SUKABUMIUPDATE.com - Gerakan Wanita Indonesia atau Gerwani adalah organisasi wanita yang aktif di Indonesia pada tahun 1950-an dan 1965-an.
Mengutip dari peraturan dasar Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) yang dipublikasikan arahjuang.com, Gerwani, sebelumnya bernama Gerakan Wanita Istri Sedar (Gerwis) didirikan pada bulan Juni 1950 oleh enam serikat organisasi perempuan yang ada berbasis di Pulau Jawa, yaitu; 1. Rupindo Semarang, 2. Istri Sedar Surabaja, 3. Istri Sedar Bandung, 4. Gerakan Wanita Kediri, 5. Perdjoangan Putri Republik Indonesia di Pasuruan dan 6. Wanita Madura dan organisasi-organisasi istri buruh kereta api dan Perwin (Persatuan Wanita Indonesia).
Dari peraturan dasar Gerwani yang disahkan pada kongres ke II tahun 1954, gerakan awal difokuskan pada reformasi sistem hukum Indonesia untuk membuat wanita dan pria sama di mata hukum. Banyak penekanan ditempatkan pada undang-undang perkawinan, yang memberikan prioritas kepada kebiasaan bahwa di banyak tempat membatasi kemampuan perempuan untuk mewarisi harta atau untuk menolak pernikahan poligami secara paksa, pernikahan dibawah umur, serta pendidikan dan kesehatan anak.
Baca Juga: 10 Cara Memperbaiki Mental Anak yang Sering Dimarahi, Yuk Bunda Lakukan Hal Ini
"Pada awal 1960-an, Gerwani telah mendapatkan peran dalam politik nasional. Hubungan dengan PKI menjadi lebih ketat, dan aspek-aspek feminis dalam aktivisme telah berkurang"
"Organisasi ini juga menjadi pendukung kuat Presiden Sukarno, yang mereka menghormati karena nasionalisme dan kebijakan sosialisnya, meskipun ada beberapa ketidaksetujuan internal Gerwani atas pernikahan poligami yang dilakukan Presiden, yang dianggap menjijikkan oleh kelompok ini".
Dalam pedoman dasarnya, Gerwani disebutkan memiliki bendera berwarna biru dengan lambang melati dengan ukuran 2 berbandig 3. Sedangkan sumber keuangan Gerwani didapat dari: Uang pangkal jang berdjumlah 1 rupiah, Uang iuran sebesar Rp 0,25, Bantuan sukarela dari anggota, dll.
Baca Juga: Profil Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian yang Kini Terseret Dugaan Korupsi
"Dewan Pimpinan Daerah mendapat 90% dari pendapatan uang Pangkal, Sisa jang 10% dikirim oleh Dewan Pimpinan Daerah ke Dewan Pimpinan Pusat,"
Kiprah Gerwani 1950-1965
Arlina Dwi Oktafiah dalam artikelnya yang dipublikasikan narasisejarah.id (8/92021) banyak mengulas tentang pergeakan perempuan di Indonesia medio 1950 hingga 1965.
Menurut Arlina, Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) adalah organisasi perempuan paling revolusioner dan berkembang sangat pesat. Sejalan dengan pengaruh sayap kiri PKI dan PNI pada akhir 1950-an, Gerwani mulai memperoleh posisi penting.
Baca Juga: MK Tolak Gugatan PPDB Sistem Zonasi: Bukan Isu Konstitusionalitas
"Gerwani berhasil mengambil peran penting di parlemen dan empat anggota terpilih dalam pemilihan umum 1955. Pada tahun 1956, keanggotaannya mencapai lebih dari setengah juta wanita. Kubu Gerwani juga melibatkan isu pemerkosaan di Jawa Barat dan Bali. Gerwani, yang pada tahun 1961 memiliki lebih dari satu juta anggota, secara aktif membantu meningkatkan kesadaran akan wanita petani," tulis Arlina.
Dalam catatan Arlina, Aktivis Gerwani juga selalu mengisi rubrik “Ruang Wanita” di Harian Rakjat surat kabar terbitan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang memperkenalkan pemikiran progresif Gerwani tentang wanita. Mereka yang menyumbangkan tulisannya antara lain SK Trimurti, Sujinah, Suharti, Sri, dan Sulami.
Kemudian, pada Pemilu 1955, anggota Gerwani berhasil menduduki kursi parlemen posisi mewakili Partai Komunis Indonesia (PKI). Dalam pemilihan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) lebih banyak lagi anggota Gerwani yang terpilih dalam daftar PKI.
Baca Juga: 14 Hal yang Harus Dilakukan Saat Kamu Merasa Lelah dengan Kehidupan
"Pada tahun 1964, ketika pemerintah mengeluarkan pernyataan bahwa semua ormas bergabung dalam satu partai politik tertentu, Gerwani juga menyatakan diri bergabung dengan Partai Komunis Indonesia. Pernyataan itu direncanakan dan dirumuskan pada Kongres Gerwani V pada bulan Desember 1964. Penggabungan Gerwani ke dalam partai politik mengakibatkan sejumlah anggota kecewa. Ini juga yang menyebabkan SK Trimurti pergi dari Gerwani (Lestariningsih, 2011: 63-65)".
"Pada akhir September 1965, menyusul upaya kudeta, Gerwani dinyatakan sebagai salah satu organisasi yang terlibat dalam pembunuhan tujuh jenderal dengan digambarkan melalui kekejamannya menyiksa para jendral," ungkapnya.
Melansir dari wikipedia, Organisasi ini didirikan pada tahun 1950, dan memiliki lebih dari 650.000 anggota pada tahun 1957. Dan puncaknya sekitar 1,5 juta anggota pada tahun 1965.