SUKABUMIUPDATE.com - Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabag Banops) Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol Aswin Siregar mendukung Polda Metro Jaya (PMJ) yang tengah melakukan penyidikan kasus pembunuhan sopir taksi online oleh Bripda HS.
“Pimpinan Densus 88 tidak mentolerir pelanggaran hukum yang dilakukan anggota Densus 88. Mendukung penyidikan yang profesional dan transparan yang dilakukan Ditkrimum PMJ,” kata Aswin Siregar, Rabu (8/2/2023) dilansir dari Tempo.co.
Kasus pembunuhan sopir taksi online bernama Sony Rizal Taihitu oleh anggota Densus 88 Bripda HS terjadi di perumahan Bukit Cengkeh Depok, Senin, 23 Januari 2023. Bripda HS kemudian ditangkap di hari yang sama tepatnya pada waktu sore, di daerah Bekasi.
Baca Juga: 5 Cara Mencegah Perut Buncit Agar Tampil Lebih PD, Yuk Simak!
Saat ini Bripda HS telah ditetapkan sebagai tersangka. Dari kasus ini, banyak hal yang terungkap mengenai sosok Bripda HS yaitu pernah melakukan 5 jenis pelanggaran, seperti penipuan hingga main judi online.
Aswin mengatakan HS telah diberikan hukuman oleh pimpinan Densus 88 atas pelanggaran yang dilakukan.
Apa saja pelanggaran yang pernah dilakukan Bripda HS sebelum melakukan pembunuhan sopir taksi online? berikut daftarnya:
Baca Juga: Cibuntu Padabeunghar Baros, Sesar Cimandiri di Sukabumi Berkekuatan Hingga VIII MMI
1. Melakukan penipuan terhadap teman anggota Polri.
2. Melakukan penipuan terhadap masyarakat.
3. Melakukan pinjaman uang kepada temannya.
4. Tertangkap tangan main judi online.
5. Terlibat uang pribadi yang sangat besar kepada berbagai pihak.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko menyatakan Bripda Haris telah diserahkan ke satuan kerja yang bersangkutan.
“Sejauh ini penyidik sudah melakukan pemeriksaan terhadap pelaku yang sudah ditetapkan sebagai tersangka dan dilakukan penahanan,” kata Trunoyudo di kantor Hubungan Masyatakat Polda Metro Jaya, Rabu siang.
Selain itu, Bripda HS masih dalam proses penyidikan di Ditkrimum Polda Metro Jaya.
Baca Juga: Profil Isye Sumarni Pemeran Emak Preman Pensiun, Sosok yang Bikin Nyali Kang Mus Ciut
Trunoyudo menyebut kedatangan tim kuasa hukum korban kemarin akan menjadi pertimbangan penyidik. Polda Metro Jaya akan mengacu pada alat bukti yang sah.
Motif pembunuhan yang disebut oleh anggota Densus 88 itu karena faktor ekonomi juga masih didalami oleh kepolisian. “Proses ini masih berjalan terus. Tentu dinamika proses penyidikan dengan alat bukti dilakukan analisis. Nanti kita tunggu perkembangannya,” tutur Trunoyudo.
Sumber: Tempo.co