SUKABUMIUPDATE.com - Tahun 2022 meninggalkan catatan gempa bumi dengan kuantitas mencapai 10.792 kali kejadian.
Data Kejadian Gempa Bumi tersebut terhitung sejak 1 Januari hingga 29 Desember 2022 bersumber dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Kabupaten Cianjur tercatat menjadi satu diantara dua gempa bumi mematikan dengan magnitudo 5,6.
Hal tersebut diketahui dari Akun Twitter pribadi Daryono selaku Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG pada Minggu (1/1/2023).
Baca Juga: Termasuk di Cianjur, Gempa Merusak 2022 Tertinggi Kedua dalam 22 Tahun
"Hasil monitoring gempa BMKG selama 2022 terjadi aktivitas gempa di Indonesia sebanyak 10.792 kali, gempa dirasakan 807 kali dan gempa merusak sebanyak 22 kali" tulis @DaryonoBMKG, dikutip Minggu (1/1/2023).
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG turut memperjelas soal dua kali gempa mematikan (deadly earthquake) pada periode Januari sampai Desember 2022, yakni gempa Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat dengan magnitudo 5,6 dan gempa dengan magnitudo 6,3 di Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat.
Berdasarkan catatan redaksi sukabumiupdate.com, sepanjang tahun 2022, ada 22 Gempa Bumi Merusak di Indonesia, diantaranya:
Baca Juga: Selain Patahan Cugenang, Ini Daftar Sesar Aktif di Jawa Barat
- 10 Januari 2022 Gempa Tobelo M5,5: Rumah dan 4 fasum rusak, 2 orang luka-luka
- 10 Januari 2022 Gempa Tobelo M5,2: Beberapa rumah rusak di Tobelo
- 14 Januari 2022 Gempa Banten M6,6: Lebih dari 300 rumah rusak
- 22 Januari 2022 Gempa Melonguane M6,1: 8 rumah rusak
- 25 Februari 2022 Gempa Pasaman Barat M6,2: 2.226 rumah fasum rusak, 25 orang meninggal, 45 orang luka berat dan 336 orang luka ringan
- 14 Maret 2022 Gempa Nias M6,7: 1 rumah rusak dan 1 orang luka-luka
- 26 Maret 2022 Gempa Kendari M5,2: 1 bangunan rusak
- 18 April 2022 Gempa Galela-Tobelo M5,2: 137 rumah rusak
- 8 Juni 2022 Gempa Mamuju M5,8: Merusak Gedung PKK Provinsi, 4 orang luka-luka
- 1 Juli 2022 Gempa Ketapang Kalbar M4,9: 1 rumah rusak ringan
- 29 Juli 2022 Gempa Karangasem-Gianyar M4,6: 4 rumah rusak
- 22 Agustus 2022 Gempa Lombok M5,8: 1 rumah rusak di Mandalika
- 29 Agustus 2022 Gempa Siberut M6,4: 4 rumah rusak
- 11 September 2022 Gempa Siberut M6,1: 16 bangunan rusak 1 orang luka-luka
- 1 Oktober 2022 Gempa Tapanuli Utara M6,0: 1.316 rumah di Tapanuli Utara rusak
- 9 Oktober 2022 Gempa Sukabumi-Bayah M5,5: 8 rumah rusak
- 20 November 2022 Gempa Kupang M5,5: Beberapa rumah rusak di Kecamatan Amarasi
- 21 November 2022 Gempa Cianjur M5,6: 53 ribu rumah rusak berat dan 334 orang meninggal
- 23 November 2022 Gempa Banyuglugur Situbondo M4,1: 4 rumah rusak
- 3 Desember 2022 Gempa Garut-Tasik M6,4: 5 rumah rusak dan 1 orang luka-luka
- 8 Desember 2022 Gempa Sukabumi M5,8: 1 rumah rusak
- 13 Desember 2022 Gempa Karangasem M5,2: 10 rumah rusak
Baca Juga: Patahan Cugenang Penyebab Gempa Bumi Cianjur, 3 Hal Penting Soal Sesar Aktif
Berdasarkan catatan BMKG, gempa yang sangat merusak untuk wilayah Sukabumi dan Kabupaten Cianjur disebabkan oleh kedalaman pusat gempa yang dangkal, lokasi permukiman berada pada tanah lunak/lepas (efek tanah lunak) dan perbukitan (efek topografi) serta struktur bangunan tidak memenuhi standar aman gempa.
Akibatnya ada bahaya ikutan yang terjadi meliputi rekahan tanah, longsoran hingga runtuhan batu.
Kabupaten Cianjur per 21 November 2022 lalu diketahui mengalami Gempa Bumi kategori Merusak, termasuk jenis gempa tektonik kerak dangkal (Shallow Crustal Earthquake). Episenter Gempa Bumi Kabupaten Cianjur terletak pada zona gempa sesar aktif yang belum terpetakan.
Gempa Cianjur juga memiliki mekanisme sesar geser (strike-slip) dengan parameter yang telah disebarluaskan oleh BMKG dalam waktu 1 menit 18 detik.
Lebih lanjut, Daryono BMKG menerangkan salah satu langkah guna meningkatkan kapasitas pendeteksian gempa adalah dengan penambahan jaringan seismograf.
Sumber : Twitter @DaryonoBMKG