SUKABUMIUPDATE.com - Mantan peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Emerson Yuntho mengunggah surat terbuka yang ditujukan untuk Presiden Indonesia Joko Widodo. Surat tersebut berisi soal dinamika yang terjadi selama pembuatan SIM atau Surat Izin Mengemudi di Samsat dan Satpas.
Menurut Emerson, proses pembuatan SIM di Samsat dan Satpas memiliki proses yang rumit. Kemudian dirinya juga kerap kali menemui calo atau petugas yang melakukan praktik pungutan liar alias pungli.
"Dari surat ini sebenarnya muncul harapan, sudahlah stop praktik-praktik kotor di layanan publik seperti samsat dan satpas. Saatnya kita perbaiki ke depan," cuit Emerson melalui akun Twitter pribadinya, sebagaimana dikutip Tempo hari ini, Kamis, 16 September 2021.
Bahkan Emerson memberikan sindiran lucu terkait permasalahan pembuatan SIM ini. Pegiat antikorupsi ini mengatakan jika pembalap Lewis Hamilton dan Valentino Rossi membuat SIM di Indonesia, mungkin mereka berdua akan gagal.
"Dengan model ujian praktik seperti ini, publik percaya Lewis Hamilton akan gagal mendapatkan SIM A dan Valentino Rossi juga tidak mungkin memperoleh SIM C di Indonesia," kata Emerson dalam surat terbuka tersebut.
Mekanisme pembuatan SIM yang sulit dan ujian praktik yang dinilai tidak masuk akal, menurut Emerson akan membuat 75 persen warga Indonesia akan memperoleh SIM dengan cara yang tidak wajar.
"3 dari 4 warga Indonesia mungkin akan memperoleh SIM dengan cara membayar lebih dari seharusnya, menyuap petugas, atau tidak mengikuti prosedur secara benar," ucapnya.
Melalui surat terbuka ini, Emerson berharap adanya pembenahan mekanisme pembuatan SIM agar bisa berjalan dengan baik kedepannya dan terbebas dari pungli. Emerson juga meminta Menko Polhukam dan Kapolri untuk menyelesaikan permasalahan ini secara permanen agar tidak terjadi di kemudian hari.
SUMBER: TEMPO.CO