SUKABUMIUPDATE.com - Gempa berkekuatan Magnitudo 5,8 mengguncang wilayah Provinsi Sulawesi Barat pada Rabu siang, pukul 12.32 WIB. Pusat gempa bumi tercatat berada di laut dengan kedalaman 10 kilometer tepatnya 43 km sebelah barat daya Kabupaten Mamuju. Berdasarkan pemodelan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG, gempa tidak berpotensi tsunami.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB kemudian melaporkan dampak dari gempa tersebut mengakibatkan sejumlah bangunan rusak.
"Guncangan gempa mengakibatkan atap Gedung Serbaguna PKK Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Barat roboh. Laporan visual yang diterima BNPB terlihat beberapa kursi berserakan akibat tertimpa atap," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulis.
Gempa dirasakan sedang selama kurang lebih 5 detik. Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Mamuju, warga sempat panik dan keluar rumah maupun gedung.
Laporan Pusat Pengendalian Operasi/Pusdalops BNPB, gempa juga dirasakan sedang di Kabupaten Majene dan Kabupaten Polewali Mandar. Kepanikan juga sempat dialami warga di dua kabupaten tersebut, namun kondisi berangsur kondusif.
"Hingga siaran pers ini dikeluarkan, pihak BPBD setempat masih melakukan kaji cepat dan pendataan kerusakan setelah gempa tersebut," ujar Abdul.
Berdasarkan kajian inaRISK, Provinsi Sulawesi Barat termasuk wilayah dengan potensi bahaya gempa kategori sedang hingga tinggi.
Sebanyak enam kabupaten memiliki potensi bahaya tersebut dengan total luas bahaya 157,522 hektare. Sementara di Kabupaten Mamuju memiliki potensi bahaya gempa sedang hingga tinggi dengan lima kecamatan masuk di dalamnya.
BNPB mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan siaga apabila terjadi gempa susulan. Hindari berada dalam bangunan untuk sementara waktu.
Pada gempa bumi, sebagian besar korban timbul akibat tertimpa reruntuhan bangunan.
Masyarakat dapat melakukan asesmen mandiri dengan memanfaatkan fitur Asesmen Cepat Bangunan Sederhana (ACeBS) pada Inarisk Personal untuk mengetahui kerentanan rumah tinggal sederhana terhadap ancaman gempa bumi.
BMKG: Sudah Tiga Kali Gempa Susulan di Mamuju
BMKG merilis data terbaru hingga Pukul 21.00 WIB. Sudah tiga kali terjadi gempa susulan di wilayah Mamuju dan sekitarnya.
Gempa ketiga Magnitudo 4.8 SR, terjadi Pukul 20:47:59 WIB, Lok: 2.75 LS, 118.50 BT (54 km BaratLaut MAJENE-SULBAR), Kedalaman: 5 km ::BMKG-PGR IV
Saharuddin, warga di Kabupaten Mamuju juga membenarkan gempa masih dirasakan warga. Hanya saja tidak sebesar gempa pertama tadi siang.
"18 menit yang lalu gempa lagi. Cuma tidak terlalu besar," kata Saharuddin dikutip dari SuaraSulsel.id
Menurutnya, sudah banyak warga yang mengungsi ke daerah pegunungan. Khususnya yang tinggal di sekitar pantai.
Pasca gempa bumi di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, siang tadi, banyak warga yang masih khawatir masuk ke dalam rumah. Takut terjadi gempa susulan yang lebih besar.
Baca Juga :
Warga pun membangun tenda-tenda darurat di pinggir jalan raya. Sembari menunggu situasi dipastikan aman. Untuk kembali beraktivitas di dalam rumah atau gedung.
Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Barat menyiapkan posko dan dapur lapangan di Kabupaten Mamuju. Untuk membantu warga yang mengungsi setelah gempa dengan magnitudo 5,8 melanda daerah itu pada Rabu siang.
"Posko dan dapur lapangan didirikan di tiga lokasi yang menjadi pusat pengungsian masyarakat, yakni Stadion Manakarra, Lapangan Akhmad Kirang, dan di Jalur Dua Jalan Poros Mamuju-Kalukku," kata Kepala Polda Sulawesi Barat Irjen Polisi Verdianto I Bitticaca di Mamuju, Rabu sore.
Kepala Polda Sulawesi Barat meninjau pendirian posko dan penyediaan dapur lapangan guna membantu warga yang mengungsi untuk menghindari dampak gempa bumi.
"Kami sudah mengerahkan personel untuk mendirikan posko dan menempatkan kendaraan dapur lapangan untuk melayani saudara-saudara kita yang mengungsi," katanya.
"Nantinya ratusan porsi makanan sehat akan dibagikan," ia menambahkan.
Dia juga mengimbau warga agar tidak panik dan mengikuti arahan pemerintah setelah gempa.
"Waspada boleh tapi jangan panik. Harus tetap tenang dalam menghadapi bencana ini, dan yang terpenting adalah tetap mengikuti instruksi dari pemerintah terkait penanganan bencana," kata Verdianto.
SUMBER: SUARASULSEL.ID