SUKABUMIUPDATE.com - Motor Engkreg merupakan sepeda motor hasil modifikasi, jadi kendaraan andalan untuk mengangkut hasil pertanian, terutama mengangkut kayu dari dalam hutan.
Sepeda motor hasil modifikasi warga ini begitu unik, karena hampir semua bodi motor dibongkar tinggal menyisakan rangka, mesin dan roda. Sedangkan tangki bensin digantungkan di stang yang juga ikut dimodif menjadi lebih tinggi.
Jojon (41 tahun) warga Desa Bangbayang, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi sudah hampir delapan tahun kuli ngangkut kayu, menggunakan sepeda motor Engkreg untuk mengangkut kayu, pisang, serta hasil bumi lainnya.
"Untuk memodifikasi dibutuhkan anggaran 3 juta - 4 juta. Jadi biasanya beli sepeda motor harga 4 juta, dan dimodifikasi habis 4 juta, namun kalau ingin maksimal habis 10 juta, beli sepeda motornya dan dimodif," jelasnya.
Jojon mengatakan kebanyakan sepeda motor yang di modif jenis honda, kalau mesinnya masih bagus, cuma diganti gir belakang dan gir depan dengan ukuran lebih besar, rantai disesuaikan, terus pasang behel dekat stang, untuk menyimpan barang.
Baca Juga: Motor Engkreg dari Sukabumi Dikerahkan Salurkan Logistik Korban Gempa Cianjur
Baca Juga: Serunya Balap Motor Engkreg di Lapang Tegallega Lengkong Sukabumi
"Kalau kondisi musim kemarau seperti ini, memang tidak banyak hambatan di perjalanan, namun kalau musim hujan, harus dipasang rantai pada ban motornya," ungkapnya.
Kekuatan Engkreg maksimalnya bisa membawa beban 500 kilogram (5 kwintal), kata Jojon, sehari mulai dari pagi, hingga sore hari bisa mengangkut berbagai jenis kayu, ada mahoni, jengjeng, gmelina, dan yang lainnya. Sehari dapat 12 rit, jarak tempuh dari hutan ke jalan raya sekitar 5 kilometer. "Rata rata penghasilan per hari Rp.150 ribu," ucapnya.
"Di Desa Bangbayang, hampir puluhan sepeda motor Engkreg, alat transportasi ini bisa membantu dan memudahkan mengangkut hasil pertanian," pungkasnya.