SUKABUMIUPDATE.com - Gambang Kromong atau Gambang Kayu adalah alat musik 5 nada yang sering dimainkan dengan alat musik lain. Gambang Kromong sangat populer di kalangan Tionghoa. Alat musik Gambang Kromong dan lagu-lagu yang dihasilkannya memiliki keterkaitan erat dengan masyarakat Tionghoa.
Alat musik ini populer di masyarakat Tionghoa sekitar tahun 1930-an. Gambang kromong sering digunakan dalam upacara pernikahan pada masa itu sehingga membuat alat musik ini populer. Alat musik ini juga termasuk alat musik ansambel, yaitu alat musik yang harus dimainkan dengan bantuan alat musik lain sehingga menimbulkan harmonisasi.
Biasanya, alat musik Gambang Kromong ini dimainkan dengan alat musik suling/basing, jutao, kongahyan, tehyan, sukong, kecrek, ningnong, satu buah gendang besar, dua buah gendang kecil (kulanter), kempul dan gong.
Menurut jakarta.go.id masyarakat Betawi menjadikan gambang kromong sebagai sarana penyemarak upacara adat dalam rangka lingkaran hidup seseorang seperti perkawinan, nazar dan sunatan.
Baca Juga: Resmi Hiatus dari Industri Musik, NOAH: Kami Pamit Sampai Jumpa Lain Waktu
Dilansir dari laman Kemendikbud, sesuai dengan namanya Gambang Kromong menggunakan dua buah alat musik utama berupa seperangkat alat musik gambang dan seperangkat alat kromong.
Gambang merupakan alat musik berbentuk resonantor yang menyerupai sebuah perahu dengan bagian atas dipasangi bilah-bilah kayu manggarawan, suangking, atau huru batu berbentuk empat persegi panjang.
Sedangkan Kromong berbentuk seperti bonang, yaitu kumpulan 10 buah gong “pecon” terbuat dari perunggu atau kuningan yang disusun dua baris dalam sebuah rak kayu.
Begitulah sejarah singkat dari gambang kromong. Alat musik tradisional dari Betawi atau daerah Batavia pada saat itu yang dahulu terkenal di kalangan masyarakat Tionghoa pada tahun 1930-an.
Sumber: Kemendikbud.go.id | Detik.com/edu | Jakarta.go.id