SUKABUMIUPDATE.com - Beras hampir selalu menjadi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia mulai dari sabang sampai merauke.
Tak heran, beras termasuk salah satu bahan pangan yang diimpor dari luar negeri demi memenuhi angka kebutuhan.
Akan tetapi, mengingat musim panen akan segera tiba, Pemerintah Indonesia menetapkan Impor Beras akan dihentikan.
Mengutip Tempo.co, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas menetapkan batas terakhir impor beras adalah Maret 2023. Pembatasan dilakukan karena masa panen raya di Indonesia sudah mulai terjadi.
"Setelah Maret, saat sudah panen raya tidak boleh lagi impor beras," kata Zulhas yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Sabtu, 14 Januari 2023 dikutip via Tempo.
Pernyataan Zulhas ini disampaikan saat dirinya tengah mengikuti panen padi perdana tahun 2023 di sawah agro wisata organis Mulyaharja, Bogor Selatan, Kota Bogor. Zulhas menerangkan panen di Kota Bogor ini baru panen awal.
"Panen di Mulyaharja Kota Bogor ini adalah awalan, kita baru akan panen raya perkiraan Maret nanti," kata Zulhas.
Baca Juga: Termasuk Cabai, Ini Daftar Harga Acuan Pangan Menurut Aturan Pemerintah
Kepada Wali Kota Bogor Bima Arya, Zulhas memuji karena di Kota Bogor masih ada agro eduwisata organik Mulyaharja yang mendukung ketahanan pangan dan menjadi objek wisata serta perdagangan produk lokal.
"Di sini ada sawah, ada kebun sayur mayur, ada kolam ikan, buah-buahan, bahkan ada juga coffee shop dan produk kreatif sepatu karya warga lokal," kata Zulhas
Pada pertengahan Desember 2022, sebanyak 200 ton beras milik Bulog yang sebelumnya menjadi cadangan di luar negeri telah tiba di Indonesia. Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menyebut pihaknya telah membeli 200 ribu ton beras dari luar negeri dan belum diimpor ke Indonesia.
Zulhas menyebut ratusan beras tersebut masuk ke dalam negeri untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP) yang berkurang banyak pasca operasi pasar yang dilakukan Bulog. Zulhas menyebut masih ada 300 ton lagi cadangan beras yang dicadangkan di luar negeri.
"Sebagian dari impor, 200 ribu, sudah datang. Jadi biar tidak simpang siur. Yang mau impor itu tidak ada. Presiden, Kabulog, saya, dan Kabapanas Arief tidak ada yang ingin impor, jika produksi kita cukup. Buat apa kita impor, jika berasnya ada," kata Zulhas.
Baca Juga: Data BPS Mencatat Konsumsi Rokok di Sukabumi Lebih Tinggi dari Beras
Zulhas menerangkan data dari Kementerian Pertanian memang menunjukkan beras di dalam negeri sedang surplus. Tetapi, karena harga beras terus meningkat secara signifikan hingga mencapai Rp10 ribu per liter, akhirnya Bulog memutuskan untuk melakukan operasi pasar dengan harga Rp8.300.
"Terus di gelontorkan, karena itu stoknya bulog berkurang banyak. Karena itu musti cari, kalau kurang kan kepercayaan diri pasar terganggu," kata dia.
Demi menghindari kenaikan harga akibat stok beras di Bulog yang menipis, Zulhas memutuskan memasukan cadangan beras dari luar negeri.
"Kita tidak mau, karena beras ini kan makanan pokok di Indonesia. Kita sudah tiga kali enam hari mencoba mencari tapi tidak dapat. Jadi kita putuskan impor, untuk menambah cadangan Bulog sebanyak 500 ribu. Ini yang baru datang 200 ribu," kata Zulhas.
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan hal yang senada. Ia berujar distribusi CBP belum optimal sehingga harga beras masih melonjak.
Ia pun mendorong Bulog segera menyelesaikan impor agar stok CBP mumpuni dan bisa meredam harga beras di pedagang maupun di level konsumen.
Baca Juga: Bank Dunia Sebut Beras di Indonesia Termahal se-Asia Tenggara, Ini 3 Penyebabnya
Di sisi lain, Arief memastikan harga beras petani di masa panen raya tidak akan terpengaruh oleh aktivitas impor beras. Arief berjanji impor beras akan dihentikan saat panen raya tiba, sehingga harga beras di petani akan tetap stabil.
"Begitu panen raya, keran impor Bulog kami tutup," ujarnya saat ditemui Tempo di kantor Foodbank of Indonesia, Jakarta Selatan pada Selasa, 10 Januari 2023.
Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan mencatat harga beras medium per 12 Januari 2023 masih naik 2,73 persen dibanding bulan lalu menjadi Rp 11.300 per kilogram. Sementara beras premium menembus harga Rp 13.200 per kilogram.
Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional per 12 Januari 2023 juga mencatat harga beras medium tembus Rp 12.750 per kilogram. Sementara harga beras kualitas super I mencapai Rp 14.100 per kilogram. Kemudian beras kualitas bawah sebesar Rp 11.600 per kilogram.
Sumber : Tempo.co