SUKABUMIUPDATE.com - Musik folk di Indonesia semakin hari semakin disukai kaum muda, musik dengan alunan melodi ringan dan lirik-lirik puitis dan dalam, bisa mengenai isu-isu sosial, hubungan asmara maupun hal lain.
Namun masih banyak yang belum tahu apa sebenarnya musik folk ini dan bagaimana sejarahnya di Indonesia. Untuk itu kita akan mengulas mengenai musik folk di Indonesia untuk menambah wawasan dunia permusikan kamu.
Mengutip dari laman djarumcoklat, kata folk berasal dari bahasa Jerman, Volk, yang memiliki arti rakyat atau serupa.
Musik folk sendiri mulai berkembang di pertengahan abad ke-19 dan 20. Seseorang berkebangsaan Inggris, Thomas William diyakini menjadi orang pertama yang menggunakan istilah folk untuk menggambarkan tradisi atau adat istiadat yang ada di tengah-tengah masyarakat.
Sejarah Musik Folk di Indonesia
Menurut laman Indie Market, di Indonesia sendiri, musik folk mulai dikenal pada tahun 1960-an dan nama Gordon Tobing digadang-gadang sebagai pelopor genre musik ini di Tanah Air.
Saat itu lagu-lagu Gordon Tobing memang didominasi oleh lagu-lagu kerakyatan. Ia juga seringkali mewakili Indonesia dalam rangka misi kebudayaan Indonesia untuk seni musik.
Bahkan, Gordon sempat dipilih oleh tim ahli seni Australia untuk mewakili Asia pada Art Festival of Perth yang berlangsung tahun 1969.
Mengutip laman mousaik.com, dalam buku Denny Sakrie yang berjudul “100 Tahun Musik Indonesia”, disebutkan ada setidaknya tiga kota besar yang menjadi pionir perkembangan musik folk yakni Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
Di Jakarta, musik Folk mulai dibawakan Kwartet Bintang, Noor Bersaudara, sampai Prambors Vokal Group.
Di Bandung, menurut buku 100 Tahun Musik Indonesia, sejak tahun 1967 sudah ada Trio Bimbo sampai Remy Sylado yang membawakan lagu dengan genre folk ini.
Tahun 1969, Lemon Trees dengan dukungan Gombloh dan Leo Imam Sukarno atau yang lebih dikenal dengan nama Leo Kristi, sudah mulai terdengar di Surabaya.
Selain itu ada juga musisi musik folk Indonesia yang tidak akan pernah terlupakan yaitu Iwan Fals dan Ebiet G. Ade. Bisa dibilang mereka menjadi musisi folk paling populer di tanah air.
Karya-karya musisi legend ini masih terdengar hingga sekarang. Setelah sempat redup, kini musik folk mulai kembali mendapatkan tempat sejak beberapa tahun terakhir.
Munculnya kembali musik folk di Indonesia ditandai dengan munculnya musisi-musisi muda yang menggunakan musik folk sebagai bagian dari karya mereka.
Musisi yang mengambil jalur folk dan bisa dibilang berhasil meraih kesuksesan diantaranya Stars and Rabbit, Payung Teduh, Banda Neira, Float, Nosstress, Jason Ranti, Silampukau, Tigapagi, Endah N Rhesa, Sir Dandy, Danilla Riyadi, Soegi Bornean dan masih banyak lagi.