SUKABUMIUPDATE.com - Hari Guru Nasional di Indonesia dirayakan setiap tanggal 25 November. Hari Guru Nasional 2023 jatuh pada hari Sabtu besok. Lagu Hymne Guru adalah Lagu Wajib Nasional yang biasa dinyanyikan saat Upacara Hari Guru, baik di sekolah maupun di peringatan nasional.
Hari Guru Nasional adalah momen untuk menghargai dan menghormati peran serta kontribusi para guru dalam pendidikan dan perkembangan masyarakat.
Pada Hari Guru Nasional, berbagai kegiatan sering diadakan di sekolah dan lembaga pendidikan untuk memperingati dan merayakan para guru.
Baca Juga: 13 Ciri Orang yang Bahagia Bersama dengan Kita, Terlihat dari Sikapnya
Berikut Lirik Lagu Hymne Guru, lengkap dengan makna dan sejarah singkatnya untuk peringatan Hari Guru Nasional. Yuk, simak!
Lirik Lagu Hymne Guru
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Pembangun insan cendekia
Baca Juga: 10 Ciri Orang yang Senang Berada di Sekitar Kita, Terlihat dari Sikapnya
Merujuk laman SD Negeri Gambiranom, DIY, pencipta Lagu Hymne Guru, Sumarna melakukan perubahan lirik yang awalnya ‘engkau patriot pahlawan bangsa, tanpa tanda jasa’ berubah menjadi ‘engkau patriot pahlawan bangsa, pembangun insan cendekia’.
Perubahan Lirik Lagu Hymne Guru pada kalimat terakhir telah disepakati dan ditandatangani pada tanggal 27 November 2007, disaksikan oleh Dirjen PMPTK Depdiknas dan ketua pengurus besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Perubahan Lirik Hymne Guru itu diperkuat dengan surat edaran Persatuan Guru Republik Indonesia Nomor 447/Um/PB/XIX/2007 per tanggal 27 November 2007.
Makna Lagu Hymne Guru
Merujuk laman SMK Manbaul Ulum (MU) Cirebon, Lagu “Hymne Guru” menggambarkan pentingnya peran guru dalam mendidik dan mencerdaskan anak bangsa.
Seorang guru adalah penerang bagi muridnya yang haus akan pengetahuan dan penuh ketidaktahuan, ungkapan tentang guru ini tertuang dalam lirik “Engkau sebagai pelita dalam kegelapan, engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan, engkau patriot pahlawan bangsa, tanpa tanda jasa”.
Baca Juga: 10 Ciri Orang yang Suka dengan Kita, Perhatikan Tatapan Matanya
Guru yang mengantarkan, mengarahkan, dan memberi pandangan sampai kita tahu mau kemana akan melanjutkan perjalanan.
Makna Lagu Hymne Guru di lirik “Terpujilah, wahai engkau bapak ibu guru” dapat berarti seorang guru tidak hanya sebagai pengantar ilmu pengetahuan saja, melainkan sebagai pendidik bagi murid-muridnya, sehingga mereka dapat berlabuh menjadi pribadi yang bermoral.
Selain itu, Lagu Hymne Guru juga mengenang apa yang telah guru kita kenang dalam membantu langkah yang kita ambil, seperti dalam lirik “Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku.”.
Petuah-petuah yang telah guru berikan, mampu menuntun muridnya dalam menggapai bagian-bagian mimpi yang dimiliki.
Sejarah Lagu Hymne Guru
Guru adalah figur utama dalam dunia pendidikan, sehingga menjadi Guru merupakan pekerjaan yang tiada tanda jasa. Kehadiran seorang guru sangat penting bagi siswa. Tanpa adanya guru, kita tidak akan banyak mengetahui tentang ilmu.
Guru bukan hanya mengajarkan ilmu dasar saja, tetapi juga sebagai pendidik untuk peserta didik agar menjadi lebih baik.
Oleh sebab itu, sudah seharusnya kita menghormati dan menghargai guru. Atas dasar inilah kemudian Sartono menciptakan lagu “Hymne Guru: Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” pada awal tahun 1980-an, sebagai upaya untuk menghargai para guru karena dinilai sangat berjasa untuk pendidikan di Indonesia.
Baca Juga: 11 Ciri Orang yang Nyaman Berada di Sekitar Kita, Dilihat dari Sikapnya
Dilansir via SMK MU Cirebon, dari buku Kumpulan Lagu Wajib Nasional, Tradisional, & Anak Populer (2017) oleh Hani Widiatmoko, Dicky Maulana, Sartono adalah seorang mantan guru seni musik di sekolah yayasan swasta di Kota Madiun, Jawa Timur.
Pria kelahiran Madiun, 29 Mei 1936 ini mempelajari musik secara otodidak tanpa mengenyam pendidikan soal musik. Akan tetapi, pada tahun 1978, ia adalah satu-satunya guru seni musik di wilayah Madiun yang bisa membaca not balok.
Oleh karena keterbatasan alat musik saat itu, Lagu Hymne Guru diciptakan dengan bersiul sambil menuliskan nadanya ke dalam kertas. Lagu Hymne Guru umumnya diputar ketika memperingati Hari Guru Nasional setiap tanggal 25 November, yang juga merupakan kelahiran Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada 25 November 1945.
Sumber: Berbagai Sumber.