SUKABUMIUPDATE.com - Kasus keracunan anak cukup marak diberitakan media. Kali ini bukan keracunan chiki ngebul atau ice smoke, melainkan roti promosi.
Ya, makanan promosi memang menggiurkan karena didapatkan secara cuma-cuma (baca: gratis). Namun, masyarakat sebaiknya waspada terhadap makanan promosi yang dibagikan.
Kembali pada kasus keracunan roti promosi gratis, beberapa makanan ini diketahui sudah melewati tanggal batas aman konsumsi atau kedaluwarsa.
Mengutip tempo.co, Belasan siswa SDN 01 Pengasinan Depok diduga keracunan usai mengonsumsi roti promosi yang dibagikan sales ke sekolah di Jalan Raya Pengasinan RT 3 RW 3 Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Selasa 24 Januari 2023.
Baca Juga: Pisau Tertancap di Tengkuk, Kronologi Anak Tewas Usai Dilempar Tas oleh Ayahnya
Sekitar 500 bungkus roti di bagikan ke sekolah, sebelumnya dibagikan pihak produsen sudah memeriksa tanggal kedaluwarsa roti.
Saat itu dipastikan roti yang akan diberikan aman. Roti tersebut pun dikonsumsi siswa namun ternyata diduga ada yang sudah kadaluarsa dan mengakibatkan mereka mual dan muntah.
Salah satu orang tua siswa yang melaporkan kejadian tersebut ke Polres Metro Depok, Rosita menuturkan, Selasa 24 Januari 2023 pihak sekolah kedatangan tamu dari salah satu produsen roti.
"Jadi mereka itu promo sampel dibagi-bagi gratis buat anak sekolah. Nah sebelum itu pihak sekolah lain juga udah dibagi-bagiin, tapi kebetulan nggak bermasalah, nggak kedaluwarsa,” kata Rosita ditemui di Polres Metro Depok, Rabu 25 Januari 2023.
Beberapa kardus roti promosi kedaluwarsa
Dirinya menuturkan, roti yang telah disortir diangkut ke sekolah menggunakan satu mobil yang di dalamnya ada beberapa kardus roti yang sudah kadaluarsa. Namun, tidak dipisahkan dengan roti yang akan dibagikan ke siswa. Tak lama setelah siswa makan roti tersebut, belasan siswa muntah dan sakit perut.
“Mereka rebutan ke toilet kemarin. Pas di rumah mereka bilang ke orang tua dan kami tanya habis makan apa. Katanya makan roti di sekolah,” tutur Rosita.
Karena banyak yang mengalami kejadian serupa, dirinya langsung menghubungi pihak sekolah yang selanjutnya berkordinasi dengan manajemen roti tersebut.
"Kedua belah pihak masih melakukan mediasi. Tadi juga pihak roti itu juga konfirmasi ke sekolah, ketemu sama kita juga,” ujar Rosita.
Baca Juga: Presiden Indonesia Bersemedi, Sederet Jejak Pertapaan Soeharto di Gunung Jawa
Para korban juga kemarin langsung melapor ke kepolisian. Kemudian, lanjut dia, tim identifikasi dan Dokkes Polres sudah ke lokasi sekolah.
“Kita lapor sama polisi, memang polisi reaksinya cepat, hari itu juga, malam itu juga semua datang, dari Polres Depok. Bagian lab, dokternya semua datang. Paginya tadi kami dihubungi, pihak roti ini bertemu dengan pihak orang tua murid yang terkena korban roti kadaluarsa,” lanjut Rosita.
Atas kejadian itu, dirinya sudah menanyakan ke produsen roti, mereka menjelaskan sudah melakukan quality control (QC) roti sebelum dikemas untuk diantar ke sekolah tertera tanggal kadaluarsa 27 Januari.
Dirinya juga mengungkapkan, guru sekolah pun sudah memeriksa juga ketika roti datang ke sekolah dan melihat tanggal kedaluwarsa 27 Januari.
“Belakangan dari SPG mereka datang, lalu bagi-bagi lagi. Nah di situ lah, pihak dari sekolah juga kecolongan, ada yang kadaluarsa tanggal 22, 23, 24 Januari,” kata Rosita.
Sumber: Tempo.co