SUKABUMIUPDATE.com - Nama 'Lapang Merdeka Kota Sukabumi' baru-baru ini ramai diperbincangkan publik usai isu kisruhnya peminjaman tempat Shalat Ied antara Pemkot dan Muhammadiyah. Narasi yang tersiar langsung dibantah dengan pertemuan antara Walikota Sukabumi, Achmad Fahmi dengan
Hasil audiensi antara Pemkot Sukabumi dan pihak Muhammadiyah menyebutkan bahwa Pemerintah akan memfasilitasi rencana Shalat Idul Fitri Muhammadiyah di Lapang Merdeka Kota Sukabumi. Bahkan selain Lapang Merdeka, Walikota Sukabumi Achmad Fahmi turut memberikan alternatif lain untuk pelaksanaan Shalat Idul Fitri keluarga besar Muhammadiyah, salah satunya di kampus Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) dan sebagian Jalan R Syamsudin SH yang tepat berada di depan bangunan kampus.
Baca Juga: Link Live Streaming CCTV Jalan Tol, Pantauan Realtime Arus Mudik Lebaran 2023
Berkaitan dengan Lapang untuk Shalat Idul Fitri oleh Muhammadiyah, ada catatan historis soal penggunaan Lapang sebagai tempat Shalat Ied.
Shalat Ied di Lapang Dimulai Sejak 1926: Hasil Kongres Muhammadiyah ke-15
Pengamat sejarah Sukabumi, Irman Firmansyah mengatakan Shalat Ied di Lapang awalnya diinisiasi oleh Muhammadiyah terutama setelah ada kritikan dari tamu asal India yang pada masa itu masih Shalat Ied di Mesjid Keraton Yogyakarta. Hal ini terlontar bukan karena ada penolakan, tetapi bentuk sikap menghormati dimana Hari Raya Idul Fitri di keraton pada masa itu berbeda dengan Muhammadiyah.
Disisi lain pendapat untuk Shalat Ied di lapangan juga didukung oleh hadits Riwayat Bukhori dan Muslim.
"Muhammadiyah kemudian membuat keputusan dalam kongres Muhammadiyah ke-15 di Surabaya sehingga tahun 1926 mulailah Shalat Ied di Lapang." kata Irman kepada sukabumiupdate.com, Selasa (18/4/2023).
Baca Juga: 3 Link Live Streaming CCTV Lalu Lintas, Ada Sukabumi Utara-Palabuhanratu
Praktik Shalat Ied di Lapang juga dilakukan oleh masyarakat Islam lain, apalagi jika kapasitas masjid terbatas. Umumnya, masjid-masjid kecil atau mushola tidak digunakan untuk Shalat Ied.
Mengingat pada Hari Raya Idul Fitri, banyak keluarga yang sudah tinggal diluar wilayah kemudian mudik dan Shalat Ied di kampung halamannya. Lapangan baik lapang sepak bola, atau lapang berlumut lainnya biasanya menjadi alternatif untuk menampung jamaah Shalat yang banyak.
"Sebagian umat Islam di Sukabumi juga melakukan Shalat Ied di Lapang meskipun banyak juga yang menunaikannya di masjid." jelas Irman.
Irman yang sekarang juga sebagai Ketua Yayasan Dapuran Kipahare mengungkapkan, masyarakat bisa memilih tempat mana saja tergantung keperluan yang memudahkan warga. Salah satu tempat lapang yang dijadikan tempat Shalat Ied adalah Lapang Merdeka Kota Sukabumi yang terletak di pusat kota.
Sejarah Singkat Lapang Merdeka Kota Sukabumi
Lapang Merdeka saat ini menjadi pusat aktivitas masyarakat khususnya dalam berolahraga. Tak hanya warga Kota Sukabumi, namun juga penduduk di sekitarnya seperti Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur. Lapang yang terletak di pusat kota ini menjadi pilihan lantaran kini memiliki lintasan lari atau jogging track berlapis karet khusus jenis Ethylene Prophylene Diene Monomer atau EPDM sepanjang 322 meter dan lebar 5,9 meter.
Lapang Merdeka menjadi bagian tidak terpisahkan dalam sejarah terbentuknya Kota Sukabumi dengan konsep alun-alun Macapat yang menjadi sentrum awal kota. Ketika masa Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC, lapang ini diprakirakan sebagai alun-alun distrik Gunungparang. Mengingat, sejak pengaruh Mataram di Priangan, hampir semua pusat administrasi seperti kabupaten, distrik, bahkan kecamatan, memiliki alun-alun.
Irman memprakirakan Lapang Merdeka Kota Sukabumi awalnya merupakan bagian dari alun-alun Gunungparang (alun-alun utara), sebelum terpisah oleh jalan dan bangunan. Konsep utuhnya adalah alun-alun Macapat, di mana pada umumnya kota-kota di Jawa pada masa itu menjadikan alun-alun sebagai pusat dengan empat penjuru mata angin: selatan tempat pemimpin, barat tempat beribadah, timur perumahan, dan utara tempat hiburan.
Lapang Merdeka mengalami beberapa perkembangan sesuai kebutuhan. Awalnya banyak gugunungan (tanah menonjol) dengan kontur yang dominan, kemudian dikeruk dan tahun 1965 hasil kerukannya diratakan ke beberapa sisi. Area dekat Jalan Veteran juga dikeruk agar lapang menjadi rata dan semakin luas. Lapang Merdeka kemudian sering menjadi tempat kegiatan masyarakat, misalnya pada 25 Agustus 1968, menjadi tempat lomba perkutut se-Indonesia yang semarak.
Selanjutnya, banyak kegiatan-kegiatan seni budaya dan olahraga dilakukan di sini, bahkan kegiatan organisasi kemasyarakatan. Yang unik, kata Irman, sempat pula menjadi lokasi prostitusi yang terkait waria, sehingga ada istilah "Bencong Lapdek" (pada 1990-an).
"Karena banyak yang nongkrong malam-malam dan remang-remang. Biasanya bencong cari mangsa ke situ yang suka bencong juga, terbiasa nyarinya di situ. Ibarat tempat nyari dan transaksi, kalau makanya entah di bawa ke mana," kata Irman.
Kemudian setiap Ahad, Lapang Merdeka sempat menjadi pasar kaget, di mana masyarakat bisa berolahraga dan belanja murah meriah.