SUKABUMIUPDATE.com - Kamu pasti pernah menonton aksi para pembalap MotoGP bersama motornya saat bertarung di lintasan, Mereka melaju dengan sangat cepat untuk menjadi yang terdepan.
Tidak mengherankan jika mengingat motor yang digunakan bukanlah motor biasa yang dijual di pasaran. Motor-motor tersebut merupakan motor prototype.
Lalu, pernahkah kamu bertanya berapa kecepatan maksimal yang dapat dicapai oleh motor-motor tersebut?
Dilansir dari tempo.co, di arena MotoGP kecepatan tertinggi yang pernah ditorehkan adalah 356,7 kilometer/jam.
Rekor tersebut dicapai oleh Andrea Dovizioso saat berlaga di Sirkuit Mugello pada 2019, saat menjalani latihan bebas ketiga atau FP3 menggunakan Ducati.
Baca Juga :
Dia mengalahkan waktu tercepat sebelumnya dan tercatat pada sirkuit sama yang dia torehkan tahun sebelumnya.
Menurut laman twowheelsclub.com, kecepatan motor MotoGP reguler bisa setara dengan mobil Formula Satu (F1) Sebuah motor MotoGP rata-rata dengan 1000 cc 4 tak dapat berlari hingga lebih dari 220 mil per jam.
Ini sangat dekat dengan rekor mobil F1 yang mencapai 231 mil per jam. Mobil F1 memiliki rata-rata hingga 118 mil per jam di sekitar lintasan.
Perlu diketahui, temperatur lokasi juga dapat mempengaruhi pengendara. Belum lagi intensitas kompetisi yang cukup membuat siapa pun berkeringat.
Rata-rata pebalap bisa kehilangan hingga dua liter keringat dan sekitar empat kilogram dalam satu kali balapan.
Dikutip dari sebuah video yang diunggah Red Bull Motorsport, Honda RC213V yang digunakan Marc Marquez memiliki suara mesin yang keluar dari knalpot sekeras 128 db. Suara yang dihasilkan dari motor ini lebih dari suara yang dihasilkan pesawat jet.
Pesawat bermesin jet, saat kondisi mesinnya hidup dan terparkir umumnya memiliki kebisingan suara antara 90-100 db. Dapat disimpulkan suara mesin MotoGP memang bisa lebih keras dari mesin pesawat jet.
Oleh karena itu, para pembalap termasuk yang berlaga di MotoGP Mandalika tampak menggunakan penutup telinga ketika hendak balapan. Hal ini guna melindungi gendang telinganya. Sebab, jika mendengarkan suara di atas 80 db secara terus menerus bisa merusak gendang telinga.
SUMBER: TWOWHEELCLUB | TEMPO.co/RINDI ARISKA