SUKABUMIUPDATE.com - Jubir alias Juru Bicar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Kholid mengatakan nama Wakil Ketua Majelis Syura sekaligus eks Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher menjadi kandidat Cawapres terkuat yang bakal disodorkan kepada calon mitra koalisi.
PKS dikabarkan bakal menjalin koalisi bersama Partai Demokrat dan Partai NasDem. Seperti diketahui Partai NasDem telah mengumumkan calon presiden atau Capres untuk Pemilu 2024 dari partai mereka adalah mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Mulanya, kata Kholid, PKS mengantongi lima nama kadernya sebagai alternatif Cawapres. Mereka adalah Aher, Hidayat Nur Wahid, Irwan Prayitno, Ahmad Syaikhu, dan Sohibul Iman.
“Dari diskusi antarpimpinan, nama Ahmad Heryawan yang terkuat untuk diajukan dari PKS sebagai alternatif pilihan di tim kecil,” kata Kholid dikutip dari tempo.co, Senin (24/10/2022).
Adapun tim kecil yang dimaksud Kholid adalah tim masing-masing partai calon mitra koalisi. Menurut dia, nama Aher bakal disodorkan kepada tim kecil ini. Aher adalah mantan Gubernur Jawa Barat dua periode yaitu pada 2008-2013 dan 2013-2018.
Kendati demikian, Kholid mengatakan PKS tidak menutup pilihan terhadap alternatif Cawapres lain. Sebab, kata dia, pembahasan soal pendamping Anies di antara calon mitra koalisi masih cair. “PKS tidak menutup pilihan ke yang lain, tentu akan melihat dinamika dalam pembahasan di tim kecil,” kata dia.
Kholid menjelaskan saat ini tim kecil masih berfokus membahas kriteria dan mekanisme pemilihan Cawapres. Dia menyebut ketiga partai berhak untuk mengajukan nama dan kandidat masing-masing mengingat koalisi ini menjunjung tinggi equal partnership.
“Tim kecil masih dalam tahapan penentuan kriteria dan mekanisme pemilihan. Karena prinsip kami equal partnership, jadi masing-masing pihak ajukan nama dan kandidat,” kata dia.
Sebelumnya, Juru Bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan komunikasi partainya dengan Partai NasDem dan PKS makin intensif. Menurut Herzaky, tim kecil dari ketiga partai rutin bertemu.
Tim kecil ini, kata dia, membahas hal-hal teknis yang bernilai strategis, mulai dari visi besar perubahan untuk Indonesia, program kerja, hingga desain pemerintahan yang pas untuk menghadapi tantangan global.
“Kami membahas hal-hal teknis yang bernilai strategis. Bagaimana visi besar perubahan untuk Indonesia yang diperlukan untuk perbaikan, diturunkan dalam bentuk platform pembangunan. Lalu, program kerja seperti apa yang harus dipersiapkan, seperti apa desain pemerintahan yang pas untuk menghadapi tantangan dunia yang makin kompleks ini,” kata Herzaky dalam keterangannya, Minggu, 23 Oktober 2022.
Dia juga mengatakan tim kecil berupaya memantapkan strategi pemenangan. Pasalnya, kata dia, ketiga partai mesti menang untuk merealisasikan perubahan yang diinginkan. Menurut Herzaky, lawan ketiga partai ini dalam Pemilu tidak bisa dianggap enteng. Sehingga, perlu ada strategi dan teknik yang matang.
Adapun ihwal Capres dan Cawapres, Herzaky mengatakan ketiga partai masih berfokus membahas kriteria. Dia menjelaskan, kriteria ini tak jauh berbeda dari yang disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY.
“Pembahasan terkait Capres-Cawapres baru pada kriteria. Belum pada nama. Kriterianya mendekati yang disampaikan Ketum Partai Demokrat Agus H Yudhoyono di Rapimnas. Makin intens dan makin mendekati kata sepakat,” kata Herzaky.
Dia mengatakan kriteria yang dimaksud adalah pasangan calon mesti punya integritas, kapabilitas, elektabilitas, kontribusi pada koalisi, bisa diandalkan di pemerintahan, dan memiliki semangat mengusung perubahan serta perbaikan.
“Jadi, kalau elektabilitas rendah, lalu tidak bisa punya kontribusi dalam membentuk dan stabilitas koalisi, jangan berharaplah jadi Capres-Cawapres yang akan kami usung,” ujarnya.
Sumber: Tempo.co
#SHOWRELATEBERITA