SUKABUMIUPDATE.com - Tahun 2023 disuguhkan dengan berbagai peristiwa nasional yang menggemparkan.
Suku bunga tinggi, perpu cipta kerja, pemilu 2024 hingga berbagai polemik nasional yang menarik perhatian publik.
Suku bunga tinggi termasuk salah satu tantangan penting di tahun 2023 ini, mengingat ekonomi akan terus bertumbuh di Indonesia.
Baca Juga: Tok! Jokowi Sahkan Perpu No 2/2022 Cipta Kerja, Airlangga Hartanto: Kebutuhan Mendesak
Mengutip Tempo.co, Indonesia disebut memiliki modal yang baik menghadapi tahun 2023, namun bakal menghadapi tantangan berbeda, seperti suku bunga yang tinggi.
Hal ini diungkap Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim As Syuaibi. Ia menyatakan, modal tersebut terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sudah di atas 2019 atau periode sebelum pandemi Covid-19.
Menurutnya, hal itu terlihat dari indikator pemulihan ekonomi yang tumbuh secara merata dari sisi permintaan dan investasi.
"Sebagai modal untuk tahun 2032 adalah cadangan devisa Indonesia di Desember 2022 bertambah USD 3,2 miliar (sekitar Rp 49,9 triliun) ke posisi USD 137,2 miliar (sekitar Rp 2.140 miliar)," kata dia melalui keterangan yang diterima Tempo, Senin, 9 Januari 2022.
Baca Juga: Gurun Hijau Arab Saudi Viral, Kemenag RI Bahas Peristiwa Serupa di Tahun 2009
Ibrahim, melanjutkan capaian ini berhasil meningkat dibandingkan posisi pada akhir November 2022. Peningkatan posisi cadangan devisa pada Desember 2022, kata dia, dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, serta penarikan pinjaman pemerintah.
"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,0 bulan impor atau 5,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," ungkap Ibrahim.
Menurutnya, cadangan devisa itu mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Ke depan, BI memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga.
"Selain itu, Indonesia akan menghadapi tantangan yang berbeda di 2023, seperti kenaikan suku bunga yang beberapa kali lagi dan stay there sampai at least 2024. Itu berarti capital outflow tinggi dan a little bit longer," jelasnya dikutip via Tempo, Selasa (10/1/2023).
Baca Juga: Apa Itu IHSG? Indeks Saham di Dunia Keuangan Digital yang Turun Hari Ini (6/1)
Selain kenaikan suku bunga, kata dia, kemungkinan akan terjadi resesi sehingga Indonesia perlu rencana guna sebagai langkah mitigasi terhadap hal tersebut.
Terakhir, dia juga mengungkap mata uang rupiah yang ditutup menguat 65 point walaupun sebelumnya sempat menguat 70 poin di level Rp 15.567 dari penutupan sebelumnya di level Rp.15.632.
Sedangkan untuk perdagangan besok, kata dia, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp. 15.540 - Rp. 15.630.
Sumber : Tempo.co