WFH Untuk Atasi Kemacetan? Pengamat Transportasi: Bukanlah Sebuah Solusi

Jumat 06 Januari 2023, 18:15 WIB
Ilustrasi. Pengamat Transportasi menilai jika Work From Home (WFH) bukanlah solusi untuk mengatasi kemacetan | Foto: Unplash

Ilustrasi. Pengamat Transportasi menilai jika Work From Home (WFH) bukanlah solusi untuk mengatasi kemacetan | Foto: Unplash

SUKABUMIUPDATE.com - Baru-baru ini muncul sebuah petisi untuk kembalikan Work from Home (WFH) atau petisi WFH karena jalan lebih macet, polusi, dan bikin tidak produktif telah ditandatangani tidak kurang 20 ribu orang di laman change.org pada pukul 16.00 WIB, Jumat (6/1/2023). Petisi itu dibuat oleh akun bernama Riwaty Sidabutar.

Melansir dari kantor berita Antara via Suara.com, dari rilis tertulis, pengamat transportasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Ahmad Munawar mengatakan, penerapan kembali WFH bukanlah solusi mengatasi persoalan kemacetan transportasi di DKI Jakarta.

"Penyelesaian macet itu dengan sistem transportasi yang baik dan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi," jelas Ahmad Munawar dari Yogyakarta, Kamis (5/1/2023).

Baca Juga: Ayah Tiko Ditemukan? Diduga Sudah Meninggal Sejak Tahun 2015

Hal itu disampaikannya dalam merespons munculnya petisi kembalikan WFH di Jakarta yang salah satunya karena Work from Office (WFO) dinilai sebagai biang kemacetan.

Ahmad Munawar menyampaikan bahwa kemacetan bisa diselesaikan dengan penyediaan fasilitas angkutan umum yang memadai serta pengurangan kendaraan pribadi dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Dibandingkan daerah lainnya, DKI Jakarta terbaik dalam penggunaan angkutan umum. Akan tetapi karena jumlah penduduknya sangat banyak, sehingga perlu diperbaiki lagi.

Baca Juga: Tayang Hari Ini di Bioskop Indonesia, Simak Sinopsis Film M3GAN Teror Boneka Cantik

"Persentase penggunaan angkutan umum di Jakarta termasuk tinggi, tetapi banyak yang tinggal di luar Jakarta sehingga perlu penambahan angkutan umum dan subsidi yang tinggi," tandas Ahmad Munawar.

Terkait kebijakan bekerja secara WFH atau WFO, sebaiknya tidak ditetapkan sama rata di setiap sektor.
Sebaiknya, pengaturan kebijakan sistem kerja dilakukan oleh instansi masing-masing disesuaikan dengan jenis pekerjaan maupun kondisi pegawainya.

Ahmad Munawar menambahkan, di sektor pendidikan, pembelajaran berjalan kurang efektif dengan WFH karena menggunakan sistem daring.

Baca Juga: Lengkap! Formasi Lulusan D3 untuk CPNS 2023, Simak Dokumen dan Syaratnya

"Ada hal-hal yang tidak tercapai dengan maksimal saat dilakukan secara online seperti interaksi dan diskusi antara dosen dengan mahasiswa. Namun, saat pembelajaran kembali dilakukan di kampus pembelajaran berlangsung lebih efektif," jelasnya.

Sementara menurut Ikaputra, pengamat tata rancang kota sekaligus Ketua Pusat Studi Transportasi (Pustral) UGM, apabila kebijakan WFH kembali diterapkan justru akan menghambat bahkan menghentikan kerja transportasi publik.

"Perputaran ekonomi di sektor transportasi akan berhenti, perputaran ekonomi hanya terjadi di kantor saja. Ini yang harus dipahami juga," ungkap Ikaputra.

Sumber: Suara.com

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Inspirasi18 Januari 2025, 15:00 WIB

Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini!

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Ilustrasi - Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini! (Sumber : Freepik.com/@ASphotofamily)
Sukabumi18 Januari 2025, 14:58 WIB

Pengendara Terjebak Berjam-jam, Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi Buka Tutup Pasca Longsor

Saat ini jalan sudah dibuka, tetapi dengan sistem buka tutup.
Antrean kendaraan di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Dokumen Pengendara
Sukabumi18 Januari 2025, 14:13 WIB

Pulihkan Ekosistem Pasca Bencana, Penanaman Pohon di DAS Sungai Cikaso Sukabumi

Kegiatan ini untuk mencegah bencana serupa di masa depan.
Penanaman pohon di DAS Cikaso, Desa Cibadak dan Desa Pabuaran, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Dokumentasi Panitia
Food & Travel18 Januari 2025, 14:00 WIB

Menikmati Deburan Ombak di Pantai Karang Tawulan, Wisata Eksotis Mirip Tanah Lot di Tasikmalaya

Tersembunyi di wilayah selatan kabupaten, pantai Karang Tawulan menawarkan keindahan alam yang masih asri dan jauh dari hiruk pikuk kota.
Pantai Karang Tawulan adalah sebuah destinasi wisata pantai yang menarik di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. (Sumber : Instagram/@riskardr/@dadanwardana99).
Bola18 Januari 2025, 12:00 WIB

Prediksi PSM Makassar vs PSBS Biak di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025.
PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025. (Sumber : Instagram/@psbsofficial/X/@psm_makassar).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:57 WIB

Satpam Asal Sukabumi Tewas di Rumah Mewah Bogor, Keluarga Temukan Banyak Luka Serius

Korban sempat menghubungi istrinya melalui pesan singkat.
Rumah duka Septian (37 tahun) di Kampung Cibarengkok RW 01, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ilyas Supendi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:36 WIB

Daftar SKPD dengan Aduan Terbanyak pada 2024, Menurut Data Diskominfo Kota Sukabumi

Pemerintah Kota Sukabumi menerima 106 aduan masyarakat sepanjang 2024.
Apel di Lapang Setda Balai Kota Sukabumi pada Senin (15/7/2024). | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:20 WIB

Tahun 2025, Dishub Kota Sukabumi Bakal Perketat Pengawasan Kendaraan Pariwisata

UPTD PKB Dishub akan melakukan upaya untuk mendukung pemerintah pusat.
Kepala UPTD PKB Dishub Kota Sukabumi, Endro. | Foto: Website Kota Sukabumi
Aplikasi18 Januari 2025, 11:15 WIB

Raksasa Mesin Pencari Google Mulai Ditinggalkan, Ternyata Teknologi Ini Penggantinya!

Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda.
Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda. (Sumber : Pixabay.com/@Simon).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:06 WIB

Diskominfo Rilis Laporan 2024: SP4N-Lapor Kota Sukabumi Terima 106 Aduan Masyarakat

Mei menjadi bulan tertinggi dengan 15 aduan.
(Foto Ilustrasi) Diskominfo Kota Sukabumi merilis data yang masuk ke SP4N Lapor sepanjang 2024. | Foto: Istimewa