SUKABUMIUPDATE.com - Pada sidang yang diadakan di PN Jakarta Selatan, Selasa 10 Januari 2023, Ferdy Sambo sepertinya mengeluarkan jurus terakhir sebagai pembelaan agar terhindar dari hukuman.
Sambo memberikan keterangan terakhirnya sebagai terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Melansir dari Suara.com, Kabarnya sidang tuntutan mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua akan digelar pada Selasa, 17 Januari 2023 mendatang.
Dan berikut adalah sederet narasi-narasi terakhir Ferdy SAmbo menjelang sidang tuntutan.
1. Ubah Diksi Pelecehan ke Pemerkosaan
Jurus pertama yang dikeluarkan Ferdy Sambo adalah terkait motif pemerkosaan Putri Candrawathi yang diduga dilakukan Brigadir Yosua yang dijadikan latar belakang aksi pembunuhan.
Sambo mengaku bahwa ia diselimuti rasa emosi yang memuncak begitu mendengar cerita istrinya dilecehkan oleh Brigadir Yosua, bahkan lebih fatal yang terjadi di rumah pribadi di Magelang.
Namun Jaksa Penuntut Umum (JPU) mempertanyakan penggunaan kosakata pelecehan dan perkosaan yang berubah-ubah disebutkan Sambo selama persidangan. Sambo pun mengaku pemakaian kata pelecehan adalah untuk mengurangi rasa malu dan menjaga martabat istrinya.
"Saya menyampaikan itu pelecehan untuk biar jangan terlalu malu istrinya saya, itu aja, karena saya juga bekas penyidik, saya tahu kondisi korban," ujar Sambo membela diri.
2. Istri Marah Saat Dilibatkan ke Skenario
Dalam persidangan Sambo mengaku Putri marah ketika dilibatkan dalam skenario pembunuhan Brigadir Yosua.
Sambo menyebut istrinya tidak mungkin menceritakan kejadian asusila yang terjadi di Magelang namun skenario ini tidak mungkin diubah lagi karena sudah disampaikan ke Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Istri saya waktu itu marah, lalu saya bilang saya gak mungkin cabut keterangan ke bapak Kapolri, istri saya marah tidak terima harus diikutkan dalam skenario di Duren Tiga," ujar Sambo.
3. Perintah Hajar Bukan Tembak
Richard Eliezer alias Bharada E tetap konsisten terkait kalimat perintah tembak Brigadir Yosua dari Sambo. Sementara itu Sambo bersikeras bahwa perintahnya pada Richard adalah untuk menghajar bukan menembak.
"Saya perintahkan Richard untuk hajar Yosua 'hajar Chard', kemudian Richard keluarkan senjata dia kokang kemudian nembak maju sampai Yosua jatuh," ucap Sambo.
4. Bantah Ikut Tembak Tapi Mau Tanggung Jawab Perintah Menembak
Richard sempat mengungkap Sambo juga ikut menembak ke Brigadir Yosua. Namun Sambo membantah ikut menembak Yosua. Meski demikian, Sambo mengatakan siap bertanggung jawab atas semua perintah penembakan pada Brigadir Yosua.
Setelah penembakan, Sambo mengaku sempat minta Richard untuk mengambil senjata Yosua dan menembakkannya ke arah dinding.
Namun keterangan Sambo ini dipertanyakan hakim karena tidak sesuai dengan pernyataan Richard Eliezer dan Ricky Rizal.
Pasalnya dalam sidang sebelumnya, Ricky Rizal mengaku telah mengamankan senjata Yosua dan diletakkan di bagian depan kompartemen mobil.
"Yang saya ketahui saya tidak mendapat informasi bahwa senjata itu sudah diamankan oleh Ricky di Magelang, seingat saya senjata itu ada di pinggangnya kemudian saya refleks mengambil senjata itu kemudian menembakkan ke dinding," jelas Sambo.
5. Bantah Beri Uang ke Bharada E, RR dan Kuat Ma'ruf
Selain itu Sambo juga membantah telah menjanjikan sejumlah uang untuk Richard Eliezer, Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf.
Sambo mengatakan ia hanya memberikan jaminan untuk keluarga ketiganya setelah menuruti skenario yang telah dirancangnya.
Padahal sebelumnya Kuat Ma'ruf mengaku Sambo menjanjikan uang Rp 500 juta kepadanya karena telah mau mengikuti skenario Duren Tiga.
“Saya belum menjanjikan, mungkin penafsiran mereka bahwa nilai itu akan saya berikan pada saat kalau terjadi apa-apa terkait dengan skenario, saya minta untuk mempertahankan itu," ujar Sambo.
"Saya sudah sampaikan di kesaksian mereka bahwa saya tidak pernah menunjukkan uang, cuma saya menjanjikan bahwa saya akan memperhatikan dan bertanggungjawab terhadap keluarga mereka," sambung Sambo.
6. Ngaku Salah Rusak CCTV
Dalam persidangan, Sambo mengakui telah memberikan perintah yang salah untuk menghancurkan video CCTV kompleks Polri yang merekam momen-momen akhir Brigadir Yosua saat masih berada di luar rumah dinas Sambo Duren Tiga. Saat itu Sambo mengaku kaget karena rekaman CCTV itu akan membongkar kebohongannya.
7. Menyesal Tidak Berpikir Logis
Sambo lalu mengeluarkan jurus terakhir yakni mengaku menyesal telah terjadi penembakan pada Brigadir Yosua.
Ia menyesal karena tidak berpikir secara jernih setelah peristiwa yang menimpa Putri Candrawathi di Magelang.
"Itulah yang saya sesali, saya tidak berpikir logis setelah mendengar pukulan berat yang diderita istri saya. Saya minta maaf karena ini harus menjadi panjang seperti ini," pungkas Sambo.
Sumber: Suara.com (Trias Rohmadoni)