SUKABUMIUPDATE.com - Hari ini Sabtu, 16 September 2023, Rempang, menjadi salah satu yang trending topic di Twitter dengan jumlah post sebanyak 79,7 ribu post.
Berdasarkan hasil penelurusan, kata "Rempang" merujuk pada konflik yang terjadi di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau. Beragam komentar netizen tentang Rempang. Bahkan diantaranya respon netizen terakit pernyataan sikap PBNU dan PP Muhammadiyah hingga keterlibatan konglomerat Tommy Winata.
Melansir dari suara.com, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta pemerintah untuk menunda sementara Proyek Strategis Nasional (PSN) di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau. Alasannya adalah konflik lahan dan bentrokan antara warga dengan aparat keamanan.
Baca Juga: Pernah jadi Pedagang Asongan di Palabuhanratu, Fikri Soal Usaha Kecil, Nelayan dan HGU
Permintaan ini tidak hanya ditujukan kepada Presiden Joko Widodo, tetapi juga kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Hal serupa juga disampaikan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, melalui Majelis Hukum dan HAM Muhammadiyah, yang menekankan bahwa pencabutan proyek ini dilatarbelakangi oleh bentrokan yang terjadi antara warga yang terdampak pembangunan dengan aparat pemerintah, yang menyebabkan trauma, bahkan pada anak-anak di area tersebut.
"Meminta Presiden dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia untuk mengevaluasi dan mencabut proyek Rempang Eco City sebagai PSN (Proyek Strategis Nasional (PSN)," kata Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Hukum, HAM dan Hikmah Busyro Muqoddas melalui keterangan tertulisnya, Rabu (13/9/2023).
Baca Juga: 7 Desa Wisata di Jawa Barat Raih Penghargaan ADWI 2023
Kemudian, netizen juga menyinggung soal keterlibatan Tomy Winata atau TW masuk ke pusaran permasalahan pembangunan Rempang Eco City di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau. Namanya terseret karena perusahaan miliknya, Artha Graha Network (AG Network) disebut-sebut menjadi induk usaha dari PT Makmur Elok Graha (MEG).
PT MEG sendiri merupakan perusahaan yang mendapatkan hak pengelolaan terhadap 17.000 hektare (ha) lebih lahan di kawasan Rempang sejak 2004 hingga kini. Sekitar 2.000 ha dari lahan itu lalu dijadikan sebagai tempat pembangunan Rempang Eco City, lokasi pabrik produsen kaca China, Xinyi Glass Holdings Ltd.
Perusahaan itu pun telah berkomitmen untuk membangun pabrik pengolahan pasir kuarsa senilai US$11,5 miliar di kawasan tersebut dan menjadikannya sebagai pabrik kaca kedua terbesar dunia setelah di China. Namun, sejak pekan lalu, masyarakat di kawasan itu enggan direlokasi hingga timbul lah bentrokan.
Baca Juga: Dua Surat Mendagri Tulis Nama Berbeda Pj Wali Kota Sukabumi dan Pj Bupati Purwakarta
"Bahwa lahan yang kita sepakati diberikan ke PT MEG dari 2004 sampai hari ini itu adalah lebih kurang 17.600 ha dan khusus buat PT MEG di atas 17 ribu ada hutan lingdung 10.028 ha, sisanya 7.572 ha itu yang akan akan dikembangkan," kata Kepala BP Batam, Muhammad Rudi dalam program Power Lunch CNBC Indonesia, Jumat (15/9/2023).
"Perjanjian atau tanda tangan MoU antara PT MEG dan Xinyi di China itu hanya 2.000 ha ini yang akan kita kembangkan duluan dan bebaskan duluan dari saudara-saudara kita, masyarakat kita di sana," ungkap Rudy seperti dikutip sukabumiupdate.com dari cnbcindonesia.com, Sabtu (16/9/2023).
Sebetulnya, Tomy Winata juga kerap terlihat hadir dalam prosesi pengembangan di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam yang melibatkan PT MEG. Misalnya, saat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyelenggarakan acara Launching Program Pengembangan Kawasan Rempang KPBPB Batam pada 12 April 2023.
Baca Juga: PKS Resmi Usung Duet Anies-Cak Imin di Pilpres 2024
Saat itu, rencana investasi yang dilakukan oleh PT MEG di kawasan Rempang secara keseluruhan sampai dengan 2080 sebesar Rp 381 triliun, dan mampu menyerap tenaga kerja langsung sejumlah 306.000 orang. Tomy nampak ikut berfoto sambil mengenakan kemeja biru bersam Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Dalam website BP Batas sendiri, terinformasikan bahwa Komisaris sekaligus Juru Bicara PT MEG Fernaldi Anggadha mengatakan, pihaknya merupakan mitra dari BP Batam dan Pemko Batam dalam mengembangkan Pulau Rempang. Pengembangan kawasan Rempang ini ia pastikan lebih mengutamakan masyarakat Rempang dalam proses pembangunan ke depannya.
"Kita (PT MEG) bersama BP Batam dan Pemko Batam sangat memperhatikan, bagaimana kepentingan dari warga disana," ujarnya dikutip dari bpbatam.go.id.
bahwa ia lebih fokus pada hal-hal yang lebih bermanfaat bagi masyarakat.