut mata uang dolar itu lebih spesifik lagi. Dia hanya menambahkan, "Saya pastikan itu tidak ada. Bawanya satu miliar dolar itu banyak loh. Siapa yang mau ngasih uang 1 miliar dolar itu?"
Sumber : Tempo.co