Apindo Prediksi PHK Bisa Berlanjut di 2023, Tiga Industri Ini Paling Terdampak

Kamis 22 Desember 2022, 20:15 WIB
(Ilustrasi) Ancaman resesi global makin tampak, Apindo memprediksi PHK massal masih akan berlanjut di 2023 (Sumber : Unplash)

(Ilustrasi) Ancaman resesi global makin tampak, Apindo memprediksi PHK massal masih akan berlanjut di 2023 (Sumber : Unplash)

SUKABUMIUPDATE.com - Ancaman PHK massal diperkirakan bisa terus berlanjut di tahun 2023. Hal itu diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani.

Ia mengingatkan bahwa pengaruh resesi global 2023 sangat nyata. Salah satunya pada penurunan agregat permintaan ekspor produk hasil industri padat karya.

“Diikuti dengan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) besar-besaran di penghujung tahun 2022 yang diproyeksikan akan terus berlanjut di tahun 2023,” ujar dia dalam konferensi pers di kantor Apindo, Jakarta Selatan, pada Rabu, 21 Desember 2022 dikutip dari Tempo.co.

Baca Juga: Daftar Motor Listrik Murah di Indonesia, Kendaraan Masa Depan yang Futuristik

Menurut Hariyadi, hal itu bisa terjadi jika angka ekspor turun meskipun masih belum bisa diprediksikan. Dia berharap ekspor bisa pulih di kuartal kedua 2023, karena kemungkinan pada kuartal pertama ekspor kemungkinan masih belum mengalami pemulihan.

“Tapi kuartal kedua kita harapkan ada rebound ini juga masih tanda tanya untuk masalah PHK. Mudah-mudahan permintaan terhadap komoditas ekspor kita akan bertambah sehingga memberikan dampak positif untuk kita,” tutur Hariyadi.

Sejak awal semester dua 2022, Apindo mencatat industri padat karya seperti tekstil dan produk tekstil (TPT) dan alas kaki dihadapkan pada penurunan permintaan pasar global, khususnya dari negara-negara maju.

Baca Juga: Presiden Jokowi Ungkap Alasan Rencana Pemberian Insentif Mobil dan Motor Listrik

Di industri TPT dan alas kaki terjadi penurunan pesanan antara 30-50 persen untuk pengiriman akhir tahun 2022 sampai kuartal pertama 2023.

“Kondisi tersebut memaksa perusahaan-perusahaan di sektor itu untuk mengurangi produksi secara signifikan dan berujung pada pengurangan jam kerja hingga PHK,” ucap dia.

Hariyadi menggambarkan berdasarkan laporan dari industri garmen, tekstil dan alas kaki telah terjadi PHK atas 87.236 pekerjanya hanya dari 163 perusahaan.

Baca Juga: Akreditasi RSUD Sekarwangi, Bupati Sukabumi Sebut Pelayanan Kesehatan Harus Baik

Data tersebut berbeda dengan yang dicatat oleh BPJS ketenagakerjaan yang mencatat 919.071 yang mengalami PHK, karena mencairkan dana Jaminan Hari Tua selama periode Januari-1 November 2022.

Data tersebut, Hariyadi menuturkan, merupakan data yang paling memadai sebagai sumber informasi yang valid. Karena, setiap Pekerja BPJS Ketenagakerjaan yang terkena PHK berkepentingan menarik dana JHT-nya, dibandingkan data PHK di kementerian dan lembaga lainnya yang bersumber dari laporan perusahaan yang kebanyakan tidak melaporkannya.

Jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya tercatat PHK sejumlah 376.456 pada tahun 2019, 679.678 (2020) dan 922.756 (2021). “Proyeksi PHK yang tersisa dua bulan sampai akhir tahun 2022 sangat mungkin melebihi PHK tahun 2021 karena krisis ekonomi global yang sudah terjadi di penghujung tahun 2022,” ucap Hariyadi.

Baca Juga: Program Kemendikbud Untuk Guru Ini Telah Dibuka, Kesempatan Menjadi Kepala Sekolah

Di sisi lain, dia melanjutkan, penciptaan lapangan kerja terus berkurang akibat investasi padat modal dan pemanfaatan teknologi yang kemungkinan akan berlanjut di tahun depan.

Jadi Apindo memperkirakan bahwa segmen padat modal ini akan terus membesar dan padat karyanya akan semakin berkurang.

“Ini juga menjadi catatan untuk kita semua bahwa apa yang selalu kami sampaikan dari sisi tumbuhnya investasi itu memang akan terus berlanjut. Tapi dari segi kualitas penyerapan tenaga kerjanya yang nanti akan masih menjadi masalah bagi kita semua,” kata Haryadi.

Apindo juga mengutip data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), bahwa dalam tujuh tahun terakhir daya serap pekerja terus mengalami penurunan. Hingga tidak sampai sepertiganya, dari 4.594 tenaga kerja yang terserap per Rp 1 Triliun Investasi (2013) menjadi 1.340 tenaga kerja (2021).

Baca Juga: 10 Wilayah di Sukabumi yang Paling Sepi, Juaranya Kecamatan Tegalbuleud

Dengan angkatan kerja 143,72 juta orang dimana 135,30 juta orang bekerja, jumlah pengangguran masih tinggi sebanyak 8,42 juta orang berdasarkan data Badan Pusat Statistik atau BPS periode Agustus 2022. “Tentu sangat diperlukan penciptaan lapangan kerja yang masif,” tutur dia.

Sumber: Tempo.co

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Sehat22 Februari 2025, 20:30 WIB

Panduan Aman Puasa Intermiten untuk Ibu Menyusui: 8 Tips dan Hal yang Perlu Diperhatikan

Puasa intermiten dapat memberikan manfaat bagi ibu menyusui jika dilakukan dengan benar dan hati-hati. Namun, keamanan dan efektivitasnya bergantung pada kebutuhan tubuh masing-masing ibu dan respons bayi.
Ilustrasi panduan aman puasa intermiten untuk ibu menyusui (Sumber: Freepik/@freepik)
Life22 Februari 2025, 20:00 WIB

Amankah Mencoba Puasa Intermiten Saat Menyusui? Simak Ulasan Berikut

Sebelum mencoba puasa intermiten ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar proses menyusui tetap optimal dan kesehatan bayi tetap terjaga.
Amankah mencoba puasa intermiten saat menyusui? (Sumber: Freepik/@freepic.diller)
Musik22 Februari 2025, 20:00 WIB

Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta

boygroup NCT Wish akan menyapa penggemar Indonesia untuk pertama kali sejak debut melalui Asia Tour yang bakal digelar pada 31 Mei 2025 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta.
Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta (Sumber : Instagram/@nctwish_official)
Sehat22 Februari 2025, 19:30 WIB

Mengenal Maskne: Ketahui Penyebab dan 7 Masalah Kulit Akibat Penggunaan Masker

Maskne adalah masalah kulit yang umum terjadi akibat penggunaan masker secara terus-menerus.
Ilustrasi berbagai permasalahan kulit akibat penggunaan masker wajah (Sumber: Freepik/@freepik)
Sehat22 Februari 2025, 19:10 WIB

Mengenal Maskne: Siapa yang Lebih Berisiko dan 5 Cara Efektif Mengatasinya

Maskne adalah tantangan kulit yang bisa dialami siapa saja, tetapi dengan perawatan yang tepat, masalah ini dapat dikelola.
Ilustrasi cara efektif mengatasi maskne (Sumber: Freepik/@rawpixel.com)
Film22 Februari 2025, 19:00 WIB

Dipenuhi Genre Aksi, 8 Drama Korea Baru yang Tayang di Disney+ pada 2025

Platform Disney+ Hotstar telah resmi mengumumkan daftar drama korea terbaru yang bakal tayang selama tahun 2025. Bahkan, beberapa di antaranya akan segera tayang.
Dipenuhi Genre Aksi, 8 Drama Korea Baru yang Tayang di Disney+ pada 2025 (Sumber : Instagram/@disneypluskr)
Sukabumi22 Februari 2025, 18:52 WIB

Momen Langka Keakraban Dua Kepala Daerah Sukabumi Disorot Aktivis, Beri Catatan Soal Kolaborasi

Ayep Zaki mengaku ia bersama Asep Japar hanya melangsungkan obrolan ringan.
Bupati Sukabumi Asep Japar dan Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki. | Foto: Istimewa
Sehat22 Februari 2025, 18:50 WIB

6 Tips Mudah Perawatan Kulit untuk Menghindari Maskne

Maskne mungkin menjadi tantangan baru dalam perawatan kulit, tetapi dengan kebiasaan yang benar, Anda bisa mencegahnya. Pilih masker yang nyaman, jaga kebersihan masker, dan berikan waktu bagi kulit untuk beristirahat.
Ilustrasi tips mudah merawat kulit untuk menghindari maskne (Sumber: Freepik/@diana.grytsky)
Sukabumi22 Februari 2025, 18:44 WIB

Motif Warisan Muncul di Balik Pembunuhan Tragis Kakak oleh Adik di Sukabumi

F menghabisi nyawa kakaknya menggunakan pedang jenis samurai katana.
Keranda jenazah Hendra (55 tahun) di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi. | Foto: SU/Asep Awaludin
Nasional22 Februari 2025, 18:29 WIB

Diperiksa Propam, 4 Polisi Diduga Menekan Band Sukatani untuk Tarik Lagu Kritik

Polda Jawa Tengah memeriksa empat polisi yang diduga menekan Band Sukatani hingga menarik lagu kritik mereka, Bayar, Bayar, Bayar. Polri membantah intervensi, sementara publik menyoroti kebebasan berekspresi.
Band Sukatani saat tampil di atas panggung, dikenal dengan gaya bermusik punk dan kritik sosial dalam lirik lagunya. (Sumber : Instagram/@sukatani.band)