SUKABUMIUPDATE.com - Presiden Joko Widodo Atau Jokowi menghadiri Puncak Peringatan Hari Pers Nasional 2023 di Sumatra Utara, Kamis (9/2/2023).
Tak hanya menghadiri Puncak Peringatan Hari Pers Nasional 2023, Jokowi juga mengunggah ucapan selamat hari pers yang dikemas dalam sebuah karikatur di media sosial miliknya. Dalam caption unggahannya, Jokowi menyatakan 'Pers Merdeka, Demokrasi Bermartabat'
Dalam sambutan pidato di acara Peringatan Hari Pers Nasional 2023, Jokowi mengucapkan selamat Hari Pers kepada seluruh insan pers nasional dan menyampaikan apresiasinya atas perannya bagi bangsa dan negara.
Baca Juga: Termasuk Tol Bocimi Seksi 2, Ini 18 Ruas Tol yang Ditarget Beroperasi di 2023
Jokowi pun sempat menyampaikan poin-poin penting, termasuk pernyataannya soal dunia pers yang saat ini sedang tidak baik-baik saja. Simak inilah poin -poin pernyataan Jokowi selengkapnya.
Pers Buka Harapan Orang Biasa jadi Presiden
Jokowi menyatakan dirinya bersahabat dengan insan pers sejak menjabat sebagai Wali Kota Solo, kemudian menjadi Gubernur DKI Jakarta, hingga saat ini menjadi Presiden RI.
“Saya ke sana-ke mari, runtang-runtung, saya jalan bareng ke kampung, ke pasar, ke desa, ke nelayan, dengan rekan-rekan wartawan. Terbukti insan pers telah membuka harapan orang biasa seperti saya bisa menjadi presiden,” tuturnya.
Baca Juga: 2 Anak Gadis yang Hilang di Cireunghas Sukabumi Ternyata Ikut Komunitas Anjal
Sebut dunia pers sedang tidak baik-baik saja
Di balik sukacita peringatan Hari Pers Nasional 2023, Jokowi pun menyebut bahwa dunia pers sedang tidak baik-baik saja.
"Pada hari peringatan hari pers nasional sekarang saya ingin mengatakan bahwa dunia pers tidak sedang baik baik saja. Saya ulang dunia pers tidak sedang baik baik saja," kata Jokowi.
Dulu kata Jokowi, isu utama dan yang selalu disuarakan oleh dunia pers adalah kebebasan pers. Tapi kata Jokowi isu utamanya sudah bergeser.
Baca Juga: Selain Pawai Barongsai, Ada Bazar Cap Go Meh Kota Sukabumi 9-11 Februari
"Pers sekarang ini mencakup seluruh media informasi yang bisa tampil dalam bentuk digital, semua bebas membuat berita dengan sebebas-bebasnya. Sekarang ini masalah yang utama menurut saya adalah membuat pemberitaan yang bertanggung jawab," tegasnya.
Berita Dikendalikan Algoritma
Jokowi menyatakan saat ini masyarakat kebanjiran berita dari medsos dan media digital lainnya termasuk platform asing. Menurut dia berita-berita tersebut dikendalikan oleh Artificial Intelligence dan Algoritma yang mementingkan sisi komersial.
"Masyarakat kebanjiran berita dari media sosial dan media digital lainnya termasuk platform-platform asing. Dan umumnya tidak beredaksi atau dikendalikan AI. Algoritma raksasa digital cenderung mementingkan sisi komersial saja dan hanya akan mendorong konten recehan dan sensasional," tambah mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Baca Juga: Klasemen Persib Bandung Jika Menang atau Kalah Lawan Bali United di Pekan ke-23 Liga 1
Menurut Jokowi, berita yang dikendalikan AI dan Algoritma demi komersial mengorbankan kualitas isu dan jurnalisme otentik. "Hal semacam ini tidak boleh mendominasi kehidupan masyarakat kita, media konvensional yang beredaksi semakin terdesak dalam peta pemberitaan," ujarnya.
Belanja Iklan Dikuasai Platform Asing
Jokowi menyatakan sekitar 60 persen belanja iklan telah diambil oleh media digital terutama platform-platform asing.
"Artinya apa?sumber daya keuangan media konvensial akan semakin berkurang terus dan sebagian sudah mengembangkan diri ke media digital tetapi dominasi platform asing dalam mengambil belanja telah menyulitkan media dalam negeri kita," ujarnya.
Baca Juga: 30 Link Twibbon Hari Pers Nasional 2023 dan Cara Menggunakannya
Terkait hal ini, Jokowi menyatakan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate baru saja mengajukan izin prakarsa rancangan Perpres tentang kerjasama perusahaan platfom digital dengan perusahaan pers untuk mendukung jurnalisme berkualitas.
"Tapi ada usulan lain, rancangan perpers tentang tanggung jawab perusahaan platform digital untuk mendukung jurnalisme yang berkualitas. Saran saya bertemu kemudian dalam satu bulan ini harus selesai mengenai perpres ini, jangan lebih dari satu bulan. Saya akan ikut dalam beberapa pembahasan mengenai ini," ujarnya.
Keamanan Data
Jokowi menyatakan keamanan data dalam negeri harus menjadi tanggungjawab bersama. Menurut dia, data merupakan 'new oil' yang harganya tak terhingga.
Baca Juga: 5 Cara Mencegah Perut Buncit Agar Tampil Lebih PD, Yuk Simak!
Dia menyatakan, penguasa data bisa memahami kebiasaan atau perilaku masyarakat. Dengan memanfaatkan algoritma, penguasa data bisa mengendalikan preferensi masyarakat.
"Hal ini harus menjadi kewaspadaan kita bersama, hati-hati dan waspada mengenai ini," ujarnya.
Media Arus Utama Penjernih Informasi
Jokowi menuturkan media mainstrem atau media arus utama sangat dibutuhkan untuk menjadi rumah penjernih informasi.
Baca Juga: 7 Alamat Proxy Whatsapp Indonesia Gratis, Pake WA Gak Perlu Terhubung Internet
Menurut dia, media arus utama mampu menyajikan informasi yang terverifikasi dan menjalankan peran sebagai communication of hope. "Yang memberi harapan kepada kita semuanya," kata dia.
Dia menegaskan, saat ini peran utama media arus utama semakin penting untuk mengamplifikasi kebenaran dan menyingkap fakta.
"Media arus utama diharapkan mampu menjaga dan mempertahankan misinya untuk mencari kebenaran dan membangun optimisme," ujarnya.
Baca Juga: 13 Fakta Goa Kutamaneuh Sukabumi, Peristirahatan Prabu Siliwangi Sampai Johny Indo
Oleh karena itu, kepala negara meminta semua pihak, baik pada lembaga pemerintah pusat dan daerah, BUMN, perusahaan swasta, lembaga swadaya masyarakat untuk mendukung keberadaan media arus utama.
Namun Presiden mengingatkan bahwa untuk bisa eksis berkelanjutan, media arus utama harus melakukan inovasi-inovasi.
"Harus adaptif terhadap teknologi dan melakukan langkah-langkah strategis namun media massa tidak boleh dibiarkan berjalan sendiri. Pemerintah dan semua pemangku kepentingan harus memberikan dukungan," kata Jokowi.
Baca Juga: Kebakaran di Cikembar Sukabumi, IRT Penderita Stroke Tewas Terjebak Kobaran Api
Media Tidak Tergelincir Polarisasi Tahun Politik
Jokowi mengingatkan tahun politik semakin dekat. Dalam hal ini, media diharapkan tidak tergelincir dalam polarisasi tahun politik.
"Memasuki tahun politik, media massa harus tetap berpegang teguh pada idealisme, objektif dan tidak tergelincir dalam polarisasi," ucap Jokowi.
Jokowi juga berharap media Indonesia saat ini tetap menjadi referensi utama masyarakat agar mendapatkan informasi dengan tepat.
"Media massa harus tetap menjadi pilar demokrasi yang keempat dan menjadi referensi utama bagi masyarakat dalam mendapatkan informasi secara faktual," kata Jokowi.