SUKABUMIUPDATE.com - Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) drh Slamet angkat suara terkait langkah Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan melakukan impor beras dari India sebanyak 1 juta ton. Zulhas berdalih kebijakan ini untuk mengantisipasi dampak dari El Nino.
Slamet menilai kebijakan impor beras yang dilakukan Kementerian Perdagangan (Kemendag) tidak sebatas upaya mengatasi dampak El Nino seperti yang disampaikan Zulhas. Kegiatan yang sarat merugikan petani ini sudah tersistematis sehingga seolah-olah masuk akal dan dapat diterima.
"Bagaimana pemerintah mendesain dari awal supaya impor ini seolah-olah masuk akal," kata Slamet di Jakarta pada Jumat (16/6/2023).
Slamet yang merupakan legislator asal daerah pemilihan Kota dan Kabupaten Sukabumi mengatakan pemerintah selalu beralasan kebijakan impor dilakukan untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP) akibat tidak adanya persediaan atau suplai dari petani beras dalam negeri.
Baca Juga: Bertemu Masyarakat, Drh Slamet Dorong Penghijauan Hutan Pajampangan Sukabumi
Padahal saat panen raya, pemerintah melalui Perum Bulog tidak menyerap gabah petani lokal secara maksimal sehingga merugikan mereka. "Sementara ketika tidak panen raya, pemerintah teriak ingin memenuhi CBP dan stok di petani kita kosong. Ujungnya pemerintah melakukan impor," kata Slamet.
Mengutip tempo.co, Mendag Zulkifli Hasan alias Zulhas mengatakan pihaknya tengah menyiapkan sejumlah langkah dalam mengantisipasi dampak El Nino. Menurutnya, El Nino dapat berpengaruh pada kenaikan harga sejumlah komoditas.
"Karena ada El Nino. Beberapa bahan pokok mulai naik. Gula misalnya sudah jauh harganya. Bawang juga naiknya dua kali lipat," kata Zulhas, Kamis, 15 Juni 2023.
Zulhas juga menyebut pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) hingga kementerian terkait guna membahas langkah antisipasi dari dampak El Nino ini.
Selain itu, dia menyebut Kementerian Perdagangan telah menandatangani nota kesepakatan atau MoU dengan India untuk pengadaan beras. Hal ini sebagai langkah antisipasi berkurangnya stok beras dalam negeri sebagai dampak terjadinya El Nino.
"Makanya saya sudah MoU dengan India 1 juta ton. Sewaktu-waktu bisa beli. Jadi harga sudah diikat GtoG (Government to Government) antara pemerintah dengan pemerintah, kita sudah pesan 1 juta ton," ujarnya.
Zulhas menambahkan rencana impor ini dilakukan di luar penugasan Bapanas kepada Perum Bulog untuk impor beras 2 juta ton sepanjang 2023.
Sebelumnya, Perum Bulog mendapatkan tugas dari Bapanas untuk mengimpor 2 juta ton beras guna memenuhi kebutuhan cadangan beras pemerintah (CBP) hingga akhir 2023.
Sumber: Siaran Pers