SUKABUMIUPDATE.COM - Wakil Gubernur Jawa Barat mengimbau masyarakat untuk mewaspadai dan berhati-hati terhadap 44 jenis narkoba baru karena peredarannya sudah sangat beragam dan dikemas dalam bentuk beraneka rupa.
"Dari laporan yang saya dapatkan, itu 643 jenis narkoba baru di dunia, dan yang teridentifikasi di Indonesia 44 jenis. Kemungkinan di Jawa Barat juga sama," kata Deddy Mizwar pada Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional Tingkat Provinsi Jawa Barat, di Gedung Sate Bandung, Selasa (9/8).
Menurut dia, peran masyarakat sangatlah penting dalam pemberantasan narkoba, seperti masyarakat bisa langsung melaporkan hal-hal mencurigakan kepada petugas jika menemukan pengedar narkoba atau narkoba itu sendiri.
"Dan kalau hanya mengandalkan penegak hukum saja agak sulit, masyarakat harus melawan juga, melaporkan kejadian di sekelilingnya," kata dia.
Ia mengatakan Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu daerah sasaran bagi para bandar narkoba, terlebih Jawa Barat menjadi pasar yang potensial dengan jumlah penduduk yang banyak dan jaraknya dekat dengan ibu kota.
Terkait adanya dugaan keterlibatan aparat dalam jaringan narkoba di Indonesia seperti yang diutarakan dalam pengakuan Freddy Budiman (dituangkan dalam testimoni yang ditulis Ketua Kontras Haris Azhar), menurut Wagub Jabar, hal itu harus didalami dan dibuktikan.
"Hal itu harus dikonfirmasi, bisa disidik benar atau tidak. Penuntasan pengakuan Freddy menjadi fakta atau kebohongan harus dilakukan agar masyarakat tidak menduga-duga, atau bahkan terhasut oleh informasi yang keliru," kata dia.
Sementara itu Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Barat merehabilitasi sekitar 5.500 pecandu narkoba di Jawa Barat dalam kurun waktu satu tahun terakhir ini.
"Itu dari tahun 2015 sampai 2016. Mereka yang direhabilitasi itu rata-rata usia produktif," kata Kepala BNNP Jawa Barat Brigjen Pol Iskandar Ibrahim.
Selain usia produktif, menurut dia, dari 5.500 pecandu narkoba yang direhabilitasi oleh BNNP Jawa Barat sekitar sepuluh persennya adalah anak-anak.
"Kalau anak yang direhabilitasi, itu mereka direhabilitasi di bapas atau balai pemasyarakatan dan dinas sosial setempat," ujarnya.
Ia mengatakan hingga saat ini jumlah pengguna narkotika di Provinsi Jawa Barat mencapai 8.500 orang. Jumlah tersebut tertinggi di Indonesia.
Namun, lanjut dia, dari segi prevalensi jumlah pengguna narkotika di Provinsi Jawa Barat menempati urutan keenam di Indonesia.