SUKABUMIUPDATE.com - Sakit hati, dewasa ini kerap dijadikan alasan kenapa seseorang berani melakukan aksi pembunuhan. Meski sebagian menganggapnya sepele, namun sakit hati berujung maut bisa menjadi boomerang yang memakan korban jiwa.
Seperti seorang pelajar SMP di Mojokerto, Jawa Timur, yang tega membunuh teman sekelasnya sendiri lantaran sakit hati ditagih uang kas. Sebagaimana dikutip dari Serang.suara.com, pelaku berinisial AB (15 tahun) dibantu temannya, NA (19 tahun) saat melakukan aksinya.
Baca Juga: Kepala Bocor, Balita Tertimpa Timbangan Dacin di Posyandu Sukabumi
Diketahui sebelumnya, korban yaitu AE (15 tahun) adalah bendahara kelas. Korban menagih uang kas karena pelaku (AB) sudah menunggak selama dua bulan.
Kasus tersebut saat ini ditangani Kepolisian Resor Mojokerto Kota.
“Sementara ini yang kami dapatkan, yang bersangkutan katanya dendam kepada korban. Korban ini, kan, menjadi bendahara kelas. Awalnya, dia (pelaku) ditagih, dibangunkan, kemudian dia dendam,” ujar Kepala Polres Mojokerto Kota AKBP Wiwit Adisatria, Selasa, 13 Juni 2023.
Baca Juga: Jejak Pegasus, Alat Sadap Mematikan Pembungkam Suara Rakyat Indonesia
Tak hanya membunuh, kedua pelaku juga mengambil sepeda motor dan ponsel korban. Ponsel korban kini telah dijual dan hasilnya dibagi dua oleh pelaku, sedangkan sepeda motor korban disimpan di rumah pelaku AB.
Kasus pembunuhan pelajar SMP ini terungkap setelah polisi berhasil melacak ponsel korban. "Dari HP itulah, ada di seseorang. Kami melakukan penyelidikan dan didapat informasi terkait keberadaan terduga pelaku," ucap Wiwit.
Hasil autopsi sementara dari tim Laboratorium Forensik Kepolisian Daerah Jawa Timur menunjukkan bahwa korban meninggal akibat kekurangan oksigen karena diduga dicekik pelaku AB.
Baca Juga: Viral Genderuwo Culik Bayi 3 Bulan di Pati, Ternyata Meninggal Dibunuh Ayahnya
Korban dibunuh di belakang rumah pelaku. Jasadnya kemudian dibawa ke parit di bawah rel kereta api.
"Korban dibunuh di belakang rumah pelaku. Dari pengakuan, pelaku mencekik korban sampai kehabisan oksigen dan meninggal. Eksekutor ini adalah pelaku anak (AB), teman sekelas korban," tutur Wiwit.
Menurut Wiwit, pihaknya sedang mendalami kasus ini lantaran pelaku dewasa NA diduga sempat menyetubuhi korban yang sudah meninggal.
"Jadi kita dalami informasi bahwa pelaku dewasa sempat melakukan persetubuhan dua kali. Informasi ini masih terus kita dalami, karena korban kemungkinan besar sudah meninggal," katanya.
Sumber: Serang.suara.com