SUKABUMIUPDATE.com - Baru-baru ini Bupati Meranti yang bernama Muhammad Adil tengah menjadi perbincangan hangat para warganet di media sosial.
Dalam video yang sedang viral, sosok Bupati Meranti mengungkapkan kekecewaannya terkait pengalokasian Dana Bagi Hasil (DBH) migas yang dinilai tidak adil dan tidak transparan.
Bahkan, saking merasa kesal, Muhammad Adil sampai mengancam akan meninggalkan Indonesia dan meminta supaya Kepulauan Meranti diberikan saja ke Negara Malaysia.
Diketahui, kekesalan Bupati Meranti itu diungkapkan pada saat mengikuti Rakornas bertajuk Perspektif Daerah Penghasil berdasarkan UU nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Baca Juga: Pulau Widi di Maluku Utara Muncul di Situs Lelang Amerika Serikat, Kok Bisa?
Berbicara soal Meranti, Kepulauan Meranti sendiri adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Riau, Indonesia dan ibu kotanya berada di Selatpanjang.
Kabupaten Meranti juga dikenal sebagai salah satu kawasan Pengembangan Ketahanan Pangan Nasional karena mereka merupakan salah satu penghasil sagu terbesar di Indonesia.
Untuk lebih lanjut, berikut adalah profil Kabupaten Meranti yang dapat Anda simak.
Sejarah Kabupaten Meranti
Mengutip dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti, sejarah asal-usul dari kabupaten ini berawal dari pemekaran dari Kabupaten Bengkalis yang dibentuk pada 19 Desember 2008.
Dasar hukum berdirinya Kabupaten Kepulauan Meranti, tertuang dalam Undang-undang nomor 12 tahun 2009, tanggal 16 Januari 2009.
Masyarakat Meranti sebelumnya telah memperjuangkan pemekaran Kabupaten Kepulauan Meranti sejak tahun 1957. Karena belum menemukan titik temu, kemudian masyarakat Meranti terus menuntut pemekaran dari tahun 1970 dan 1990-an.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Trofi Piala Dunia, Ada Ukiran Kepulauan Indonesia
Dengan perjuangan gigih para tokoh masyarakat Meranti, lalu dibentuklah Badan Perjuangan Pembentukan Kabupaten Meranti (BP2KM) pada tanggal 25 Juli 2005, sebagai wadah aspirasi masyarakat Meranti untuk memekarkan diri dari Kabupaten Bengkalis.
Sejarah Kota Selatpanjang
Kota Selatpanjang adalah pusat pemerintahan dari Kabupaten Kepulauan Meranti, dulunya kota ini merupakan salah satu bandar (kota) tersibuk dan terkenal dengan perniagaannya pada era Kesultanan Siak.
Bandar ini pada zaman dahulu masyarakatnya terbentuk heterogen, yaitu suku Melayu dan Tionghoa. Kedua suku itu kemudian menciptakan hubungan erat dalam keharmonisan kegiatan kultural maupun perdagangan.
Dengan terciptanya ketoleransian antar persaudaraan, faktor itulah yang membuat kota Selatpanjang subur akan perdagangan dan lalu lintasnya barang atau manusia dari China ke nusantara maupun sebaliknya.
Baca Juga: Kukang di Pantai Minajaya Sukabumi, 4 Satwa Pulau Jawa yang Terancam Punah
Selatpanjang dan sekitarnya sebelumnya merupakan daerah kekuasaan dari Kesultanan Siak Sri Indrapura yang menjadi salah satu kesultanan terbesar di Riau pada masa itu.
Seiring waktu yang berlalu dari masa Kesultanan Siak hingga masa Pemerintahan Kolonial Belanda, kota Selatpanjang dan sekitarnya di awal Pemerintahan Republik Indonesia menjadi wilayah kewedanan di bawah Kabupaten Bengkalis serta statusnya berubah jadi Kecamatan Tebingtinggi.
Kemudian pada tanggal 19 Desember 2008, daerah selatpanjang dan sekitarnya berubah menjadi Kabupaten Kepulauan Meranti yang memisahkan diri dari Kabupaten Bengkalis.
Geografi Kabupaten Meranti
Secara geografis, Kabupaten Kepulauan Meranti berada pada titik koordinat antara sekitar 0° 42' 30" - 1° 28' 0" LU, dan 102° 12' 0" - 103° 10' 0" BT, dan terletak di sebagian pesisir Timur Pulau Sumatera.
Lalu pesisir pantainya berbatasan langsung dengan sejumlah negara tetangga yaitu wilayah Segitiga Pertumbuhan Ekonomi (Growth Triagle) Indonesia-Malaysia-Singaore (IMS-GT).
Luas dari Kabupaten Meranti mencapai 3707,84 km², sementara luas ibu kota Selatpanjang adalah 45,44 km².
Batas-batas wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti sebagai berikut:
- Utara berbatasan dengan Selat Malaka dan Kabupaten Bengkalis
- Selatan berbatasan dengan Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan
- Barat berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis
- Timur berbatasan dengan Kabupaten karimun dan Provinsi Kepulauan Riau
- Demografi Kabupaten Meranti
Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kepulauan Meranti selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir dari tahun 2000 sampai 2010 mencapai 0,6 persen. Di Kabupaten Kepulauan Meranti terdapat tujuh agama yang dianut oleh masyarakatnya.
Baca Juga: Hoaks, Video Sejumlah Negara Siap Bela Indonesia Terkait Pulau Pasir
Agama itu yaitu, Islam 160,585 Jiwa, Kristen 12,370 jiwa, Katolik 168 jiwa, Budha 23,961 jiwa, Konghucu 1,374 jiwa dan Hindu sebanyak 75 jiwa. Sarana prasarana di Kabupaten Kepulauan Meranti yakni, Masjid 243 buah, Musholla 300 buah, Gereja 15 buah dan Vihara 37 buah, seperti dihimpun dari laman uin-suska.ac.id.
Tak hanya agamanya saja yang beragam, tetapi etnis yang tinggal di Kabupaten Kepulauan Meranti pun cukup bermacam-macam, seperti Suku Melayu, Suku Minangkabau, Suku Bugis, Suku Batak, Suku Jawa dan Suku Tionghoa.
Kabupaten termuda di wilayah Provinsi Riau itu, secara administratif terdiri 9 Kecamatan dan 101 desa atau kelurahan, seperti pada gambar berikut ini.
Pemerintahan Kabupaten Meranti
Mengutip dari laman Profilpelajar.com, daftar Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti dari masa ke masa.
- Drs. H. Syamsuar, M.Si (26 Mei 2009-30 Juli 2010) Pelaksana Tugas (Plt) Bupati
- Drs. Irwan Nasir, M.Si - Drs.Masrul Kasmy,M.Si (30 Juli 2010-30 Juli 2015) Bupati dan Wakil Bupati
- Drs. Edy Kusdarwanto, MM (30 Juli 2015-17 Februari 2016) Penjabat(Pj) Bupati
- Drs. Irwan Nasir, M.Si - Drs. H. Said Hasyim (17 Februari 2016-17 Februari 2021) Bupati dan Wakil Bupati (17 Februari 2021-26 Februari 2021) Pelaksana Harian (Plh.) Bupati
- Muhammad Adil - Asmar (26 Februari 2021 - Petahana) Bupati dan Wakil Bupati
Potensi Kabupaten Meranti
Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki sejumlah potensi sumber daya alam yang menjadi penopang kehidupan sehari-hari dari masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti. Masyarakat disana bekerja di berbagai sektor seperti bertani, pelaut, nelayan dan berdagang.
Dilansir dari uin-suska.ac.id, jika dilihat dari letak geografis Kabupaten Kepulauan Meranti mempunyai potensi perairan laut dan perairan umum yang cukup luas. Selain itu, Kabupaten Meranti juga memiliki sumber daya alam, baik dari sektor Migas maupun Non Migas.
Baca Juga: 9 Hewan Endemik Pulau Jawa Ini Terancam Punah, Sebagian Bisa Ditemukan di Sukabumi
Sektor Migas Kabupaten Kepulauan Meranti berupa minyak bumi dan gas alam yang berlokasi di daerah kawasan pulau Padang. Sementara sektor Non Migas mereka mempunyai beberapa jenis perkebunan seperti Sagu (produksi 440.309 ton/tahun), Kelapa (produksi 50.594,4 ton/tahun), Karet (produksi 17.470 ton/tahun), Pinang (1.720,4 ton/tahun) dan Kopi (produksi 1.685,25 ton/tahun).
Sementara itu di sektor kelautan dan perikanan, Kabupaten kepulauan Meranti menghasilkan tangkapan sekitar 2.206,8 ton/tahun. Selain dari sektor tersebut, masih banyak juga potensi lainnya seperti bidang industri pariwisata, tambang dan energi serta kehutanan.