SUKABUMIUPDATE.com - Terungkapnya gembong narkoba Fredy Pratama cukup menggegerkan publik. Gembong narkoba yang dijuluki Escobar Indonesia itu dikabarkan masih buron hingga saat ini.
Terbaru, Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri menggeledah rumah salah satu kaki tangan Fredy Pratama di kawasan BSD, Tangerang Selatan, Banten, Kamis, 14 September 2023.
Melansir dari Tempo.co, penggeledahan ini atas nama SA, salah satu kurir uang Fredy Pratama yang ditangkap di Thailand. Penyidik Direktorat IV/Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri menggeledah rumah anak buah Fredy, FW dan PN yang merupakan pasangan suami istri. FW adalah salah satu kepercayaan Fredy Pratama.
Baca Juga: Bamsoet Apresiasi Keberhasilan Polri Bongkar Jaringan Narkoba Fredy Pratama
"Betul. Penggeledahan atas nama tersangka SA di rumah FA/FW/PN daerah BSD," ujar Mukti Juharsa saat dihubungi, Jumat, 15 September 2023.
Adapun jumlah barang bukti yang disita dalam penggeledahan ini, antara lain uang pecahan Rp 100 ribu dengan total Rp 400 juta, uang pecahan Rp 50 ribu dengan total Rp 2,5 juta, dan uang pecahan USD 100 dengan total USD 44 ribu yang disita dalam brankas. Total Rp 1,078 miliar uang yang disita dari penggeledahan ini.
Selain uang, penyidik juga menyita 2 lembar BPKB motor Kawasaki Ninja, 1 unit motor Kawasaki Ninja KLX nopol B-4745-ZJ, 1 unit motor Kawasaki Ninja nopol DA-5679-JA, 1 unit mobil Fortuner warna silver, 4 buku tabungan, dan 5 buku paspor.
Mukti mengatakan SA sebelumnya ditangkap di Thailand dan dibawa ke Indonesia untuk pemeriksaan mendalam terkait jaringannya. "SA sudah ditangkap di Thailand," kata Mukti.
Baca Juga: 5 Fakta Mayat Alien di Pameran Meksiko, Netizen: Jenglot Luar Negeri
SA, pria berusia 27 tahun, merupakan kurir atau bagian keuangan dari jaringan Fredy Pratama. "SA ini kurir yang bawa duit cash ke Indonesia," kata Mukti.
Dalam jaringan narkotika Fredy Pratama, Mukti sebelumnya menjelaskan, FA dan PN berperan sebagai pengelola keuangan. "Ini adalah sebagai orang-orang yang mengurus keuangannya, yang perempuan sama laki-laki. Suami dan istri," kata Mukti.
Namun Mukti enggan merinci apakah ada hubungan keluarga pasutri itu dengan Fredy. Ia hanya mengatakan mereka merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) yang ikut melarikan ke luar negeri.
Sebelumnya Kepala Bareskrim Polri Komisaris Jenderal Wahyu Widada mengatakan sejumlah anak buah Fredy Pratama berhasil ditangkap. Salah satunya K alias R yang berperan sebagai pengendali operasional di Indonesia. Kemudian NFM sebagai pengendali keuangan Fredy Pratama.
Selanjutnya sebagai koordinator dokumen palsu berinisial AR. Sementara DFM sebagai pembuat dokumen palsu KTP dan rekening palsu.
Baca Juga: BPKB Digital Siap Diluncurkan Tahun Depan, Cek Keunggulannya
Selain itu, Polri juga menangkap FA dan SA yang berperan sebagai kurir uang tunai di luar negeri. Sedangkan bertugas sebagai koordinator pengumpul uang tunai KI serta P, YP, dan DS sebagai koordinator penarikan uang.
"Kemudian FR dan AF sebagai kurir pembawa sabu," kata Wahyu Widada di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 12 September 2023.
Wahyu menyatakan bahwa Polri telah memburu jaringan Fredy Pratama ini sejak 2020-2023. Total ada 408 laporan polisi yang diungkap dengan jumlah tersangka sebanyak 884 orang. Sedangkan 39 tersangka yang ditangkap dalam operasi Escobar Indonesia dimulai dari periode Mei 2023. Atas perbuatannya, semua tersangka dijerat Undang-undang Tahun 35 tahun 2009 tentang Narkotika, termasuk pasal tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Wahyu menyatakan Fredy Pratama termasuk dalam salah satu sindikat penyalur narkoba terbesar di Indonesia, berdasarkan barang bukti yang disita, yaitu sebanyak 10,2 ton sabu dari tahun 2020-2023.
Baca Juga: Kabar Terbaru Rangka eSAF Motor Honda, Peneliti Kemenhub dan KNKT Ungkap Hal Ini
Menurut Wahyu, hal ini juga sejalan dengan temuan analisis Direktorat Tindak Pidana Narkoba menunjukkan bahwa sebagian besar narkoba di Indonesia terkait dengan jaringan Fredy Pratama. Ia menyatakan sindikat Fredy dapat menyelundupkan sabu dan ekstasi ke Indonesia setiap bulan dalam jumlah mulai dari 100-500 kilogram, menggunakan modus operandi menyamarkannya dalam kemasan teh.
Tim khusus yang dibentuk untuk memburu Fredy Pratama tersebut tidak hanya terdiri dari penyidik dari Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim, tetapi juga dari petugas polisi dari berbagai wilayah di mana Fredy memiliki jaringan, seperti Polda Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Polda Metro Jaya, Lampung, dan Bali.
Selain itu, Wahyu mengatakan bahwa polisi juga bekerja sama dengan Kepolisian Kerajaan Thailand, Kepolisian Kerajaan Malaysia, dan didukung pula polisi khusus narkoba Amerika Serikat, Drug Enforcement Administration (DEA).
Sumber: Tempo/Eka Yudha Saputra | Gusti Ayu Putu Puspasari | Febriyan