SUKABUMIUPDATE.com - Memiliki kendaraan bermotor seperti sepeda motor memang harus siap dengan resiko yang harus dihadapi salah satunya mengeluarkan biaya perbaikan contohnya motor mengalami turun mesin.
Jika motor turun mesin, maka siap-siaplah sebagai pemilik Anda akan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.
Jika motor lawas, turun mesin bisa dianggap wajar karena bagaimanapun mesin kendaraan akan mengalami penurunan seiring waktu.
Baca Juga: Spesifikasi Motor Grand Filano Hybrid Skutik Baru Bergaya Klasik, Cek Harganya!
Tapi Anda perlu berhati-hati, pasalnya turun mesin bisa dialami motor baru sekalipun jika kendaraan tidak dirawat dengan baik.
Lantas, apa penyebab motor mengalami turun mesin serta apa saja tanda-tandanya?
Dilansir dari Tempo.co, merujuk dari situs resmi Astra Honda Motor, motor yang turun mesin dan harus mendapat servis motor overhaul menunjukkan gejala tertentu.
Misalnya keluar asap putih dari knalpot, motor sulit dihidupkan, hingga mesin bersuara kasar dan tak bertenaga.
Baca Juga: Jadwal Tayang Preman Pensiun 8, Simak Info Terbarunya Langsung dari Sang Sutradara
Jika Anda mendapati motor Anda punya gejala-gejala tersebut, segeralah ke bengkel untuk memesan jasa servis terbaik.
Penyebab Turun Mesin Motor
Penyebab motor turun mesin bisa jadi beragam. Biasanya, ada masalah signifikan yang terjadi pada sistem bahan bakar, sistem pendingin, piston, maupun mesin utama itu sendiri.
Ada beberapa penyebab turun mesin motor yang paling umum terjadi lantaran sering diabaikan pengendara:
Baca Juga: Persib Kehilangan 1 Pemain, Daftar Perpindahan Pemain Bursa Transfer Liga 1 hingga 17/1
1. Telat Ganti Oli
Secara rata-rata, ganti oli dilakukan biasanya setiap 3.000 kilometer atau sekitar 2–3 bulan sekali. Jika Anda telat ganti oli, mesin motor akan kering lantaran oli yang kian mengental.
Motor pasti menjadi tidak nyaman digunakan karena suara dan getaran keras pada mesin. Telat ganti oli bisa memiliki efek jangka panjang yang berujung turun mesin.
2. Tidak Servis Motor Rutin
Servis rutin sangat penting bagi motor untuk mendeteksi adanya kerusakan dini. Tak hanya ganti oli, servis rutin juga meliputi pengecekan filter udara dan busi. Selain itu, sistem pendingin, rem, serta kopling juga akan dicek demi performa mesin motor tetap prima.
Baca Juga: Minta Jabatan Jadi 9 Tahun, Ratusan Kepala Desa Demo di Depan Gedung DPR
3. Sering Kebanjiran atau Terkena Banjir Parah
Menerobos genangan air yang tinggi, terutama hingga merendam mesin dan knalpot motor, bisa berakibat fatal. Air berisiko masuk ke filter udara dan bercampur dengan pelumas. Maka dari itu, motor harus segera mendapat penanganan dari profesional jika sudah terlanjur terendam banjir.
4. Modifikasi Mesin yang Berlebihan
Pecinta otomotif pasti sudah familiar dengan istilah bore up, yakni upaya meningkatkan performa kendaraan dengan modifikasi mesin. Dengan kata lain, bore up memaksa kinerja mesin agar melampaui kemampuan awalnya.
Baca Juga: Agar Tak Hilang Tergerus Zaman, Nayor di Cibadak Sukabumi Diusulkan Miliki Pangkalan
Bore up standar mungkin tak akan menjadi masalah, tetapi bore up ekstrem atau berlebihan sebaiknya dihindari. Anda harus mencari tahu lebih lanjut soal batasan-batasan bore up yang tidak membuat motor turun mesin.
5. Kelebihan Beban
Pengendara harus memperhatikan kapasitas maksimal motor sesuai dengan panduan pabrikannya. Motor yang overload dapat menyebabkan mesin bekerja sangat keras dan menghasilkan panas berlebih.
Hal ini tentunya akan berujung pada borosnya bahan bakar hingga kerusakan mesin. Bahkan, mengendarai motor dengan beban yang melewati kapasitas maksimal juga bisa mengancam nyawa.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Film Titanic yang Akan Tayang Lagi 10 Februari 2023
6. Usia Mesin yang sudah Tua
Setiap komponen mesin pasti memiliki masa pakai. Ketika usia pakainya sudah habis, penggantian komponen tersebut mau tidak mau harus dilakukan.
Supaya usia mesin bisa maksimal, pengendara harus menggunakan motornya dengan baik, salah satunya dengan tidak menggeber gas terlalu kencang.
Sumber: Tempo.co/Syahdi