SUKABUMIUPDATE.com - Maudy Ayunda, artis berprestasi Indonesia ini selalu mengejutkan publik dengan berbagai statement yang ia lontarkan. Terbaru, ia menyinggung inovasi jika seorang Maudy Ayunda menjadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi atau Mendikbudristek yang kini dijabat Nadiem Makarim.
Maudy Ayunda menyebut akan mengubah sistem assesment evaluasi pembelajaran dengan meniadakan soal pilihan ganda. Bukan lagi memilih jawaban, siswa akan dituntut untuk berpikir kritis (melatih critical thinking) dengan mengeksplorasi jawaban uraian.
Pernyataan Maudy Ayunda akan menghapuskan soal pilihan ganda ini membuat namanya masuk di jajaran Trending Twitter sejak Jumat (15/9/2023) hingga Sabtu (16/9/2023) hari ini.
Baca Juga: 15 Tips Mendidik Anak Laki-laki Agar Lebih Menghargai Perempuan
Publik kemudian kembali diajak berpikir tentang efek negatif soal pilihan ganda, sampai-sampai Maudy Ayunda ingin mengganti sistem assesment evaluasi pembelajaran di Indonesia.
Menurut Maudy Ayunda, sebagaimana menghimpun Suara.com, dengan menghapuskan soal pilihan ganda, ada efek yang sangat besar terhadap sistem pendidikan Indonesia. Dari mulai cara guru mengajar, cara murid berpikir hingga cara orangtua menghadapi anak sebagai belajar.
"Bisa dibilang aku, pasti akan mengubah assessment. Assessment itu filtering through akhirnya impacting the way that teachers teach. The way that student learn, the way that parents incentivize, their kids gitu. Kalau assessment-nya, itu open ended question, dan bukan multiple choice. (Penilaian belajar itu akan berdampak pada cara guru mengajar. Cara siswa belajar dan cara orangtua fokus ke pendanaan belajar. Itu kalau penilaian itu berdasarkan pertanyaan terbuka dan bukan pilihan ganda -red)," ujar Maudy Ayunda dalam video pendek yang viral di media sosial, dikutip via suara.com, Sabtu (16/9/2023).
Baca Juga: 12 Tips Mendidik Anak Perempuan Agar Memiliki Kepribadian Baik
Dengan menghapuskan soal pilihan ganda, kata Maudy, nantinya semakin anak muda dan pelajar mampu berpikir kritis alih-alih hanya fokus mengingat. Ia juga percaya cara ini akan membangun kebiasaan cinta belajar di Indonesia.
Di sisi lain, seperti melansir Evidence Based Education, umumnya banyak pengajar enggan memberikan soal pilihan ganda, karena ada potensi murid hanya menebak jawaban yang benar, bukan karena murid tahu atau paham.
Soal pilihan ganda juga bisa membuat siswa enggan untuk mengecek ulang jawaban mereka, dan hanya fokus pada skor atau angka akhir. Bukan fokus pada pemahaman ilmu pengetahuan yang berhasil dikuasai.
Baca Juga: 10 Kementerian dengan RAPBN 2024 Terbesar: PUPR Capai 146,8 T untuk Bangun IKN
Selain itu, soal pilihan ganda juga tidak memberikan kesempatan siswa untuk mengingat dan menguraikan penjelasan secara bebas. Hasilnya mereka hanya terbiasa berpikir benar dan salah pada soal, bukan fokus pada kenapa jawaban itu benar dan kenapa jawaban itu salah.
Bahkan Everett Franklin Lindquist selaku Penemu Soal Pilihan Ganda itu sendiri tidak merekomendasikan menggunakan sistem tes ini untuk mengajar, karena hanya berfokus pada tes rata-rata di kelas atau di sekolah. Hasilnya pengajar malah mengabaikan kepentingan siswa, untuk benar-benar punya pemahaman menyeluruh.
Bahkan banyak guru dan instruktur juga mengaku soal pilihan ganda bisa menghalangi metode belajar. Ini karena soal tersebut tidak dirancang untuk memahami karakter pembelajaran pada peserta didik.
Sumber: Suara.com